Memeluk Mimpi Merdeka Belajar untuk Kemajuan Pendidikan
Program Merdeka Belajar dihadirkan untuk mendukung belajar bagi murid dan guru secara menyenangkan dan fleksibel.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Semangat Merdeka Belajar menjadi andalan pemerintah untuk mewujudkan transformasi pendidikan yang menghadirkan belajar yang aman, menyenangkan, dan bermakna agar siswa berkembang penuh sesuai potensi dirinya. Karena itu, keberlanjutan Merdeka Belajar agar anak-anak, pendidik, dan pemerintah merasakan perubahan nyata dalam pendidikan jadi mimpi yang dipeluk bersama-sama.
Ajakan untuk memeluk mimpi perubahan bangsa lewat pendidikan disajikan lewat konser musikal persembahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta komunitas budaya Titimangsa. Konser itu menampilkan pemusik dari siswa SMK Negeri 2 Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, di Teater Merdeka, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (25/4/2024) malam.
Pertunjukan berjudul ”Memeluk Mimpi-mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai” memberikan panggung bagi siswa SMK bidang musik berkolaborasi dengan sejumlah artis ternama, seperti Sherina Munaf, Mawar de Jongh, Ario Bayu, Nyoman Paul, Isyana Saravati, dan Happy Salma. Konser ini juga digelar untuk menyambut Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024.
Sekitar seratus siswa sekolah musik pertama di Indonesia dari SMKN Negeri 2 Kasihan, Bantul, atau dulu dikenal Sekolah Menengah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, berseragam putih dengan bawahan celana berwarna abu-abu, terlibat menjadi pengiring musik dan paduan suara.
Mereka mengiringi pertunjukan musik klasik dan pop yang indah dengan biola, violin, viola, cello, contrabass, klarinet, oboe, flute, bassoon, french horn, trombon, tuba, trumpet, perkusi, piano, gitar elektrik, keyboard, gitar akustik, saxophone, dan piano. Konser musikal ini membawa semangat pantang menyerah meraih mimpi dan menjadi refleksi keberlanjutan gerakan Merdeka Belajar.
”Proses transformasi membutuhkan sabar. Hampir lima tahun kami sibuk menanam akar. Baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar. Di tangan Anda semua kami titipkan Merdeka Belajar,” tutur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim dalam monolognya.
Mimpi Merdeka Belajar, yang diharapkan bisa diwujudkan dan berkelanjutan, terungkap dalam puisi yang disampaikan Nadiem, yang mengantarkan pertunjukan konser musikal Memeluk Mimpi-mimpi.
…Tetapi dalam hati setiap anak ada mimpi tersembunyi, keinginan untuk belajar tanpa dihakimi, kepercayaan kuat bahwa dia punya kompetensi, keinginan untuk dilihat sebagai manusia mandiri.
Setiap guru punya firasat di dalam hati bahwa mungkin metode kuno sudah tidak relevan lagi, bahwa pembelajar sepanjang hayat tidak mungkin diproduksi dengan kekakuan, penghafalan, dan standardisasi.
Baik anak maupun guru harus diberikan ruang berkreasi, berinovasi, bahkan untuk berjuang. Ruang kelas jadi panggung dan peluang untuk menemukan jati diri setiap orang.
Nadiem menambahkan, konser musikal ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi siswa-siswi SMKN 2 Kasihan yang menjadi bagian dari transformasi pendidikan di Indonesia. Melalui program Merdeka Belajar, siswa dapat mengekspresikan karya, berpikir, dan berekspresi melalui pembelajaran yang relevan dan menyenangkan.
Pertunjukan tersebut juga menjadi bukti nyata semangat kolaborasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, para pelaku budaya profesional, dan satuan pendidikan. Konser ini juga memperkaya pengalaman murid dan guru, meningkatkan kompetensi mereka, serta memperkuat ekosistem kebudayaan melalui pendidikan, khususnya pendidikan vokasi.
