Misi Menurunkan Hujan Buatan Diperpanjang demi KTT ASEAN
Selama 11 hari terakhir, tim sudah menyemai 9.600 kilogram garam dan 800 kg kapur tohor (CaO) ke langit Jabodetabek. Operasi akan terus dilanjutkan demi mengurangi polusi udara selama KTT ASEAN.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim gabungan terus melanjutkan operasi teknologi modifikasi cuaca atau TMC di Jabodetabek hingga 9 September 2023. Operasi ini dilakukan untuk menurunkan hujan buatan dan mengurangi polusi udara selama Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta, 5-7 September 2023.
Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ada potensi pertumbuhan awan hujan pada 7 sampai 10 September. Tim bersiaga menyemai garam (NaCl) jika awan tersebut muncul.
”Operasi TMC diperpanjang hingga 9 September. TMC untuk polusi udara ini sejak awal salah satu fokusnya untuk KTT ASEAN. Mulai tanggal 7 (September) akan membaik lagi potensinya (awan hujan),” kata Budi, Senin (4/9/2023).
Operasi TMC ini dilakukan tim gabungan dari BRIN, BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); dan TNI AU. Posko operasi TMC dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Pada Minggu kemarin, aktivitas gelombang atmosfer tidak terpantau aktif di sekitar wilayah Banten, DKI, dan Jawa Barat sehingga tidak memberikan kontribusi terhadap pembentukan awan hujan. Indeks surge berada pada nilai 7,2. Artinya, aktivitas seruak dingin dari Asia dan angin lintas ekuator tidak signifikan.
Arah dan kecepatan angin antara angin permukaan hingga lapisan 18.000 kaki umumnya dari utara ke tenggara. Kecepatan anginnya bervariasi, berkisar 2 sampai 34 knot.
Sementara kelembaban di lapisan 850 sampai 500 milibar berkisar 30 sampai 98 persen. Adapun kondisi labilitas dalam posisi stabil hingga labil lemah sedang sehingga potensi hujan dalam kategori lemah dan prediksi air mampu curah berkisar 1 sampai 3 milimeter per tiga jam.
Upaya ini tidak menyelesaikan persoalan pencemaran udara secara jangka panjang.
Berdasarkan data tersebut, tim tidak terbang untuk menyemai garam karena tidak terpantau adanya pertumbuhan awan hujan. Oleh karena itu, belum terjadi lagi hujan yang signifikan seperti pada 27 Agustus 2023 lalu.
”Pemantauan awan-awan rendah, awan menengah, maupun awan tinggi juga teramati sangat rendah sehingga tidak memungkinkan untuk disemai garam,” ucapnya.
Total garam yang sudah disemai hingga operasi TMC hari ke-11 adalah 9.600 kilogram dan 800 kg kapur tohor (CaO). Masih ada stok 7.400 kg garam dan 3.400 kg kapur tohor yang akan disemai hingga 9 September.
Ribuan kilogram bahan semai tersebut disemai dengan 13 kali penerbangan atau total jam terbang 20 jam 10 menit. Penyemaian dilakukan menggunakan CASA 212 registrasi CASA 212 TNI AU dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada ketinggian 8.000-10.000 kaki.
Upaya lain
Selain operasi TMC, pemerintah juga melakukan uji emisi kendaraan, memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah, menyemprot air dari mobil dan gedung tinggi, menghentikan operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara di tempat industri, termasuk juga mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk memimpin penanganan polusi udara Jakarta.
Ketua Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta Muhammad Aminullah menilai upaya ini tidak menyelesaikan persoalan pencemaran udara secara jangka panjang. Solusi kendaraan listrik, misalnya, hanya akan memindahkan sumber pencemar dari kendaraan bermotor dan menambah beban polusi udara dari fasilitas PLTU batubara.
”Jangan sampai membersihkan udara di Jakarta dengan cara merusak lingkungan di wilayah lain. Jangan ambil solusi yang mengorbankan pihak lain. Apalagi yang tidak ada kaitannya dengan Jakarta,” kata Aminullah.
Pemerintah juga melakukan rekayasa lalu lintas di 29 ruas jalan Jakarta agar tidak macet dan mengurangi polusi udara selama KTT ASEAN. Ada pula empat ruas jalan tol yang akan diberlakukan pembatasan operasionalisasi angkutan barang. Keempat ruas tol itu meliputi Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jalan Tol Tomang-Pluit, Jalan Tol Kembangan-Tomang, dan Jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo (Pluit-Kamal Muara).
Sementara itu, polusi udara di sekitar Jabodetabek masih buruk pada Senin (4/9/2023) pukul 09.00. Berdasarkan Air Quality Index (AQI), Tangerang Selatan masuk kategori tidak sehat dengan angka 174. Konsentrasi parameter PM 2,5-nya sebesar 87,5 mikrogram per meter kubik atau 17,5 kali lebih tinggi dari batas normal yang ditetapkan WHO.