Februari Terpanas Sepanjang Sejarah di Indonesia dan Dunia
Suhu udara di Indonesia pada Februari 2024 mencapai 27,36 derajat celsius, hampir 1 derajat celsius lebih panas.
JAKARTA, KOMPAS — Suhu pada Februari 2024 di dunia tercatat menjadi yang terpanas sepanjang sejarah pencatatan dengan rata-rata global 13,54 derajat celsius. Suhu tersebut lebih panas 0,91 derajat celsius di atas rata-rata bulanan periode tahun 1991-2020.
Suhu udara di Indonesia pada Februari 2024 mencapai 27,36 derajat celsius. Hal itu berarti lebih panas dibandingkan suhu udara klimatologis sebesar 26,42 derajat celsius.
Anomali suhu tertinggi di Indonesia terekam di Kota Baru, Kalimantan Selatan, dengan selisih 2 derajat lebih panas dibandingkan rata-rata bulanan pada 1991-2020. Anomali suhu ini telah berdampak pada perubahan cuaca dan pola hujan.
Rekor suhu udara terpanas di Bumi ini dilaporkan dalam Buletin Iklim terbaru dari Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa, yang diakses pada Minggu (10/3/2024). Sementara itu, anomali suhu udara di Indonesia dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca juga : Suhu Dunia Mendidih, Mengancam Kehidupan dan Produksi Pangan
Laporan C3S menunjukkan, Februari 2024 menjadi yang terpanas dalam catatan mereka sejak tahun 1940. Hal ini menandai rekor bulan terpanas selama sembilan bulan terakhir secara berturut-turut.
Suhu udara permukaan rata-rata global pada Februari sebesar 13,54 derajat celsius. Hal itu berarti suhunya 0,81 derajat celsius lebih panas di atas rata-rata bulan Februari tahun 1991-2020, dan 0,12 derajat celsius lebih hangat dibandingkan Februari 2016, rekor terpanas sebelumnya.
Suhu permukaan laut di wilayah luar kutub mencapai rekor nilai absolut baru, yaitu 21,09 derajat celsius.
Direktur C3S Carlo Buontempo mengatakan, ”Februari merupakan tahun sama dengan rekor panjang yang tercatat beberapa bulan terakhir. Hal ini tidak terlalu mengejutkan karena pemanasan yang terus-menerus pada sistem iklim pasti akan menyebabkan suhu ekstrem baru."
Menurut Buontempo, iklim merespons konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. ”Kecuali kita berhasil menstabilkannya (dengan mengurangi emisi), kita pasti akan menghadapi rekor suhu global baru dan konsekuensinya,” lanjutnya.
Ambang batas
Menurut catatan C3S, suhu pada Februari 2024 sudah lebih panas 1,77 derajat celsius dibandingkan penghitungan rata-rata bulan Februari untuk periode 1850-1900, yang merupakan periode referensi pra-industri.
Jika dirata-rata, suhu global selama 12 bulan terakhir sudah melebihi 0,68 derajat celsius di atas rata-rata tahun 1991-2020 dan 1,56 derajat celsius di atas rata-rata pra-industri tahun 1850-1900.
Februari merupakan tahun sama dengan rekor panjang yang tercatat beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, Perjanjian Paris yang telah mengamanatkan agar kita mencegah kenaikan suhu melebihi ambang batas 1,5 derajat celsius untuk menghindari dampak kehancuran akibat krisis iklim menjadi sulit ditahan lagi.
Sekalipun kenaikan suhu saat ini belum bisa dipastikan bersifat jangka panjang, konsistensi suhu selama 12 bulan terakhir yang sudah melebihi ambang ini menjadi alarm bahaya yang nyata.
Ringkasan bulanan C3S terbaru mencakup tinjauan musim dingin boreal (Desember 2023 hingga Februari 2024).
Menurut data ini, kondisi saat ini adalah musim dingin terpanas secara global, 0,78 derajat celsius di atas rata-rata tahun 1991-2020, dan 0,19 derajat celsius di atas periode musim dingin boreal terpanas pada 2015/2016.