Belajar secara nyata
Kepala SMKN 2 Kasihan, Yogyakarta, Turino menyambut baik kolaborasi yang didukung penuh Kemendikbudristek. Sebab, kolaborasi ini memberi kesempatan bagi siswa dan guru tampil di panggung yang megah bersama para profesional. Pembelajaran dengan semangat Merdeka Belajar memberi ruang bagi dunia pendidikan untuk mengajak siswa belajar secara nyata.
”Bagi siswa kami, mereka sudah disiapkan dengan memiliki dasar-dasar untuk mengikuti perkembangan di industri musik. Memang dasarnya menguasai musik klasik, tetapi bisa menyesuaikan dengan cepat musik pop hingga dangdut. Kolaborasi dengan industri musik ini mendorong semangat anak-anak untuk berkembang jadi talenta musik bermutu tinggi,” tutur Turino.
Menurut Turino, dalam proses persiapan konser musikal, murid-murid SMKN 2 Kasihan sangat fokus, antusias, dan bersemangat untuk mempersembahkan pertunjukan yang terbaik. Para siswa punya mimpi untuk bisa terjun menjadi profesional di bidang musik di tingkat nasional dan internasional.
Kolaborasi dengan industri musik ini mendorong semangat anak-anak untuk berkembang jadi talenta musik bermutu tinggi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati menjelaskan, konser musikal ”Memeluk Mimpi-mimpi” memberi pengalaman dan pembelajaran berharga, terutama bagi siswa sebagai talenta musisi profesional masa depan.
”Pengalaman konser ini akan menjadi kenangan dan cerita manis selamanya bagi siswa dan guru SMKN 2 Kasihan, Bantul, dan siswa SMK lain yang terlibat,” ucap Kiki.
Lebih lanjut, Kiki mengungkapkan, pertunjukan ini menampilkan bakat dari siswa dan guru dalam orkestra. Selain itu, siswa SMK lain dari berbagai jurusan sebagai sukarelawan turut merasakan terlibat dalam industri pertunjukan. ”Mereka terlibat menangani tata rias, tata busana, tata panggung, penyiapan dan penataan hidangan, logistik, administrasi pertunjukan, dan sebagainya,” lanjut Kiki.
Hasil pembelajaran melalui skema teaching factory yang selama ini diadaptasi sekolah telah melatih mereka sehingga siap untuk menampilkan konser yang megah.
Alexius Ravel Bagas, pemain perkusi, menyebutkan, diberi kesempatan bermain bersama artis ternama merupakan kebanggaan. ”Ini membuat aku tak boleh punya mimpi setengah-setengah. Aku mau jadi pemain orkestra di luar negeri, aku harus mampu mengejarnya,” kata Ravel, siswa kelas XII yang ingin kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, lalu mencari beasiswa S-2 bidang musik di luar negeri.
Audy Mutiara Alexandria, pemain violin, mengaku tidak menyangka ada kesempatan bisa terlibat bermain di konser musikal yang didukung Kemendikbudristek. Mereka pun berkolaborasi dengan artis dan penyanyi ternama.
”Senang bisa berkolaborasi bersama orang-orang ternama di bidang musik. Mereka terus menyemangati kami untuk mengejar mimpi. Ada proses yang harus dilewati untuk mencapai kesuksesan dan ini sebagai awal. Aku ingin serius jadi pemain orkestra sambil menyiapkan diri menjadi pengajar musik,” tutur Audy, siswa kelas XII yang juga ingin melanjutkan studi di ISI Yogyakarta.
Salah satu penampil yang terlibat konser musikal, Sherina Munaf, yang berperan sebagai Larasati, mengungkapkan, ”Menjadi bagian dari pertunjukan yang berkisah suka dukanya meraih mimpi membuat aku ikut berkaca pada mimpiku sendiri dan generasi penerus kita semua.”