Penggemar K-pop sekali lagi menunjukkan solidaritas untuk membantu sesama, kali ini untuk korban Tragedi Kanjuruhan. Donasi senilai ratusan juta rupiah berhasil dikumpulkan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
Warga masih berdatangan ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Jumat (7/10/2022), pascatragedi yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Pada awal Oktober 2022, perhatian publik tersita ke Tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 132 orang. Namun, di balik duka itu, ada sejumlah pihak yang bergerak cepat menggalang bantuan. Para penggemar K-pop bersatu menggalang dana, bahkan membantu memfasilitasi layanan psikologi dan bantuan hukum.
ARMY, penggemar grup musik BTS, merupakan salah satu fandom K-pop yang turun tangan. Penggalangan dana dimulai pada 3 Oktober 2022 oleh akun ”BTS ARMY PROJECT LOMBOK” di platform kitabisa.com. Dana Rp 447 juta terkumpul dari 15.812 donatur dalam 30 jam.
Ketika artis-artis Korea menunjukkan semangat memberi dan kepedulian, para fans juga akan mengikuti kebaikan itu.
Mulanya, penggalangan dana direncanakan berlangsung selama 15 hari dengan target Rp 15 juta. Penggalangan dana ditutup lebih cepat karena besarnya jumlah donasi yang terkumpul.
Berdasarkan keterangan tertulis pada akun Twitter @btsarmy_lombok, mereka bekerja sama dengan kelompok ARMY lain untuk mengumpulkan data korban Kanjuruhan, merencanakan, dan menyalurkan donasi. Donasi diberi kepada korban luka dan keluarga korban meninggal.
Mereka juga memberi pendampingan psikologis bagi korban yang membutuhkan. Kegiatan ini dilakukan bersama Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang; Universitas Muhammadiyah Malang; Himpunan Psikologi Indonesia; dan Biro Psikologi Lestari Surabaya.
Ada pula pendampingan hukum yang diberikan. Adapun perwakilan ARMY Indonesia di Malang mengikuti pembekalan penyaluran donasi dan bantuan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Proses penyaluran bantuan masih berlangsung hingga sekarang. Informasi terkini soal penyaluran donasi serta layanan psikologis dan hukum dibagikan berkala di Twitter dan kitabisa.com.
Selain ARMY, setidaknya ada dua fandom lain yang turut menggalang dana untuk korban Kanjuruhan. Penggemar grup NCT, misalnya, berhasil mengumpulkan Rp 340 juta melalui akun NCTZEN WAYZENNI INDONESIA di kitabisa.com. Di platform yang sama, akun CARATS INDONESIA mengumpulkan Rp 149 juta. Adapun Carats merupakan fandom grup Seventeen.
Menurut pengamat sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, orang Timur merupakan masyarakat komunal yang akrab dengan sistem patron-klien. Patron-klien menunjukkan pola hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin. Pola ini tampak pula di relasi antara idola K-pop dan penggemar.
”Ketika pujaan K-pop melakukan hal A, para penggemar akan mengikutinya. Ketika artis-artis Korea menunjukkan semangat memberi dan kepedulian, para fans juga akan mengikuti kebaikan itu,” kata Devie saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Layanan psikologi yang diberikan untuk korban Tragedi Kanjuruhan, misalnya, lekat dengan perhatian BTS terhadap kesehatan mental. Grup berisi tujuh orang ini acap kali mendorong audiens untuk mencintai diri sendiri melalui lagu-lagu mereka. Pesan untuk menjaga kesehatan mental lantas diteruskan para penggemar dengan berbagai cara.
Di sisi lain, kesigapan untuk menggalang bantuan tak lepas dari karakter masyarakat Indonesia yang dermawan. Adapun Indonesia dinyatakan sebagai negara paling dermawan di dunia pada 2021.
Hal ini sesuai dengan Laporan Indeks Kedermawanan Dunia atau World Giving Index (WGI) 2021 yang dipublikasi oleh Charities Aid Foundation (CAF). Skor Indonesia pada WGI 2021 mencapai 69 persen, naik dibandingkan dengan WGI 2018, yaitu 59 persen. Saat itu, Indonesia pun jadi negara paling dermawan di dunia.
Skor Indonesia tertinggi di dua indikator penilaian, yakni menyumbang uang (83 persen) dan meluangkan waktu untuk kegiatan kesukarelawanan (60 persen). Sementara itu, skor untuk membantu orang tak dikenal adalah 65 persen.
”Yang menarik, kedermawanan kita didorong oleh anak muda generasi milenial dan zilenial, generasi kerap divonis egois,” kata Devie. “Selain kedermawanan yang sifatnya material, aspek kerelawanan yang sifatnya tidak material juga tampak di masyarakat,” ujarnya.
Menurut pemerhati budaya dan komunikasi digital UI Firman Kurniawan, media digital turut memfasilitasi kedermawanan publik. Kemudahan berdonasi secara daring, misalnya, mendorong publik untuk tidak ragu berdonasi.
Di sisi lain, media sosial pun berfungsi untuk membangun jejaring sosial yang nantinya bisa digunakan untuk menggalang kekuatan sosial hingga politik. Jaringan ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengawasi peristiwa publik, misalnya kasus Ferdy Sambo.
”Media sosial juga mampu menyebarkan emosi. Dengan kultur kita yang peduli dengan penderitaan orang lain, gerakan sosial akan cepat disambut masyarakat, terlebih jika ada yang menginisiasi gerakan sosial (di media sosial),” kata Firman.