Anak Muda Indonesia Unjuk Prestasi di Kompetisi Riset dan Pemrograman
Torehan prestasi di ajang kompetisi regional hingga internasional dipersembahkan pelajar Indonesia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelajar dan mahasiswa Indonesia mampu menuai prestasi gemilang dalam kompetisi penelitian, inovasi, dan teknologi. Keikutsertaan di ajang kompetisi membuat para pelajar mampu menunjukkan potensi terbaik dirinya sekaligus mengharumkan nama bangsa.
Direktur Center for Young Scientists (CYS) Indonesia Monika Raharti yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (1/5/2024) mengatakan, kiprah para pelajar itu di antaranya ditunjukkan pada ajang lomba penelitian tingkat internasional. Pada akhir April lalu, tiga peneliti belia Indonesia yang berlomba di ajang The 30 International Conference of Young Scientists (ICYS 2024)di Izmir, Turki, berhasil memperolah dua medali perak, satu medali perunggu, serta dua penghargaan untuk poster ilmiah terbaik.
”Lomba peneliti belia ini untuk memperkenalkan metode penelitian ilmiah kepada siswa sekolah menengah yang mencakup penentuan topik penelitian, metodologi penelitian, hingga penyampaian hasil penelitian dalam forum internasional,” ucap Monika.
Pelajar Indonesia yang meraih prestasi di lomba peneliti belia internasional dan meraih medali perak, yakni Ayesha Ramadani Nugroho (SMA Negeri 5 Yogyakarta) dengan judul penelitian ”The New Bioplastic Material from Cyclea barbata”,meraih medali perak dan juara 3 poster serta Angel Anlee (SMA Tarakanita 2, Jakarta) dengan judul penelitian ”Application of Artificial Intelligence in Skill Development: Personal Trainer for Workout”.Adapun Fransiska Nindita Iswari (SMA St Angela Bandung) meraih medali perunggu dan juara 2 poster dengan penelitian berjudul ”Password Measurement and Recommendation Based on User Input Using Entropy and PCA Methods”.
Para pelajar yang tergabung dalam Tim Indonesia 2024 tersebut merupakan hasil seleksi berjenjang Lomba Peneliti Belia (LPB) 2023 tingkat provinsi yang diikuti 2.118 siswa dan didampingi oleh 668 guru. Selanjutnya para juara dari setiap provinsi berlomba di tingkat nasional yang berlangsung pada 30 November 2023. Rangkaian lomba dan seleksi telah berlangsung melalui kerja sama yang erat antara CYS dan enam dinas pendidikan provinsi, 13 perguruan tinggi, lembaga penelitian, komunitas penelitian, serta pihak lainnya.
Posisi tersebut membuat peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).
Sebelumnya, peneliti belia Filda Nuha Filyaar Afkor (MAN 1 Yogyakarta) meraih prestasi di ajang International Festival of Engineering and Science Tunisia 2024 (IFEST 2024). Filda meraih medali perak bidang Computer Science pada lomba yang berlangsung pada akhir Maret di Tunisia.
Tertinggi di Asia Tenggara
Secara terpisah, tim mahasiswa Universitas Indonesia berhasil mengukir prestasi pada kontes pemrograman paling bergengsi di dunia, yaitu International Collegiate Programming Contest (ICPC) 2023 World Finals pada pertengahan April lalu di Luxor, Mesir. UI diwakili oleh tim Stack.py dan Bingung Weh menduduki peringkat ke- 26 dan 36 dari 170 universitas ternama di dunia. Tahun ini, ICPC World Finals diikuti oleh 840 kontestan dari 50 negara. Keberhasilan ini membuat peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
ICPC World Finals merupakan tahap akhir dari rangkaian kompetisi ICPC. Para finalis adalah tim-tim yang menduduki peringkat dua persen teratas dari ICPC di tingkat regional yang diikuti 3.406 universitas dari 104 negara.
