Kembar Siam Aliyah dan Aisyah Akan Dioperasi Tim Dokter RSSA Malang
Bayi kembar siam Aliyah dan Aisyah (11 bulan), asal Pasuruan, Jawa Timur, akan menjalani operasi pemisahan di RSSA, di Kota Malang. Kedua anak tersebut mengalami penyatuan organ hati/liver dan sebagian tulang dada.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Bayi kembar siam berusia 11 bulan, Aliyah dan Aisyah, akan menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Jawa Timur Saiful Anwar di Kota Malang. Kedua anak tersebut mengalami penyatuan organ pada bagian hati dan sebagian tulang dada.
Aliyah dan Aisyah adalah anak pasangan S dan H, warga Pasuruan, Jawa Timur. S melahirkan kedua anaknya tersebut pada 15 September 2022 di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Jawa Timur Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Sejak itu, keduanya dirawat dan dipantau oleh tim dokter RSSA. Kedua bayi tersebut mengalami dempet perut atau omphalofagus, dengan organ menyatu adalah liver atau hati serta sebagian tulang dada.
”Pada Sabtu, 12 Agustus 2023 nanti, kami akan melakukan operasi pemisahan kembar siam. Operasi kembar siam ini baru pertama kali dilakukan di RSSA. Oleh karena itu, kami mohon doa dan dukungan semua pihak,” kata Direktur RSSA Mochamad Bachtiar Budianto, Kamis (10/8/2023).
Menurut Bactiar, setidaknya ada 50 dokter dari berbagai disiplin ilmu yang akan membantu proses operasi dan penanganan pascaoperasi dua bayi tersebut. Selain itu, tim juga akan disupervisi oleh tim dari RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Operasi akan dilakukan sejak pukul 06.00 WIB. Diperkirakan operasi akan memakan waktu 10-12 jam. ”Dari hasil pemeriksaan, kedua anak tersebut masing-masing memiliki hati atau liver. Hanya saja, ada bagian yang menempel,” kata dr Widanto, spesialis bedah anak RSSA.
Selain itu, kata Widanto, sebagian dinding tulang dada juga ada yang menempel. ”Pemisahannya nanti tidak sekadar memisahkan kulit, tapi juga memisahkan tulang dada yang menempel dan memisahkan hati/liver yang menempel,” ujarnya.
Menurut Widanto, saat operasi nanti bisa saja ditemukan kelainan lain pada dua anak tersebut. ”Itu yang diketahui saat ini. Tetapi, yang perlu kami sampaikan, tidak tertutup kemungkinan ada kelainan lain yang saat ini sama-sama belum diketahui. Yang nanti mungkin baru ketahuan saat tindakan operasi pemisahan dilakukan pada hari Sabtu,” katanya.
Oleh karena itu, ia juga memohon doa kepada seluruh masyarakat agar operasi berjalan lancar dan berhasil dengan baik. ”Oleh karena ini adalah kasus pertama untuk RSSA di Malang, kami mohon doa semua masyarakat. Secara teori bisa dikerjakan dan harapannya baik. Tapi, ini upaya kita bersama. Berharap semua hasilnya terbaik dan tanpa ada komplikasi,” katanya.
Usai operasi, nantinya Aliyah dan Aisyah tidak akan langsung kembali ke ruangan biasa, tapi masuk ke ruang perawatan intensif. ”Untuk awalnya bahkan orangtua tidak diperkenankan kontak, tetapi diperkenankan untuk melihat dan menyaksikan,” kata Widanto.
Dokter spesialis anak RSSA Satrio Wibowo menambahkan, kondisi kembar siam seperti dialami Aliyah dan Aisyah tersebut diduga disebabkan pembelahan sel yang tidak sempurna pada masa kehamilan sang ibu.
”Bayi kembar penyebabnya banyak. Tapi untuk kembar siam menempel seperti ini dimungkinkan dalam proses pembelahan sel, pembelahannya tidak sempurna. Penyebabnya adalah bawaan pada proses pembelahan sel,” kata Satrio.
Kedua bayi kembar siam tersebut akan dioperasi pada usia sekitar 11 bulan. Hal itu karena tim dokter dan keluarga menunggu kondisi organ bayi sudah mulai optimal dalam proses pembentukan dan fungsinya.