Jangan Ragu Suntik ”Booster”, Vaksinasi Beri Perlindungan ketika Bepergian
Masyarakat yang bepergian memiliki risiko tertular Covid-19 yang besar akibat paparan virus yang cukup tinggi. Untuk itu, kekebalan harus diperkuat lewat vaksinasi yang disertai kepatuhan menjalankan protokol kesehatan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi dapat meningkatkan perlindungan dari penularan Covid-19. Maka, pemberian vaksinasi dosis penguat pun amat penting, terutama kepada orang yang rentan, seperti warga lansia, tenaga kesehatan, ataupun orang dengan mobilitas tinggi. Sekalipun telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap, protokol kesehatan tetap yang utama.
Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Amin Soebandrio, di Jakarta, Jumat (2/9/2022), mengatakan, terdapat tiga hal yang dapat memengaruhi seseorang bisa terinfeksi Covid-19 ketika sedang bepergian. Hal itu meliputi tingkat virulensi atau keganasan dari virus, dosis atau banyaknya virus, serta kekebalan yang terbentuk dalam tubuh seseorang.
”Jika kekebalan yang terbentuk bisa semakin besar, risiko penularan pun bisa semakin kecil. Jadi, tugas kita untuk bisa memperkuat kekebalan itu, yakni melalui vaksinasi,” katanya.
Namun, Amin menuturkan, sekalipun seseorang sudah mendapatkan vaksinasi, potensi penularan masih bisa terjadi. Apalagi, jika tingkat kerentanan, seperti keganasan dan banyaknya virus, cukup tinggi.
Risiko penularan semakin tinggi apabila di satu wilayah teridentifikasi adanya penularan dari mutasi virus yang sifatnya lebih cepat menular atau mematikan. Selain itu, risiko juga tinggi jika seseorang berada di tempat dengan kepadatan virus yang tinggi, seperti di dalam ruangan atau di transportasi umum.
Karena itu, ujar Amin, protokol kesehatan harus tetap dijalankan secara optimal meski sudah mendapatkan vaksinasi. Pastikan, ketika berada di tempat yang berisiko, selalu mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, melakukan etika batuk dan bersin yang tepat, serta memastikan ventilasi udara terjaga dengan baik.
Ia pun mendorong masyarakat agar segera melengkapi vaksinasi Covid-19 karena kekebalan yang terbentuk dari vaksinasi bisa menurun setidaknya setelah 6 bulan. Manfaat vaksinasi juga baru bisa maksimal jika kekebalan komunitas sudah terbentuk.
Dengan kekebalan yang tinggi disertai dengan protokol kesehatan yang ketat, risiko penularan bisa dicegah. Dengan begitu, kemungkinan virus bermutasi bisa dikurangi.
Jika kekebalan yang terbentuk bisa semakin besar, risiko penularan pun bisa semakin kecil. Jadi, tugas kita untuk bisa memperkuat kekebalan itu, yakni melalui vaksinasi.
Kementerian Kesehatan mencatat, per 2 September 2022 jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua sebanyak 171 juta penduduk atau 63,3 persen dari total penduduk Indonesia. Sementara dosis penguat atau booster baru mencakup 60,8 juta orang atau 22,5 persen dari total penduduk. Laju capaian vaksinasi di Indonesia ini cukup lambat.
Epidemiolog dan pengajar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama, menyampaikan, cakupan vaksinasi Covid-19 juga harus dipastikan telah melindungi kelompok rentan. Meskipun cakupan vaksinasi sudah tinggi, risiko peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit serta kasus kematian tetap akan tinggi jika kelompok risiko belum mendapatkan vaksinasi.
”Itu seperti yang terjadi di Hong Kong. Cakupan vaksinasi di negara tersebut sudah tinggi, tetapi ternyata cakupan pada kelompok rentan, seperti kelompok lansia, masih rendah. Ini menyebabkan tingkat kematian pun tetap tinggi,” katanya.
Bayu menuturkan, seluruh pihak harus terus berupaya untuk bisa mengejar cakupan vaksinasi bagi seluruh masyarakat. Cakupan vaksinasi tersebut pun perlu merata pada semua masyarakat, baik merata di seluruh wilayah maupun merata pada seluruh tingkat usia.
”Ketimpangan dari vaksinasi harus segera diatasi. Hal tersebut juga diiringi dengan kepatuhan melaksanakan protokol kesehatan. Karena kita tahu, vaksinasi memang bisa mencegah keparahan, tetapi tidak bisa secara optimal mencegah penularan Covid-19,” tuturnya.