Masyarakat Kampung Bedeng Diberdayakan Jadi Produsen Sandal Hotel
Kementerian Sosial bekerja sama dengan perusahaan perhotelan memberdayakan warga Kampung Bedeng di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Warga akan memproduksi dan memasok sandal hotel.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Masyarakat permukiman padat penduduk di Kampung Bedeng, Jalan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat diberdayakan melalui pelatihan pembuatan sandal hotel. Sandal tersebut akan disalurkan ke perusahaan perhotelan yang telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Sosial.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, dirinya diminta untuk memperhatikan permukiman padat penduduk dan kumuh di Kampung Bedeng. Bantuan berupa pelatihan menjahit dan pembuatan sandal hotel kemudian diberikan ke warga melalui Koperasi Cempaka Sejahtera Berkemajuan. Ada 20 warga yang bersedia dilatih.
Adapun pelatihan berlangsung selama lima hari pada 24-28 Maret 2023. Pelatihan diberikan Kementerian Sosial melalui Sentra Mulya Jaya Jakarta. Selain pelatihan, warga juga diberi bantuan empat unit mesin jahit dan bahan pembuatan sandal senilai Rp 45,5 juta.
Sebanyak 20 penerima manfaat program pemberdayaan ini juga menerima bantuan modal usaha senilai Rp 30.592.000 serta tiga unit motor senilai Rp 97.522.800. Bantuan itu agar digunakan untuk membuat usaha kuliner dan kelontong.
“Kenapa kita bentuk koperasi? Karena nanti kalau koperasi ini ada keuntungan, maka keuntungan juga (diberikan) pada anggotanya. Jadi, mereka menerima keuntungan setiap tahun atau akhir tahun setelah RAT (Rapat Anggota Tahunan) sesuai Undang-Undang Perkoperasian,” kata Risma di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Sandal hotel yang diproduksi akan didistribusikan ke hotel-hotel di bawah naungan PT Prima Hotel Indonesia. Hal ini sesuai kesepakatan di dokumen kerja sama antara perusahaan dan Kementerian Sosial. Adapun perusahaan ini membawahi sembilan hotel di Jakarta dan Tangerang, antara lain Ashley dan Yellow Bee.
Direktur Operasional PT Prima Hotel Indonesia Ade Noerwenda mengatakan, perusahaannya membutuhkan 50.000 pasang sandal per bulan. Sebanyak 10 persen dari kebutuhan itu akan dibeli dari produsen di Kampung Bedeng.
“Kami harap Kampung Bedeng bisa menghasilkan 5.000 pasang sandal per bulan yang nanti diatur oleh koperasi,” katanya.
Sekretaris Koperasi Cempaka Sejahtera Berkemajuan Zaki mengatakan, ia menyambut baik program pemberdayaan warga Kampung Bedeng. Sebelumnya, sebagian warga membuat usaha sendiri dan ada yang bekerja serabutan. Namun, kondisi perekonomian warga cenderung stagnan. Program ini diharapkan meningkatkan taraf kehidupan warga. Mereka bahkan diharapkan mampu keluar dari kemiskinan.
Adapun sepasang sandal yang diproduksi warga diberi harga Rp 3.000. Jika mereka mampu memproduksi 5.000 sandal sesuai permintaan hotel, omzet yang bisa diperoleh warga sebesar Rp 15 juta.
Membentuk pola pikir
Selain pelatihan keterampilan, warga juga perlu didampingi untuk membentuk pola pikir sebagai wiraswasta, bukan sekadar penerima bantuan pemerintah. Menurut pembina produksi sandal Kampung Bedeng, Ati Triningsih, salah satu tantangan yang dihadapi adalah warga belum berpikir bahwa program ini dapat berkelanjutan dan jadi modal untuk mandiri secara ekonomi.
Warga lantas diberi pengertian dan diajari menjadi wiraswasta selama pelatihan berlangsung. Selain cara produksi sandal, mereka juga diajari cara bernegosiasi dan menghitung harga pokok penjualan (HPP).
“Ini agar mereka tidak merugi saat berjualan. Sebab, percuma kalau bisa produksi saja, tapi tidak bisa jualan. Mindset wiraswasta mereka didorong. Jadi, kalau bantuan nanti sudah tidak ada, mereka sudah ada modal (untuk melanjutkan usaha),” kata Ati yang didatangkan dari Surabaya untuk melatih warga Kampung Bedeng.
Warga Kampung Bedeng menunjukkan kemajuan positif. Beberapa di antara mereka bisa memproduksi sepasang sandal dalam waktu lima menit. Menurut Ati, hal ini baik mengingat mereka tidak punya latar belakang produksi sandal sama sekali sebelumnya.
Risma memotivasi warga agar memiliki resiliensi dan giat bekerja untuk mengubah nasib. Ia berharap warga yang dibantu dapat keluar dari kemiskinan.