Eropa mengalami perbedaan suhu yang sangat kontras, dengan sebagian besar benua mengalami suhu jauh di atas rata-rata, dengan anomali hangat terbesar terjadi di Eropa Tengah dan Timur. Sebaliknya, negara-negara Nordik dan Rusia barat laut mengalami suhu yang lebih dingin dari rata-rata.
Baca juga : PBB: Suhu Global Bakal Melebihi Ambang Kritis 1,5 Derajat Celsius
Di tempat lain, musim ini merupakan musim amat kontras di Amerika Utara, dengan kondisi lebih basah dari rata-rata dan bercampur dengan kondisi lebih kering. Sebagian besar wilayah Eurasia dan Asia Tengah, serta China, Jepang, Pakistan, dan India bagian utara mengalami kondisi basah di atas rata-rata.
Anomali di Indonesia
Berdasarkan analisis dari 116 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata Februari 2024 mencapai 27,36 derajat celsius. Padahal, normal suhu udara klimatologis Februari 2024 periode 1991-2020 di Indonesia sebesar 26,42 derajat celsius atau dalam kisaran normal 20,08-28,34 derajat celsius.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, BMKG mencatat anomali suhu udara rata-rata pada Februari 2024 lebih panas 0,94 derajat celsius dari suhu rata-rata. Anomali suhu udara Indonesia pada Februari 2024 merupakan nilai anomali tertinggi sepanjang periode pengamatan di Indonesia sejak 1981.
Hampir semua wilayah Indonesia mengalami anomali suhu udara rata-rata lebih panas dibandingkan rata-rata klimatologisnya. Anomali suhu paling tinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Gusti Syamsir Alam, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, yang mencapai 2 derajat celsius lebih panas.
Sementara anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere, Makassar, yang lebih dingin 0,6 derajat celsius dibandingkan rata-rata bulanannya.
Adapun suhu tertinggi selama Februari 2024 di Indonesia tercatat di Stasiun Meteorologi Tardamu, Sabu, Nusa Tenggara Timur, sebesar 29,9 derajat celsius. Kota Ambon ada di urutan kedua sebesar 29,7 derajat celsius.
BMKG juga merekam selisih suhu udara rata-rata Februari 2024 terhadap bulan sebelumnya, yaitu Januari 2024. Dari 160 stasiun pengamatan di Indonesia, secara umum menunjukkan kenaikan suhu.
Peningkatan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Hang Nadim, Batam, sebesar 1,3 derajat celsius. Sementara penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Sumba Timur, yang lebih dingin 1,1 derajat celsius dibandingkan Januari.
Dampak pada cuaca
Menurut Buontempo, suhu permukaan laut memengaruhi pola cuaca dan iklim. Lautan lebih panas. Hal ini berarti lebih banyak kelembaban di atmosfer, yang menyebabkan cuaca semakin tidak menentu, seperti angin kencang dan hujan lebat.
Sejak tahun lalu, El Nino yang menghangatkan permukaan laut di Pasifik bagian selatan dan menyebabkan cuaca lebih panas secara global telah memperparah pemanasan global jangka panjang yang mendorong peningkatan suhu laut tanpa henti selama bertahun-tahun.
Anomali suhu, yang berdampak pada perubahan cuaca dan pola hujan, telah dirasakan masyarakat di Nusa Tenggara Timur, wilayah di Indonesia yang paling terdampak El Nino.
Kepala Dusun III, Desa Waibau, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur, Harto Brino (28), yang ditemui pekan lalu, mengatakan, musim hujan tahun ini datang terlambat dan suhu udara terasa sangat panas dibandingkan biasanya.
Baca juga : El Nino Melemah, tetapi Dampaknya Menguat
Biasanya bulan November sudah mulai hujan dan sebagian masyarakat mulai tanam padi ladang. Tetapi, sampait bulan Desember, hujan masih kurang. Hujan baru mulai turun bulan Januari dan saat padi ditanam pada Februari 2024 sudah kering lagi sehingga banyak tanaman mati.
Bulan Februari hingga Maret biasanya menjadi puncak musim hujan di wilayahnya. Namun, saat ini hujan sangat jarang. ”Untuk air minum saja kami susah. Selain beli beras yang mahal, kami juga harus beli air,” ujarnya.