Meningkatkan Asupan Protein Kurangi Risiko Patah Tulang Pinggul Wanita
Meningkatkan asupan protein dan minum teh atau kopi secara teratur bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi risiko menderita patah tulang pinggul pada perempuan.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Patah tulang pinggul banyak dialami perempuan seiring dengan usia yang semakin lanjut. Riset terbaru menemukan, meningkatkan asupan protein dan minum teh atau kopi secara teratur bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi risiko menderita patah tulang pinggul pada perempuan.
Ilmuwan makanan di University of Leeds di Inggris telah menemukan bahwa untuk perempuan, peningkatan protein 25 gram per hari dikaitkan dengan penurunan risiko patah tulang pinggul rata-rata 14 persen. Secara mengejutkan, mereka juga menemukan bahwa setiap cangkir teh atau kopi tambahan yang mereka minum dikaitkan dengan penurunan risiko sebesar 4 persen.
Laporan yang ditulis dalam jurnal Clinical Nutrition untuk edisi Desember 2022 bisa diakses daring pada Rabu (30/11/2022). Para peneliti mencatat bahwa manfaat perlindungan ini lebih besar untuk wanita yang kekurangan berat badan, dengan peningkatan protein 25 gram per hari yang bisa mengurangi risiko mereka sebesar 45 persen.
Asupan protein tambahan ini bisa dalam bentuk apa pun, seperti daging, susu, atau telur. Adapun untuk orang-orang yang berpola makan nabati, protein bisa berasal dari kacang-kacangan atau polong-polongan.
Tiga hingga empat telur akan menghasilkan sekitar 25 gram protein seperti halnya steak atau sepotong salmon. Sebanyak 100 gram tahu akan menghasilkan sekitar 17 gram protein.
Studi ini didasarkan pada analisis observasi besar terhadap lebih dari 26.000 wanita. Lebih dari 3 persen wanita dalam kelompok studi ini mengalami patah tulang pinggul.
Sebagai studi observasional, para peneliti mampu mengidentifikasi hubungan antara faktor dalam diet dan kesehatan. Namun, mereka tidak dapat mamastikan sebab dan akibat langsung.
James Webster, seorang peneliti doktoral di School of Food Science and Nutrition di Leeds yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, di seluruh dunia, biaya yang harus ditanggung individu dan masyarakat akibat patah tulang pinggul sangat besar.
Patah tulang pinggul sering kali dapat menyebabkan penyakit kronis lainnya, misalnya kehilangan kemandirian dan kematian dini. ”Di Inggris, biaya tahunan dari NHS untuk kasus patah tulang pinggul berkisar 2 miliar hingga 3 miliar pounds,” tulis Webster.
Menurut dia, diet adalah faktor yang dapat dimodifikasi orang untuk melindungi diri mereka sendiri dengan menjaga kesehatan tulang dan otot. Studi ini adalah salah satu yang pertama menyelidiki hubungan antara asupan makanan dan nutrisi dengan risiko patah tulang pinggul, dengan patah tulang pinggul yang diidentifikasi secara akurat melalui catatan rumah sakit.
”Hasilnya menyoroti aspek diet mana yang mungkin menjadi alat yang berguna dalam mengurangi risiko patah tulang pinggul pada wanita, dengan bukti hubungan antara asupan protein, teh dan kopi yang lebih tinggi dan penurunan risiko,” katanya.
Protein adalah blok bangunan dasar kehidupan dan diperlukan untuk menjaga sel, jaringan, dan otot agar bekerja dengan baik serta berkontribusi pada kesehatan. Namun, asupan protein yang sangat tinggi, di mana asupan lebih dari 2-3 gram protein per kilogram berat badan per hari, dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Studi ini tidak dapat mengeksplorasi tingkat asupan protein yang sangat tinggi ini.
Profesor Janet Cade, yang memimpin Nutritional Epidemiology Group di Leeds dan mengawasi penelitian tersebut, mengatakan, di Inggris kebanyakan orang makan protein dalam jumlah yang cukup. Namun, kelompok tertentu, seperti vegetarian atau vegan perlu memeriksa apakah asupan protein mereka cukup tinggi untuk kesehatan yang baik.
Terkait berat badan
Dalam kajian ini, peneliti juga mengkaji mengapa wanita yang kurus lebih cenderung mengalami penurunan kepadatan mineral tulang dan massa otot. Meningkatkan asupan beberapa makanan dan nutrisi, terutama protein, dapat membantu mengurangi risiko patah tulang pinggul lebih banyak pada wanita kurus daripada wanita sehat atau kelebihan berat badan dengan membantu membentuk atau memulihkan kesehatan tulang dan otot.
Namun, para peneliti mencatat bahwa temuan ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal ini.
Studi ini didasarkan pada analisis observasi besar terhadap lebih dari 26.000 wanita. Lebih dari 3 persen wanita dalam kelompok studi ini mengalami patah tulang pinggul.
Di sisi lain, teh dan kopi mengandung senyawa aktif biologis yang disebut polifenol dan fitoestrogen yang dapat membantu menjaga kesehatan tulang. Cade mengatakan, ini adalah temuan yang menarik mengingat bahwa teh dan kopi adalah minuman favorit di Inggris.
”Kita masih perlu mengetahui lebih banyak tentang bagaimana minuman ini dapat memengaruhi kesehatan tulang tetapi mungkin dengan mempromosikan jumlah kalsium yang ada di tulang kita,” ujarnya.
Dalam kajian ini, data yang digunakan berasal dari UK Women’s Cohort Study, yang merekrut peserta antara tahun 1995 dan 1998. Saat mereka mengikuti penelitian, para wanita berusia antara 35 tahun dan 69 tahun.
Saat rekrutmen, mereka diminta mengisi kuesioner tentang pola makan dan gaya hidup mereka. Informasi ini kemudian dikaitkan dengan catatan rumah sakit selama dua dekade berikutnya, yang mengungkapkan berapa banyak yang menderita patah tulang pinggul atau pinggulnya diganti. Dari 26.318 wanita yang terlibat dalam penelitian ini, 822 kasus patah tulang pinggul teridentifikasi, yaitu 3,1 persen.