Banjir di Kawasan Hulu Kalteng, 19 Desa Terdampak di Murung Raya
Kabupaten paling utara Kalimantan Tengah, Murung Raya, terendam banjir. Wilayah yang merupakan kawasan Heart of Borneo itu dilanda banjir karena air sungai meluap.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Enam kecamatan di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, terendam banjir. Setidaknya 19 desa dan kelurahan terdampak banjir yang menurut pemerintah karena tingginya curah hujan tersebut.
Enam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Uut Murung, Seribu Riam, Sumber Barito, Laung Tuhup, Permata Intan, dan Murung.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Murung Raya Robyanor menjelaskan, sampai saat ini pihaknya masih tersebar di beberapa lokasi untuk melakukan pemantauan dan pengawasan. Pihaknya menyiapkan perahu karet dan berbagai fasilitas lainnya untuk membantu warga melintas di akses jalan yang tertutup banjir.
Sebagian besar banjir tersebut, lanjut Robyanor, terjadi karena meluapnya air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Curah hujan yang tinggi dan terjadi selama beberapa hari itu menyebabkan sungai tak mampu menampung debit air sehingga meluap.
”Saat ini di DAS Barito masih mengalami kenaikan muka air. Tak hanya rumah warga, fasilitas umum juga ikut terdampak,” kata Robyanor saat dihubungi dari Kota Palangkaraya, Senin (23/5/2022).
Robyanor mengungkapkan, banjir terjadi sejak Minggu (22/5/2022) malam. Begitu cepatnya air naik hingga sebagian besar warga mengungsi ke rumah-rumah kerabat. ”Kalau mengungsi ke posko tidak ada, paling hanya ke rumah saudara. Tetapi, banyak rumah di sini bertingkat, jadi bisa menyelamatkan diri ke atas,” ujarnya.
Ketinggian air, lanjut Robyanor, beragam di tiap wilayah kecamatan, bahkan desa. Namun, ketinggian maksimal mencapai 1,5 meter. Beberapa rumah terendam karena terletak di wilayah dengan dataran rendah.
Berjaga-jaga
Kepala Pelaksana BPBD Murung Raya Kariadi mengatakan, pihaknya berada di lokasi dan menyiapkan berbagai fasilitas. Pihaknya juga sudah membuat posko, meski belum digunakan, untuk berjaga-jaga jika banjir terus meningkat.
BPBD sudah mengirim petugas untuk membantu warga melintas dengan perahu karet. Tak hanya itu, Kariadi menambahkan, pihaknya juga dibantu warga yang menyewakan perahu kayu bermotor ataupun jukung (sampan kayu) yang membantu masyarakat sekitar menyeberang sehingga aktivitas masih bisa berlanjut.
BPBD, lanjut Kariadi, terus berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk memantau tinggi muka air. Selain itu, beberapa petugas gabungan juga disebar ke beberapa desa yang memiliki potensi terjadi banjir besar, seperti Kelurahan Beriwit, Desa Juking Pajang, Desa Muara Sumpoi, Puruk Cahu Seberang, dan Desa Bahitom.
”Tim BPBD akan membantu warga yang terdampak banjir dengan menurunkan peralatan seperti perahu karet agar aktivitas masyarakat tetap berjalan, sekaligus mengevakuasi warga yang rumahnya telah terendam,” ujarnya.
Kalau mengungsi ke posko tidak ada, paling hanya ke rumah saudara. (Robyanor)
Kariadi menambahkan, banjir tersebut merupakan banjir tahunan yang terjadi hampir di setiap musim hujan ataupun saat cuaca ekstrem pada peralihan musim terjadi. Pihaknya berharap hujan cepat berlalu agar debit air kembali normal.
Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya, Chandra Mukti Wijaya, menjelaskan, sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah masih dilanda musim hujan. Pihaknya memprakirakan hujan masih akan berlangsung selama satu minggu ke depan.
”Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di wilayah Kalimantan Tengah masih akan terjadi selama seminggu ke depan,” ungkap Mukti.
Menanggapi banjir di Kabupaten Murung Raya, Mukti menjelaskan, wilayah tersebut merupakan daerah Kalimantan Tengah bagian utara. Pihaknya memprediksi awal musim kemarau baru terjadi pada bulan Juli dasarian ketiga.
Dari informasi yang dikumpulkan Kompas, Murung Raya merupakan kawasan Heart of Borneo (HoB) atau jantung Pulau Kalimantan. HoB yang juga merupakan komunitas tiga negara, Brunei, Malaysia, dan Indonesia, memiliki luas kawasan mencapai 22 juta hektar.
Kawasan di Murung Raya merupakan salah satu kawasan HoB yang paling luas. Di tempat ini terdapat kawasan hulu dari berbagai sungai perkasa, seperti Sungai Barito yang panjangnya mencapai 1.090 kilometer. Meskipun masih banyak kawasan hutan, wilayah ini tak luput dari banjir.