Gaya Hidup yang Menyehatkan Jantung Bisa Membuat Hidup Lebih Lama
Orang yang menerapkan gaya hidup menyehatkan jantung terbukti dapat hidup hampir satu dekade lebih lama. Merokok menjadi sumber utama yang menggerogoti usia.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Orang yang mengikuti serangkaian anjuran untuk kesehatan kardiovaskular dapat hidup hampir satu dekade lebih lama daripada mereka yang tidak. Anjuran gaya hidup sehat untuk jantung, antara lain, meliputi aktif secara fisik, mengonsumsi makanan sehat, tidur cukup, menjaga berat badan, dan mengontrol tekanan darah, glukosa darah, serta kadar kolesterol. Di antara beberapa anjuran kebiasaan hidup sehat, merokok menjadi faktor utama yang menggerogoti usia.
Laporan studi yang diterbitkan di jurnal Circulation pada Senin (10/4/2023) itu menemukan, orang dengan skor kesehatan kardiovaskular lebih tingg, rata-rata hidup hingga sembilan tahun lebih lama daripada mereka dengan skor terendah. Skor tersebut mengukur kepatuhan terhadap serangkaian perilaku gaya hidup dan faktor kesehatan yang dikembangkan American Heart Association atau yang dikenal sebagai Life’s Essential 8 dan dirilis pada Juni 2022.
Studi sebelumnya menemukan, orang dewasa dengan kepatuhan terhadap anjuran kesehatan ini hidup lebih lama tanpa penyakit kronis dibandingkan mereka dengan skor yang lebih rendah.
”Temuan baru memberikan bukti bahwa orang dapat memodifikasi gaya hidup untuk hidup lebih lama,” kata penulis utama studi ini, Lu Qi, yang juga profesor epidemiologi dan Direktur Pusat Penelitian Obesitas Universitas Tulane di New Orleans, Amerika Serikat.
Qi dan timnya menganalisis data 23.003 orang dewasa yang berpartisipasi dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional 2005–2018, menghubungkannya dengan data Indeks Kematian Nasional AS hingga 31 Desember 2019. Peserta berusia 20 hingga 79 tahun dan survei diikuti selama rata-rata 7,8 tahun.
Menggunakan skala 0-100 poin, para peneliti menentukan apakah peserta memiliki skor kesehatan kardiovaskular rendah (di bawah 50), sedang (50 hingga 79), atau tinggi (80 atau lebih tinggi) untuk masing-masing dari delapan komponen. Mereka juga menghitung skor kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.
Harapan hidup
Penelitian ini menemukan, orang dengan skor keseluruhan tertinggi memiliki rata-rata harapan hidup 8,9 tahun lebih lama pada usia 50 tahun dibandingkan mereka yang memiliki skor terendah. Di antara komponen individu, konsumsi rokok, tidur, aktivitas fisik, dan kadar glukosa darah memiliki dampak terbesar pada harapan hidup.
Dibandingkan dengan orang yang paling banyak merokok, mereka yang tidak merokok hidup 7,4 tahun lebih lama. Mereka yang tidur sesuai rekomendasi tujuh hingga sembilan jam per hari hidup lima tahun lebih lama daripada mereka yang tidur terlalu banyak atau kurang.
Orang yang paling aktif secara fisik hidup 4,6 tahun lebih lama daripada mereka yang paling tidak aktif. Dan mereka yang mendapat skor lebih tinggi untuk mempertahankan kontrol glukosa darah hidup 4,9 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang glukosa darahnya tidak terkontrol.
Temuan baru memberikan bukti bahwa orang dapat memodifikasi gaya hidup untuk hidup lebih lama.
”Hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya menilai kesehatan kardiovaskular seseorang berdasarkan delapan faktor ini,” kata Nathan Wong, profesor di University of California, Irvine, dalam keterangan yang dirilis American Heart Association.
Wong tidak turut dalam kajian ini. Namun, ia menilai kajian ini sangat penting karena sekitar 42 persen peningkatan harapan hidup didorong oleh lebih sedikit kematian terkait penyakit kardiovaskular. ”Itu berarti hampir 58 persen tahun hidup diperoleh dari memiliki profil kesehatan kardiovaskular yang lebih baik,” kata Wong.
Kontrol diri
Wong mengatakan, temuan tersebut harus memotivasi orang untuk lebih memahami risiko kesehatan kardiovaskular mereka sendiri melalui pemeriksaan kesehatan tahunan dan aplikasi, seperti AHA’s My Life Check, yang dapat memberikan skor kesehatan kardiovaskular yang dipersonalisasi berdasarkan Life’s Essential 8. ”Konsumen dapat mengetahui kesehatan kardiovaskular mereka dari penilaian semacam itu dan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan risiko kesehatan kardiovaskular mereka,” katanya.
Life’s Essential 8 mencakup banyak metrik utama kesehatan kardiovaskular. Penelitian di masa depan harus melihat sejauh mana faktor lain mungkin juga berperan pada kesehatan kardiovaskular. ”Informasi tentang faktor psikososial, seperti stres dan depresi, serta faktor sosial penentu kesehatan, seperti akses ke perawatan kesehatan, juga dapat memainkan peran penting,” ujar Wong.
Menurut dia, karena penelitian ini melihat secara eksklusif kematian, efek pada penyakit kardiovaskular nonfatal juga harus diperiksa, mengingat dampaknya yang besar pada pemanfaatan layanan kesehatan.