Mitigasi Keselamatan Haji agar Korban Jiwa Tak Lagi Berjatuhan
Kuota jemaah haji Indonesia tahun ini bertambah 20.000 orang. Mitigasi keselamatan harus dipersiapkan berlipat.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah diminta memastikan keselamatan dan kenyamanan ibadah para jemaah haji yang tahun ini kuotanya bertambah 20.000 orang menjadi total 241.000 orang. Ini adalah kuota terbanyak jemaah haji dalam tujuh tahun terakhir. Sejumlah kejadian yang menimpa jemaah haji, bahkan sampai mengakibatkan korban jiwa diharapkan tidak terulang kembali.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah strategi, khususnya dalam pendampingan jemaah lanjut usia selama ibadah Haji 2024. Pertama dengan menetapkan aturan lolos skrining kesehatan sebelum pelunasan biaya haji.
Kedua, memberikan keringanan pada pendamping jemaah haji lansia agar bisa melunasi pembayaran biaya haji pada waktu pelunasan tahap kedua. Kemudian, semua fasilitas ramah lansia akan disiapkan dari sebelum keberangkatan di dalam negeri, di Arab Saudi, hingga kembali ke Tanah Air. Dan terakhir, menyiapkan 4.421 petugas jemaah haji.
"Semua ini berdasarkan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1944 hijriah/2023 masehi, kami telah melakukan mitigasi dalam rangka mendukung ibadah haji ramah lansia dengan strategi berikut," kata Yaqut dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Adapun fasilitas ramah lansia yang dimaksud antara lain, transportasi, akomodasi, dan sajian makanan khusus lansia. Penerbangan haji ke Tanah Suci nantinya akan dilayani oleh dua maskapai, yaitu Garuda Indonesia yang akan mengangkut 109.072 jemaah dan Saudi Arabian Airlines (106.993 jemaah) melalui 13 bandara embarkasi Haji 2024 ke dua bandara di Arab Saudi, yakni Bandara King Abdulaziz di Jeddah dan Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz di Medina.
Kemenag memperkirakan jumlah jemaah haji lansia tahun ini mencapai lebih dari 40.00 orang dari total kuota haji Indonesia. Yaqut mengingatkan semua petugas haji, terutama yang mendampingi lansia untuk bekerja profesional dan disiplin demi memberikan pelayanan terbaik.
Tahun kemarin itu semestinya bisa ditangani dan tahun ini tidak boleh terulang kembali.
Seleksi petugas penyelenggara ibadah haji pun sudah memasuki tahap akhir seleksi dan akan dilakukan bimbingan teknis pada 19 sampai 28 Maret 2024. Para petugas ini terdistribusi pada sejumlah layanan, mulai dari layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, layanan jemaah haji lansia dan disabilitas, layanan pelindungan jemaah, layanan Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), dan layanan Media Center Haji (MCH).
"Akomodasi di Mekkah dan Madina telah selesai, penyiapan konsumsi sedang dalam tahap penyelesaian untuk 27 kali makan di Madina, 87 kali makan di Mekkah, dan 15 kali makan ditambah 1 kali snack berat saat Masyair," ucapnya.
Berdasarkan data pada sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan ibadah haji secara terpadu (Siskohat) di Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, per 13 Maret 2024 pukul 17.00 tercatat 99,4 persen calon jemaah telah lulus pemeriksaan kesehatan haji dan sebanyak 93,93 persen calon jemaah sudah melakukan pelunasan biaya haji.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo menambahkan, pihaknya terus melakukan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji, digitalisasi hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji, pembaruan petugas kesehatan haji, dan persiapan pelayanan kesehatan di Arab Saudi.
”Semua data riwayat medis para jemaah haji akan terhimpun dalam sistem International Patient Summary,” kata Liliek.
Dalam rapat ini, sejumlah anggota DPR RI menyoroti sejumlah masalah penyelenggaraan ibadah haji tahun lalu agar tidak terulang kembali, mulai dari kurangnya pelayanan yang diterima jemaah selama puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), kurangnya akomodasi di Maktab 71 yang membuat sejumlah jemaah tidur di luar tenda, serta tempat sanitasi yang terbatas.
Sejumlah masalah itu mengakibatkan 772 jemaah haji Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci Arab Saudi. Mereka terdiri dari 752 jemaah haji reguler, 18 haji khusus, dan 3 jemaah haji furoda. Kemenag mencatat, angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan haji di Indonesia.
"Tahun kemarin itu semestinya bisa ditangani dan tahun ini tidak boleh terulang kembali, solusinya juga belum tampak dalam perbaikan haji yang akan datang," kata anggota Komisi VIII, Endang Maria Astuti.
Politisi partai Golongan Karya ini mendorong Kemenag untuk memperkuat kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi agar bisa memesan sejumlah penginapan yang dekat dengan lokasi-lokasi ibadah haji supaya kejadian tahun lalu tidak terulang. Selain itu, maskapai penerbangan juga perlu diperbanyak, tidak hanya bekerja sama dengan dua maskapai demi kenyamanan jemaah haji.
Jemaah haji Indonesia gelombang pertama akan mulai diberangkatkan ke Arab Saudi pada Minggu, 12 sampai 23 Mei 2024. Kemudian disusul jemaah haji gelombang kedua akan diberangkatkan menuju Jeddah mulai 21 Mei hingga 1 Juni 2024.