Jangan Tahan Buang Air Kecil jika Tak Mau Terkena Infeksi Saluran Kemih
Menahan buang air kecil dan malas minum air putih berisiko menyebabkan infeksi saluran kemih, terutama pada perempuan.
Perjalanan yang panjang, seperti saat mudik atau balik dari libur Lebaran, sering kali membuat kita terpaksa menahan keinginan untuk buang air kecil. Tidak jarang beberapa orang dengan sengaja hanya sedikit minum air agar tidak sering buang air kecil di perjalanan.
Kebiasaan tersebut sebaiknya jangan dilakukan. Bagi orang yang sering menahan buang air kecil dan malas minum air putih bisa berisiko terkena infeksi saluran kemih. Penyakit ini semakin besar berisiko pada perempuan.
Dokter Spesialis Urologi RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Ima Nastiti Setyaningsih mengatakan, perjalanan mudik ataupun kembali dari mudik biasanya membuat seseorang hanya fokus untuk bisa cepat-cepat sampai di tempat tujuan. Hal itu sering kali mengabaikan kebutuhan dasar, seperti makan, minum, bahkan kebutuhan untuk buang air kecil.
Kebiasaan untuk menunda buang air kecil juga sering terjadi di masyarakat yang menggunakan kendaraan umum. Ketika menggunakan kendaraan umum, khususnya bus, biasanya membuat seseorang harus menahan keinginan untuk buang air kecil karena mengikuti jalur pemberhentian dari bus.
Akses ke toilet pun biasanya terbatas. Meski begitu, kebiasaan menahan buang air kecil yang terlalu lama perlu dihindari karena bisa berisiko menyebabkan infeksi saluran kemih.
”Jangan sampai menunda buang air kecil terlalu lama. Meski dalam perjalanan, sempatkanlah beristirahat terlebih dahulu untuk sekadar melakukan peregangan dan buang air kecil,” katanya dalam keterangan yang disampaikan pada awal April 2024.
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika terdapat bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih (traktus urinarius) melalui saluran yang digunakan untuk mengeluarkan urine (uretra). Bakteri yang masuk dapat berkembang biak di dalam kandung kemih.
Baca juga: Jangan Abaikan Beser dan Mengompol di Malam Hari
Meskipun sebenarnya sistem berkemih manusia telah didesain untuk menghambat masuknya bakteri, mekanisme pertahanan tersebut terkadang bisa mengalami kegagalan. Sistem pertahanan tersebut akan melemah ketika kondisi tubuh sedang tidak fit.
Kebiasaan menahan buang air kecil yang terlalu lama perlu dihindari karena bisa berisiko menyebabkan infeksi saluran kemih.
Apabila terdapat bakteri di dalam kandung kemih, infeksi saluran kemih bisa terjadi. Gejala yang bisa ditimbulkan, seperti sering merasa ingin buang air kecil, nyeri saat berkemih, urine menjadi keruh, urine berwarna kemerahan, urine berbau, serta nyeri pada panggul.
Data National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC) pada 2018 mencatat, kasus infeksi saluran kemih di Indonesia merupakan kasus infeksi terbanyak kedua yang dialami masyarakat di Indonesia, setelah infeksi saluran pernapasan. Jumlah kasus infeksi saluran kemih di Indonesia mencapai 8,3 juta kasus per tahun.
Perempuan lebih berisiko
Ima menuturkan, kasus infeksi saluran kemih lebih banyak ditemukan pada perempuan. Risiko infeksi ini memang lebih besar terjadi pada perempuan. Biasanya, perempuan akan mengalami lebih dari satu kali infeksi dalam hidupnya.
Baca juga: Gunakan Antibiotik Hanya untuk Penyakit akibat Infeksi Bakteri
Adapun faktor risiko yang spesifik menyebabkan infeksi saluran kemih pada perempuan, antara lain, anatomi saluran kemih pada perempuan yang memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria. Hal ini menyebabkan jarak yang ditempuh bakteri menuju ke kandung kemih menjadi lebih pendek.
Selain itu, perempuan yang aktif secara seksual juga cenderung lebih sering mengalami infeksi saluran kemih dibandingkan perempuan yang tidak aktif secara seksual. Risiko infeksi saluran kemih juga lebih besar pada perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi diafragma dan spermisida.
