Upaya Memotivasi Anak-anak Pedalaman Tetap Semangat Belajar
Anak-anak pedalaman butuh dukungan agar mereka tetap termotivasi belajar di sekolah di tengah keterbatasan. Tak hanya tentang akses bersekolah, anak-anak ini butuh tambahan makanan bergizi serta peralatan sekolah.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·6 menit baca
Anak-anak usia sekolah, terutama sekolah dasar, di daerah pedalaman menghadapi tantangan belajar di tengah keterbatasan fasilitas sekolah dan kemampuan guru menghadirkan pendidikan kontekstual. Menjaga semangat anak-anak pedalaman untuk terus pergi ke sekolah dan belajar butuh kepedulian bersama agar mereka tumbuh dan berkembang tak hanya secara akademik, tetapi juga jiwa dan raga yang sehat.
Di berbagai daerah pelosok, sering dijumpai anak-anak SD yang hadir ke sekolah tanpa sarapan. Para orangtua yang umumnya bekerja sebagai petani atau nelayan harus pergi pagi-pagi, terkadang saat anak belum bangun. Masalah kemiskinan juga membuat orangtua terbatas untuk menyiapkan sarapan bergizi dan berbagai kebutuhan belajar anak di sekolah.
Ketika sampai di sekolah, anak-anak pun berhadapan dengan rutinitas belajar yang tidak menyenangkan. Guru hanya mengajarkan buku teks, sedangkan anak-anak hanya mendengarkan atau mengerjakan tugas yang diperintahkan. Kondisi ini lazim ditemui di daerah pedalaman.
Penggagas Yayasan 1000 Guru, Jemi Ngadiono, yang sering bertualang ke berbagai daerah pedalaman di Indonesia merasa terpanggil untuk menyemangati anak-anak pedalaman tetap termotivasi belajar di tengah keterbatasan. Pendirian smart center pun dilakukan agar dapat menyalurkan dukungan berupa sarapan bergizi hingga perlengkapan sekolah bagi anak-anak di daerah pedalaman. Ada juga kunjungan relawan anak muda yang berlibur sambil berbagi inspirasi untuk anak-anak SD.
Puluhan smart center untuk mendukung anak-anak sekolah di pedalaman berhasil berhasil digagas Yayasan 1000 Guru yang digawangi oleh kaum muda dengan dukungan berbagai pihak. Pendirian smart center merupakan program jangka panjang Yayasan 1000 Guru yang bertujuan meningkatkan gizi anak dan angka melek huruf di daerah tertinggal, khususnya di daerah pelosok.
”Kami sangat senang dan terhormat menerima donasi dari perusahaan, komunitas, dan masyarakat yang juga peduli pada keberlanjutan pendidikan anak-anak negeri di pedalaman. Donasi yang terkumpul kami gunakan untuk membangun smart center guna menyalurkan sarapan bergizi ataupun peralatan sekolah yang dibutuhkan anak-anak,” kata Jemi di Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Yayasan 1000 Guru adalah gerakan inspirasi peduli pendidik dan pendidikan anak-anak pedalaman negeri sejak 22 Agustus 2012. Dalam melakukan kegiatannya, Yayasan 1000 Guru didukung relawan muda yang berasal dari berbagai latar belakang sosial dan profesi, tetapi memiliki kesamaan visi terhadap dunia pendidikan. Saat ini, Yayasan 1000 Guru hadir di 40 kota di Indonesia dari Aceh hingga Papua. Dukungan bagi anak-anak juga diberikan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Myanmar, Kamboja, Thailand, Laos, Vietnam, dan perbatasan Indonesia-Malaysia.
Salah satu dukungan kuat selama enam tahun ini untuk pendirian smart center diberikan PT Fast Food Indonesia Tbk, pemegang waralaba KFC di Indonesia. Lewat program Bucket For Given, Bucket For Good, yang dijalankan KFC Indonesia untuk merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia pada 16-17 Agustus 2022, berhasil terkumpul dana lebih dari Rp 150 juta.
”Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas antusiasme pelanggan setia KFC terhadap program Bucket For Given, Bucket For Good ini. Donasi melalui Yayasan 1000 Guru ini ditujukan untuk memberikan sarapan bergizi bagi anak-anak pedalaman agar mereka dapat lebih bersemangat dan fokus dalam mengikuti pelajaran di sekolah sehingga dapat meraih masa depan yang lebih baik,” kata CEO PT Fast Food Indonesia Tbk Eric Leong saat penyerahan donasi untuk mendukung smart center, beberapa waktu lalu.
