Amerika Bantu Indonesia Rp 972 Miliar Selama Pandemi
AS berperan besar pada penanganan Covid-19 di Indonesia dengan berbagai bantuan. Namun, ketahanan kesehatan dalam negeri juga tetap harus diutamakan, seperti fokus mengembangkan vaksin dalam negeri.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan untuk Pembangunan Internasional AS (USAID) telah memberikan bantuan lebih dari 65 juta dollar AS atau sekitar Rp 972 miliar untuk penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Bantuan itu berupa sosialisasi pencegahan virus korona baru hingga pengadaan vaksin di Tanah Air.
Sejak kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada Maret 2020, USAID bersama dengan Kementerian Kesehatan RI telah membantu 1.983 rumah sakit dan laboratorium. Sebanyak 840.000 tenaga medis dan tenaga kesehatan juga sudah dilatih untuk menangani pasien Covid-19 dan memberikan vaksinasi kepada masyarakat. Dukungan USAID ini menjangkau lebih dari 260 juta atau 90 persen masyarakat di Indonesia.
Selain itu, USAID juga telah membantu mendistribusikan 59.800 viral transport medium, 1.000 ventilator, dan 438 alat kesehatan lainnya ke 34 provinsi di Indonesia. Dan, yang tak kalah penting, USAID mengirimkan lebih dari 100 juta dosis vaksin ke Indonesia, termasuk 42 juta dosis yang disumbangkan AS.
”Dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, Indonesia dan Amerika Serikat bekerja sama untuk menghadapi pandemi. Bersama-sama kita telah secara signifikan menurunkan kematian dan kesakitan yang berat,” kata Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Michael F Kleine saat acara Penutupan Penanggulangan Covid-19 USAID di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Bantuan lain yang didukung USAID adalah terkait kampanye komunikasi, pengelolaan dan penggunaan data, serta penjangkauan vaksinasi bagi kelompok rentan dan berisiko, seperti kelompok lanjut usia. Bantuan itu diperluas untuk mempercepat dan memeratakan vaksinasi Covid-19 yang aman dan efektif hingga ke pelosok.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengapresiasi kerja sama dengan USAID, mulai dari bantuan alat hingga tenaga kesehatan yang datang membantu pasien Covid-19 di Indonesia. Menurut dia, penanganan pandemi harus dilakukan secara global sehingga kolaborasi antar-elemen manusia di bumi harus dilakukan.
”Jadi, ini bukan masalah bangsa lagi, tetapi tanggung jawab bersama. Ke depan kami akan membangun kemitraan dengan USAID yang semakin erat dan lebih solid lagi di masa datang,” kata Dante.
Kerja sama USAID dengan Indonesia akan berlanjut dalam pengembangan aplikasi Satu Sehat (sebelumnya PeduliLindungi). Misalnya, Dante menyebutkan, aplikasi Satu Sehat akan dijadikan contoh oleh USAID untuk mengembangkan platform kesehatan di negara lain.
Selain pelayanan dan informasi tentang Covid-19, aplikasi Satu Sehat akan dikembangkan dengan menambah fitur penunjang kesehatan masyarakat lainnya, seperti mengurus imunisasi, antrean rumah sakit, hasil pemeriksaan, dan pembelian obat. Ada pula artikel informatif seputar kesehatan hingga fitur pengingat minum obat.
"Ada beberapa hal yang bisa kami kembangkan bersama USAID dalam Satu Sehat. Saat ini, platform single health assesment ini menjadi contoh bagi USAID untuk dikembangkan di berbagai tempat di negara lain dan akan memberikan nilai positif bagi Indonesia,” ucapnya.
Tidak hanya Covid-19, kerja sama USAID dengan Indonesia juga merambah penanganan penyakit lain, seperti tuberkulosis, masalah kesehatan ibu dan bayi, serta vaksinasi dasar lainnya.
Meski begitu, kemandirian vaksin dalam negeri juga tetap harus diutamakan. Kementerian Kesehatan telah menggunakan Indovac atau Vaksin Merah Putih yang dikembangkan PT Biotis Indonesia dan Universitas Airlangga dan Inavac atau Vaksin BUMN yang dikembangkan PT Bio Farma dan Universitas Baylor Texas untuk suntikan penguat kedua.
”Vaksin dalam negeri ini mungkin akan kami gunakan di masa depan sebagai salah satu model vaksin booster. Kerja sama (pengadaan vaksin) melalui USAID kita lihat dan evaluasi ke depannya,” tutur Dante.
Kemenkes menggunakan kedua vaksin dalam negeri ini kepada orang yang sudah menggunakan vaksin merek Sinovac dari China pada suntikan penguat pertamanya.
Hingga saat ini capaian vaksinasi Covid-19 Indonesia telah mencapai 174.854.053 orang yang sudah disuntik dua dosis atau lengkap. Kemudian, 68.630.869 orang sudah mendapatkan suntikan penguat pertama dan 3.079.835 orang sudah disuntik penguat kedua. Sementara target orang yang harus divaksinasi adalah 234.666.020 orang.