Gramedia, Popomangun, KAI dan KAI Commuter meluncurkan program Baca Buku di KRL, pengguna KRL bisa membaca dan meminjam gratis buku fisik dan digital di Stasiun Jakarta Kota dan Bogor.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mendukung pengembangan literasi, Gramedia, Popomangun, KAI dan KAI Commuter meluncurkan kegiatan ”Baca Buku di KRL”. Pengguna kereta rel listrik atau KRL bisa membaca buku cetak ataupun digital secara gratis di pojok buku yang tersdia di Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Bogor.
Di kedua stasiun tersebut, tersedia instalasi berupa rak buku yang didesain oleh seniman Popo Mangun. Pengguna KRL bebas mengambil buku yang tersedia di rak tersebut atau memindai QR Code untuk akses buku digital. Fasilitas ini bisa dibilang mirip dengan perpustakaan mini yang dirawat bersama.
Peminjaman buku menerapkan konsep ”ambil, baca, dan kembalikan”. Buku fisik bisa dibaca selama di stasiun dan di kereta kemudian dikembalikan ke rak yang sama ketika tiba di stasiun tujuan. Sementara itu, buku digital tersedia untuk diakses selama satu hari. Untuk tahapan selanjutnya, fasilitas baca buku gratis tersebut akan tersedia di seluruh jaringan stasiun KRL.
”Kami ingin membuka akses bacaan bermutu untuk membangun literasi masyarakat. Semakin tinggi tingkat literasi, peradaban suatu bangsa akan semakin maju,” kata Digital, Marketing, & Merchandising Director Gramedia, V Sugiarto, di Stasiun Jakarta Kota, Jumat (23/2/2023).
Gramedia menyediakan lebih dari 1.000 buku, terdiri atas 300 buku di Stasiun Jakarta Kota, 300 buku di Stasiun Bogor, dan 500 buku digital. Setiap buku sudah terkurasi dengan baik dari berbagai genre, seperti komik, novel, dan buku nonfiksi. Beberapa bacaan yang telah tersedia di rak buku di Stasiun Jakarta Kota, antara lain Tuhan, Aku Ingin Tetap Hidup oleh Reinhard Damopolii, The 5 AM Club oleh Robin Sharma, dan Sama-sama Happy oleh Lars-Johan Age.
Direktur Utama PT KCI Asdo Artriviyanto menambahkan, KRL jalur Jakarta Kota-Bogor merupakan salah satu jalur KRL tersibuk. Jalur ini mengangkut sekitar 600.000 penumpang per hari atau mencakup 60 persen dari total penumpang harian KRL.
”Kami mempunyai 83 stasiun, ini baru dua stasiun. Mudah-mudahan kita bisa meningkatkan kerja sama karena kami juga masih punya jalur sibuk lainnya, seperti jalur Cikarang, Manggarai, dan Tangerang,” tutur Asdo.
Asdo melanjutkan, perilaku pengguna transportasi urban adalah tap and go sehingga mobilitas mereka cukup tinggi. Namun, keberadaan pokok buku tersebut akan membantu mengisi kekosongan waktu penumpang yang menunggu KRL, berada dalam perjalanan panjang, atau bahkan sekadar mengisi daya ponsel di fasilitas tempat pengisian daya di stasiun.
Kegiatan ”Baca Buku di KRL” semakin berwarna dengan kolaborasi bersama seniman Popo Mangun. Ia menggunakan warna-warna cerah untuk mendesain rak buku, seperti biru, kuning, dan oranye yang kontras. Garis-garis yang digunakan juga mengusung konsep natural sehingga banyak garis melengkung.
”Saya menggunakan konsep naturalis yang menyiratkan pertumbuhan. Ketika kita membaca, imajinasi dan pengetahuan kita bertumbuh. Ada juga simbol seperti awan yang melambangkan imajinasi,” tutur Popo Mangun.
Adapun kegiatan Baca Buku di KRL merupakan bagian dari gerakan Nusa Membaca yang dicanangkan sejak awal 2024, bertepatan dengan momen perayaan lima puluh tahun Gramedia berkiprah. Selain bekerja sama dengan KAI, kegiatan Baca Buku di KRL juga berkolaborasi dengan berbagai komunitas pencinta buku.