Ancaman Jiwa bagi Pelari di Tengah Suhu Tinggi
Lomba lari Borobudur Marathon 2023 dihentikan lebih cepat karena suhu dan kelembaban yang tinggi. Kondisi itu bisa berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan para pelari.
Keselamatan harus menjadi prioritas bagi pelari ketika mengikuti ajang lari maraton. Ketika keselamatan sedang terancam, prioritas bukan lagi garis akhir, apalagi kecepatan waktu yang harus dicapai.
Prinsip tersebut tidak hanya berlaku bagi pelari, tetapi semua pihak yang terlibat dalam ajang lari maraton. Keputusan yang tepat perlu diambil saat situasi di lapangan tidak lagi kondusif bagi para pelari.
Hal itu juga yang menjadi pertimbangan panitia lomba lari Borobudur Marathon 2023 untuk menghentikan lomba kategori maraton menjadi lebih cepat dari jadwal yang sebelumnya ditentukan. Lomba yang seharusnya diselesaikan pada pukul 12.00 terpaksa dihentikan pada pukul 10.30. Suhu dan kelembaban yang amat tinggi menjadi alasannya.
Medical Director Borobudur Marathon 2023 Antonius Andi Kurniawan, dihubungi di Jakarta, Selasa (21/11/2023), mengatakan, kesehatan dan keselamatan peserta menjadi pertimbangan utama mengapa lomba lari maraton di Borobudur Marathon 2023 dihentikan lebih cepat. Suhu yang tinggi serta cuaca ekstrem yang terjadi saat itu sangat berisiko menimbulkan masalah kesehatan bagi pelari.
Baca juga : Prioritaskan Keselamatan Pelari, Panitia Hentikan Borobudur Marathon akibat Cuaca Panas
”Saat itu suhu ambient (suhu udara luar ruangan) mencapai 36 derajat celsius dan suhu permukaan sampai 50 derajat celsius. Sementara dari pengukuran WGBT (Wet Bulb Globe Temperature), suhu dan kelembaban udara mencapai 50 derajat celsius. Itu sudah dalam kategori hitam menurut World Athletics,” tuturnya.
Dalam tabel indeks suhu WBGT, suhu lebih dari 30 derajat celsius sudah masuk dalam kategori warna hitam atau bahaya. Sementara kategori merah atau peringatan keras adalah suhu 28-30 derajat celsius, kategori oranye suhu 25-28 derajat celsius, kategori hijau atau waspada suhu 21-25 derajat celsius, dan kategori putih atau hampir aman suhu di bawah 21 derajat celsius.
Andi yang juga dokter spesialis kedokteran olahraga dari Sport Medicine Injury and Recovery Center RS Pondok Indah Bintaro Jaya ini menuturkan, kondisi suhu dan kelembaban udara yang tinggi perlu direspons dengan cepat agar tidak sampai berdampak buruk bagi para pelari. Jika para pelari tetap dipaksakan untuk melanjutkan lari maraton dengan kondisi suhu yang tinggi, berbagai risiko bisa terjadi.
Dari pengukuran WGBT (Wet Bulb Globe Temperature), suhu dan kelembaban udara mencapai 50 derajat celsius. Itu sudah dalam kategori hitam menurut World Athletics.
Risiko itu mulai dari kondisi yang paling ringan, seperti heat cramps, yaitu kram atau kejang pada satu regio atau bagian tubuh yang bisa menyebar secara sistemik ke seluruh tubuh, hingga kondisi heat exhaustion atau kelelahan yang berlebihan akibat suhu tinggi. Risiko lain yang lebih berat adalah heat stroke yang bisa mengancam jiwa dan menyebabkan kematian.
”Pada dasarnya, ketika seseorang berolahraga itu suhu tubuh akan meningkat. Apabila cuaca di lingkungan juga tinggi, suhu tubuh akan semakin meningkat. Risiko kesehatan tadi akan semakin meningkat pula,” ujarnya.
Tanda
Seseorang yang mengalami kelelahan berlebihan akibat suhu tinggi biasanya akan menunjukkan tanda serta gejala awal seperti detak jantung lebih cepat, sesak napas, serta kram pada bagian tubuh tertentu.
