JAKARTA, KOMPAS — Selama ini marbot masjid dikenal sebagai pekerjaan yang bersifat sukarela sehingga tidak memiliki pendapatan dengan nominal yang pasti. Namun, beberapa pihak, termasuk sejumlah pemerintah daerah, telah memberikan perhatian dan dukungan kepada marbot, berupa pemberian insentif hingga pemberangkatan umrah ke Tanah Suci.
Salah satu dukungan dan perhatian untuk meningkatkan kesejahteraan marbot masjid dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan dengan menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk insentif bagi para marbot masjid se-Kabupaten Banyumas.
”Di Banyumas ada anggaran Rp 250 juta satu tahun untuk 416 marbot,” kata Pelaksana Tugas Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Banyumas Dian Budiarto, Rabu (20/3/2024).
Dian menyampaikan, secara rinci setiap marbot mendapat insentif Rp 100.000 per bulan. Insentif tersebut dicairkan per semester atau enam bulan sekali sehingga setiap marbot mendapat Rp 600.000 per marbot. Dana insentif tersebut diberikan dengan tujuan agar marbot bisa lebih bersemangat lagi dalam memakmurkan masjid.
Ke depan, diharapkan dana itu bisa lebih besar sehingga setiap marbot bisa mendapatkan insentif dua kali setahun. ”Sekarang di APBD baru teranggarkan satu semester. Nanti semoga di perubahan anggaran bisa genap satu tahun (dua semester),” ujarnya.
Selain di Banyumas, perhatian terhadap marbot juga sudah diberikan di Kabupaten Blora, Jateng. Perhatian dan dukungan tersebut ditunjukkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Blora dan Pemkab Blora dengan mendaftarkan para marbot di wilayahnya dalam program perlindungan kerja Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Blora Sutaat mengatakan, pada tahun 2023, sebanyak 900 marbot masjid didaftarkan dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian tersebut. Namun, karena ada pembatasan usia bagi calon peserta, akhirnya bisa terdaftar dalam program tersebut sebanyak 742 orang.
Sutaat menyebut, setiap tiga bulan, Baznas Blora membayar iuran Rp 37.396.800 ke BPJS Ketenagakerjaan untuk ratusan marbot tersebut. Uang itu berasal dari zakat profesi yang dibayarkan para aparatur sipil negara di Blora.
Para marbot berhak mendapatkan perawatan tanpa batas biaya sesuai indikasi medis hingga sembuh bila mereka sakit atau terluka akibat kecelakaan kerja.
”Marbot ini kan pekerja sosial dan bisa dibilang sukarelawan yang kerjanya tidak ada imbalannya. Kami ingin agar setidaknya ada proteksi terhadap mereka dalam melaksanakan pekerjaannya. Intinya, kami mendukung program pemerintah untuk membantu menjaga keselamatan para marbot,” kata Sutaat saat dihubungi, Jumat (22/3/2024).
Pada April hingga Juni mendatang, Baznas akan kembali membayarkan iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk ratusan marbot tersebut. ”Saya kira, program ini baik untuk dilanjutkan. Dari segi besaran iuran masih terjangkau, yakni Rp 16.800 per bulan per orang. Namun, manfaat yang akan didapat oleh para penerima manfaatnya cukup besar,” ujarnya.
Dengan mengikuti program ini, para marbot berhak mendapatkan perawatan tanpa batas biaya sesuai indikasi medis hingga sembuh bila mereka sakit atau terluka akibat kecelakaan kerja. Sementara jika para marbot meninggal karena kecelakaan kerja, ahli warisnya berhak mendapatkan jaminan 48 kali upah terakhir yang dilaporkan. Apabila para marbot tersebut meninggal bukan karena kecelakaan kerja, mereka tetap akan mendapatkan biaya santunan Rp 42 juta.
Sementara itu, Pemkot Banjarmasin, Kalimantan Selatan, telah mengalokasikan anggaran Rp 11,7 miliar untuk bantuan uang transportasi bagi sekitar 2.600 ustaz, ustazah, guru mengaji, dan marbot di Banjarmasin. ”Ini merupakan bentuk kepedulian pemkot pada kesejahteraan para ustaz dan marbot di Banjarmasin,” kata Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.
Pemberian umrah
Perhatian dan dukungan yang lebih baik untuk marbot masjid dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI). Pemprov DKI Jakarta dan DMI memberikan hadiah umrah kerpada 12 marbot masjid yang tersebar di Jakarta.
Program umrah gratis bagi marbot masjid ini beberapa kali pernah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Pada 2014, tercatat Pemprov DKI memberangkatkan 30 marbot masjid. Kemudian pada 2017 umrah diberikan kepada 147 marbot masjid, disusul 267 marbot pada 2018, dan terakhir 432 marbot masjid juga mendapat hadiah umrah pada 2019.
Sekretaris Jenderal DMI Imam Ad Daruquthni menegaskan, peran marbot sangatlah penting dalam melancarkan segala proses ibadah di masjid. Peran marbot ini meliputi kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan keramahan seperti terakomodasinya seluruh kategori umur dari pengunjung dari kelompok anak-anak sampai kelompok manula.
Selain itu, marbot juga bertanggung jawab atas kelancaran fasilitas pelaksanaan program harian masjid. Di sisi lain, marbot memiliki tanggung jawab kepada pimpinan dan pengurus atau takmir masjid yang kesiagaannya pada umumnya bersifat full time.
Mengingat peran penting tersebut, kata Imam, pengurus masjid selama ini telah dan sepatutnya mengalokasikan anggaran khusus untuk para marbot. Pemprov DKI bersama DMI juga telah membina hubungan kerja sama untuk mendukung kesejahteraan marbot masjid.
”Kami memberikan honorarium bagi para marbot masjid-masjid di Jakarta dalam suatu bundel anggaran untuk BOTI atau bantuan operasional tempat ibadah. Ini tidak hanya untuk masjid, tetapi juga tempat-tempat ibadah berbagai agama yang ada,” ujarnya.