Yayasan 1000 Guru yang digawangi oleh kaum muda yang peduli terhadap pendidikan anak-anak di pedalaman telah menjalankan 45 smart centre di sejumlah provinsi. Sejak 2016, program tersebut telah menjangkau lebih dari 5.700 anak Indonesia dan melakukan dua kegiatan utama, yaitu pemberian sarapan bergizi dan pemberian bantuan fasilitas pendidikan tambahan. Selain itu, program smart centre yang didukung oleh KFC Indonesia ini juga telah membantu pembangunan beberapa mushala dan perpustakaan di berbagai sekolah di sejumlah lokasi di Indonesia.
Kami yakin, anak-anak di daerah pun bisa pintar dan maju jika mendapat pendidikan yang menyenangkan dan mendukung tumbuh kembang mereka.
Selanjutnya, dukungan untuk pendirian smart center di Desa Moris Jaya, Tulang Bawang, Lampung, datang dari Komunitas Zumba. Dana yang disumbangkan akan digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah bagi anak-anak, seperti tas, perlengkapan belajar, dan pakaian. ”Donasi untuk mendukung smart center ini akan sangat membantu anak-anak di pedalaman untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan juga tambahan makanan bergizi,” ucap Jemi.
Kebun sekolah
Di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), dukungan untuk membantu tumbuh kembang anak-anak SD dilakukan Kelas Lentera Kuark lewat pengembangan sekolah holistik. Program kebun sekolah yang dinamakan farm to table diperkenalkan untuk mengatasi masalah gizi anak-anak, sekaligus mendukung pembelajaran yang menyenangkan.
Di SDN Waikelo, lahan sekolah yang luas dimanfaatkan sebagai kebun sekolah. Sekolah di dekat perkampungan nelayan ini memilih program menanam sayur-sayuran yang mudah dipanen, seperti kangkung, agar anak-anak senang makan sayur, sekaligus untuk belajar literasi dan numerasi secara kontekstual.
Kebun sekolah yang berisi tanaman kangkung yang bisa dipanen dalam waktu sekitar tiga minggu menjadi salah satu tempat belajar di luar kelas yang menyenangkan bagi siswa. Mereka belajar berhitung, mengukur, menambah, menjumlah, serta belajar tentang berbagai macam tumbuhan, serta bercerita dengan mempelajari proses menanam kangkung.
Setelah siap dipanen, anak-anak merayakan dengan makan bersama. Tiap anak membawa nasi dan ikan. Lalu, para guru di sekolah dibantu siswa memanen kangkung dan membersihkannya. Selanjutnya, para orangtua siap membantu untuk membuat sayur kangkung dengan memasaknya. Terkadang ada tambahan tahu dan tempe goreng untuk menambah lauk siswa.
General Manager Kelas Lentera Kuark Saktiana Dwi Hastuti mengatakan, memotivasi anak-anak di daerah dengan sarana dan prasarana sekolah yang terbatas untuk tetap semangat belajar butuh guru yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan memahami siswa. Anak-anak dulu sering bolos atau tidak kembali ke sekolah saat istirahat siang, ternyata karena tidak sarapan pagi, kurang bergerak, dan tak aktif di kelas.
Para guru diajak bersama-sama memikirkan solusi. Kebiasaan baru dibangun, dengan mengajak anak-anak tiap pagi melakukan senam bersama diriingi musik yang membangkitkan semangat. Para guru menciptakan beberapa gerakan senam yang dinamai Senam Motorik Aktif Riang dan Sehat (SMART), yang diiringi musik riang yang digemari anak-anak.
Kepala SD Negeri Waikelo Elisabeth L Ngongo mengatakan, kebiasaan senam SMART tiap pagi membuat anak-anak termotivasi hadir lebih pagi di sekolah. Mereka belajar mengikuti gerakan tubuh yang dicontohkan guru. Anak-anak pun jadi lebih paham instruksi. Selain itu, anak-anak jadi lebih percaya diri saat diminta membantu guru memimpin senam.
”Dengan program sekolah yang lebih menyenangkan, ada sarapan bersama saat panen raya hingga kegiatan senam untuk memperkuat psikomotorik, anak-anak jadi semangat belajar. Kami yakin anak-anak di daerah pun bisa pintar dan maju jika mendapat pendidikan yang menyenangkan dan mendukung tumbuh kembang mereka,” tutur Elisabeth.
Saktiana berharap pembelajaran aktif dan berpusat pada anak lewat proyek kebun sekolah atau farm to table bisa lebih dikembangkan di wilayah pedalaman. Sekolah punya lahan yang luas, sekaligus juga kontekstual dengan keseharian siswa yang tak asing dengan pertanian, peternakan, ataupun laut.