Baca juga : Pesan Keselamatan dari Borobudur Marathon
Gejala yang muncul akan semakin memburuk apabila kesadaran sampai terganggu. Ada pula yang berbicara meracau. Setiap pelari harus bisa mengenali kondisi masing-masing. Segera lakukan pertolongan pertama atau minta pertolongan kepada tenaga medis terdekat apabila mengalami tanda dan gejala yang berbahaya.
Andi menyampaikan, seseorang yang mengalami kelelahan akibat suhu panas diharapkan cepat melakukan pendinginan pada tubuh. Hal itu bisa dilakukan dengan mengguyur tubuh dengan air, melakukan rehidrasi dengan mengonsumsi air di stasiun penyedia air (water station), serta memanfaatkan sprinkler atau penyiraman air yang tersedia di sepanjang jalur maraton. Cara itu dapat membantu untuk menurunkan suhu tubuh.
Sementara ketika mengalami heat stroke, upaya pendinginan tubuh bisa dilakukan dengan menguyur tubuh dengan es atau membebat dengan handuk dingin. Es bisa diletakkan di bagian lipatan tubuh, seperti lipatan paha. Terapi cairan juga dapat diberikan jika seseorang mengalami dehidrasi berlebihan.
Pada kondisi tertentu, pemberian bantuan oksigen akan dilakukan untuk mengatasi sesak napas yang dialami akibat heat exhausted. ”Kemarin saat Borobudur Marathon (2023) ada sekitar 10 pelari yang kami pasangi infus karena kehilangan kesadaran. Dengan penanganan yang cepat, semua bisa membaik dan beraktivitas kembali,” tutur Andi.
Berdasarkan catatan tim medis Borobudur Marathon 2023, setidaknya ada 189 kasus yang ditangani di tenda medis utama. Jumlah itu belum termasuk kasus yang ditangani di luar tenda medis utama, seperti di lantai atau rumput depan tenda medis. Diperkirakan ada lebih dari 50 kasus yang tidak tercatat.
Baca juga : Siap Berlari Maraton, Siap Jiwa dan Raga
Selain itu, tercatat ada 46 kasus penyakit terkait suhu panas (heat related illness), meliputi 26 kasus heat exhaustion and 20 kasus heat stroke. Jumlah itu akan lebih besar apabila kasus heat cramps juga dihitung. Catatan lain menunjukkan, setidaknya ada 9 pelari yang memiliki suhu tubuh di atas 40 derajat celsius.
Race Director Borobudur Marathon 2023 Andreas Kansil di Kompas, Senin (20/11/2023), menyampaikan, banyak pelari harus mendapatkan pertolongan medis karena terik matahari selama lomba lari berlangsung. Pelari yang mendapatkan pertolongan tidak hanya mereka yang sudah mencapai garis akhir, tetapi juga yang masih berlari di rute lari.
Suhu tinggi serta banyaknya pelari yang harus mendapatkan pertolongan medis menjadi pertimbangan panitia untuk menghentikan lomba lari Borobudur Marathon 2023 pada pukul 10.30. Semua pelari yang masih menjalani lomba diminta untuk berhenti. Evakuasi pun dilakukan dengan kendaraan menuju titik finis di kompleks Candi Borobudur.
Pembelajaran
Anggota Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Setyo Haryo, mengatakan, keputusan panitia Borobudur Marathon 2023 yang menghentikan ajang lomba lari menjadi lebih cepat dengan alasan cuaca yang sangat panas dinilai sangat tepat. Jika lomba tersebut terus dilanjutkan, risiko fatal dari para pelari bisa terjadi.
”Kendati ada peserta yang sanggup, mengingat penyelenggara bertanggung jawab atas semua peserta, maka penyelenggara terpaksa membuat keputusan yang sulit untuk menghentikan lomba. Sangat mungkin jika keputusan itu tidak menyenangkan bagi sebagian pihak,” tuturnya.
Meski begitu, keputusan yang sudah didasarkan pada perhitungan dan penilaian yang menyeluruh itu perlu diapresiasi. Kondisi yang terjadi di Borobudur Marathon 2023 ini seharusnya dapat menjadi pembelajaran bagi penyelenggara lomba lari lainnya ketika dihadapkan pada kondisi serupa. ”Keselamatan pelari harus menjadi yang utama,” ucap Setyo.