Pemanfaatan Data Kesehatan Diharapkan Lebih Optimal
Kementerian Kesehatan akan melakukan Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang merupakan integrasi dari Riset Kesehatan Dasar, Survei Status Gizi Balita, dan Data Biomedis.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan akan melakukan Survei Kesehatan Indonesia 2023 dengan sasaran 586.000 rumah tangga. Survei ini merupakan sinkronisasi Riset Kesehatan Dasar, Survei Status Gizi Balita, dan Data Biomedis. Data yang dihasilkan diharapkan bisa dimanfaatkan secara optimal sebagai dasar kebijakan serta penelitian terkait kesehatan masyarakat.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, data profil kesehatan yang dihasilkan dalam Survei Kesehatan Indonesia 2023 diharapkan bisa dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut terutama sebagai dasar penyusunan strategi jangka menengah panjang guna peningkatan status kesehatan masyarakat.
”Sering kali kita survei untuk identifikasi di lapangan dan kita kumpulkan banyak data, tetapi pemanfaatan datanya tidak optimal. Jadi, perlu kita pastikan setelah SKI (Survei Kesehatan Indonesia) selesai, pemanfaatan datanya juga maksimal,” tuturnya Rapat Koordinasi Teknis Tingkat Pusat Survei Kesehatan Indonesia 2023 di Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Sering kali kita survei untuk identifikasi di lapangan dan kita kumpulkan banyak data, tetapi pemanfaatan datanya tidak optimal.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) merupakan survei skala nasional yang mengintegrasikan data Riset Kesehatan Dasar, Survei Status Gizi Balita, dan Data Biomedis. Integrasi data ini dilakukan agar pelaksanaan serta anggaran yang digunakan bisa lebih efisien. Survei ini menurut rencana akan dilakukan secara berkelanjutan setiap lima tahun sekali serupa dengan Riset Kesehatan Dasar sebelumnya. SKI direncanakan dimulai pada Agustus 2023 di seluruh kabupaten/kota di 38 provinsi. Diseminasi hasil survei pun akan disampaikan pada 15 November 2023.
Dante mengatakan, data SKI 2023 nantinya akan digunakan sebagai dasar penyusunan strategi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024-2029. Data ini sekaligus sebagai bahan evaluasi atas program yang sudah dijalankan selama ini dalam RPJMN dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Ia menambahkan, terdapat parameter tambahan dalam indikator yang dinilai di SKI 2023. Penambahan parameter tersebut untuk memperkuat data profil kesehatan masyarakat.
”Profil Kesehatan harus terekam secara spesifik dan bagus serta melingkupi masyarakat di semua wilayah Indonesia. Itu penting untuk memetakan dan melihat kondisi masyarakat agar perencanaan juga bisa lebih baik dan tepat sasaran,” katanya.
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Syarifah Liza Munira menuturkan, pengumpulan data SKI 2023 akan dilakukan melalui wawancara, pengukuran antropometri, pengukuran biomedis, serta pengukuran kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Metode yang digunakan pun akan sama dengan metode Riset Kesehatan Dasar sehingga data yang dihasilkan dapat dikomparasi dengan data di tahun sebelumnya.
Adapun indikator yang diukur dalam survei ini, antara lain, terkait layanan kesehatan yang meliputi akses layanan, pengobatan, dan layanan kesehatan tradisional; perilaku kesehatan meliputi perilaku merokok, aktivitas fisik, konsumsi makanan, dan pencegahan infeksi, serta indikator kesehatan lingkungan, seperti penyediaan air bersih, jamban, serta pembuangan sampah dan limbah.
Pada indikator biomedis akan diukur pula hasil pemeriksaan glukosa darah, trigliserida, kolesterol, pemeriksaan malaria, dan antibodi. Sementara untuk status kesehatan akan diukur kondisi penyakit menular ataupun tidak menular, gangguan jiwa, kesehatan gigi-mulut, kesehatan ibu, bayi, anak balita, remaja, cedera, dan disabilitas. Data ini akan mencakup status gizi pada anak balita yang terdiri dari tengkes (stunting), gizi buruk, ASI eksklusif, dan defisiensi zat besi.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Pungkas Bahjuri Ali menyampaikan, data yang tersedia di SKI 2023 diharapkan bisa dimanfaatkan untuk dianalisis secara komprehensif. ”Selama ini banyak data, tetapi analisisnya kurang. Jadi, dengan adanya akses sharing ke pihak yang terkait, itu akan membantu pemanfaatan data secara lebih maksimal,” ucapnya.