”Penurunan hormon estrogen pada perempuan yang sudah menopause dapat menyebabkan perubahan di saluran kemih sehingga rentan terjadi infeksi, termasuk infeksi saluran kemih,” ujar Ima.
Ia menuturkan, bagi seseorang yang menunjukkan gejala dan tanda infeksi saluran kemih diharapkan segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Penggunaan obat tanpa resep dan konsultasi dari dokter agar dihindari. Penggunaan obat yang tidak sesuai resep, terutama penggunaan antibiotika, bisa menimbulkan terjadinya resistensi antibiotik. Kondisi penyakit bisa semakin buruk.
Selain itu, pengobatan yang tepat juga diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Jika tidak diatasi dengan baik, infeksi saluran kemih bisa menyebabkan komplikasi, seperti infeksi yang berulang yang terjadi dua kali atau lebih dalam enam bulan, gangguan fungsi ginjal permanen, penyempitan pada uretra, serta sepsis yang bisa mengancam nyawa.
Pencegahan
Ima menyarankan agar masyarakat bisa berupaya untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. Upaya ini khususnya perlu diperhatikan selama perjalanan balik dari mudik ini.
Pastikan untuk tetap mengonsumsi air putih yang cukup minimal 2 liter per hari. Perjalanan yang panjang umumnya menyebabkan seseorang lupa untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh.
Selain itu, yang terpenting adalah tidak menunda buang air kecil terlalu lama. Meski dalam perjalanan panjang sempatkanlah untuk beristirahat. Jika ada waktu berhenti, sebaiknya tetap mencoba untuk buang air kecil.
Perhatikan pula kebersihan diri setelah buang air kecil atau air besar. Saat membersihkan area kemaluan, sebaiknya bersihkan menggunakan air dari arah depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari area anus menyebar ke vagina (pada perempuan) atau uretra.
Upaya lain yang perlu diperhatikan untuk mencegah infeksi saluran kemih adalah mengonsumsi segelas air putih setelah berhubungan seksual. Setelah itu, upayakan untuk mengosongkan kandung kemih untuk membantu menghalau bakteri saat buang air kecil.
Hindari untuk menggunakan produk yang berpotensi menyebabkan iritasi di daerah kemaluan, seperti penggunaan bedak atau deodoran semprot (spray). Sebaiknya ganti alat kontrasepsi diafragma dengan jenis kontrasepsi lain yang lebih aman.
Baca juga: "Wisata Toilet" di Bumi Kalimantan
”Lakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk mencegah infeksi saluran kemih. Apabila mengalami gejala infeksi, segera konsultasikan ke dokter ataupun dokter spesialis urologi untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” kata Ima.
Bahaya lain
Dikutip dari Medical News Today, kebiasaan menahan buang air kecil dapat berdampak pada kondisi batu ginjal. Risiko batu ginjal akan semakin besar terjadi pada orang dengan riwayat penyakit tersebut serta pada orang yang memiliki kandungan mineral tinggi pada urinenya.
Selain itu, kebiasaan menahan buang air kecil juga dapat menyebabkan kandung kemih menjadi meregang. Pada kondisi normal, otot pada kandung kemih akan berkontraksi saat buang air kecil. Namun, jika kandung kemih meregang, kontraksi tersebut akan melemah dan membuat tubuh kehilangan kemampuan untuk memberikan isyarat keinginan untuk buang air kecil.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases menyebutkan, rata-rata kandung kemih pada orang dewasa mampu menampung 1-1,5 cangkir urine. Ketika kandung kemih sudah terisi setengah dari kapasitasnya, saraf di kandung kemih akan mengirimkan sinyal ke otak untuk memberi tahu agar segera buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih.
Semakin penuh kandungan kemih, semakin kuat sensasi buang air kecil. Karena itu, dengan menahan buang air kecil, tubuh akan terus-menerus melawan sinyal untuk buang air kecil. Itu bisa berdampak buruk pada kesehatan. Jadi, jangan abaikan sinyal tubuh ketika harus buang air kecil.