Sebelumnya, tim UI telah memenangi ICPC Regional Asia Jakarta tahun 2021 dan 2022. Pada 2023, ICPC mengadakan dua kompetisi World Finals sekaligus, yakni yang ke-46 dan ke-47, karena pandemi sempat menunda gelaran World Finals beberapa tahun lalu.
Kedua tim UI yang berkompetisi dalam ICPC 2023 World Finals beranggotakan mahasiswa-mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom). Tim Stack.py beranggotakan Pikatan Arya Bramajati, Fausta Anugrah Dianparama, dan Hocky Yudhiono. Sementara tim Bingung Weh diisi oleh Steven Novaryo, Ahmad Haulian Yoga Pratama, dan Budiman Arbenta.
Pembimbing sekaligus pengajar Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI Denny mengatakan tim UI sukses menyelesaikan lima permasalahan dari 11 percobaan yang diberikan pada gelaran ICPC World Finals 2023 ke-47. Sementara pada ajang ICPC World Finals 2023 ke-46, tim UI berhasil menyelesaikan enam dari 11 permasalahan dan menduduki joint rank ke-26.
”Posisi tersebut membuat peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU). Torehan jumlah permasalahan yang berhasil diselesaikan juga sama dengan Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST) dan Stanford University,” kata Denny.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tim ICPC UI didukung oleh Huawei Internasional. Kontribusi Huawei sangat berarti dalam meningkatkan kemampuan competitive programming tim UI.
ICPC World Finals merupakan kontes pemrograman tertua di dunia yang telah diselenggarakan sejak 1977. Sebelumnya, tim UI pernah meraih predikat High Honours pada penyelenggaraan ICPC World Finals ke-44 di Moskow pada 2021. Saat itu, tim UI sukses mengamankan posisi ke-32 di dunia, berhasil mengungguli Stanford University yang berada di urutan ke-51.
Mahasiswa Indonesia juga mampu unjuk prestasi di kompetisi Huawei ICT Competition Asia-Pacific 2023-2024. Dari Indonesia, Institut Teknologi Bandung menduduki posisi teratas di Network Track.
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko bersama Pelaksana Tugas Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam, dan CEO Huawei Indonesia Guo Hailong berfoto bersama mahasiswa pemenang Huawei ICT Competition 2023 di acara Indonesia Digital Talent Day 2023: Lejitkan Potensi Talenta Digital Menuju Indonesia 2045 yang digelar Huawei Indonesia di Universtas Tarumanagera di Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Tim Indonesia juga masuk dalam 16 tim yang mendapatkan penghargaan sebagai juara pertama, kedua, dan ketiga di empat kategori yang dikompetisikan, bersama tim mahasiswa dari Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, Kamboja, Laos, Vietnam, Bangladesh, Sri Lanka, Hong Kong (Tiongkok), dan Makau (Tiongkok). Para juara akan mewakili wilayahnya masing-masing di Global Final of the Huawei ICT Competition yang akan berlangsung di Shenzhen pada Mei 2024.
Huawei ICT Competition menghadirkan platform dinamis bagi para siswa untuk terlibat dalam kompetisi secara sehat dengan saling bertukar gagasan, sekaligus meningkatkan pengetahuan TIK dan keterampilan praktis mereka. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kapasitas mereka dalam berinovasi, tetapi juga memainkan peran penting dalam memangkas kesenjangan dalam pemenuhan talenta digital.
Huawei ICT Competition diluncurkan pada 2016 dan tahun ini merupakan tahun ke-8 penyelenggaraan kompetisi ini di Asia Pasifik. Huawei berkomitmen untuk terus memperluas dampak gelaran ini di sektor pendidikan, melalui rencana untuk mendirikan 500 akademi TIK yang ditargetkan untuk membina lebih dari 200.000 siswa per tahun 2025.
President of Huawei Asia-Pacific Simon Lin mengatakan sejak 2023 telah menambahkan satu kategori baru, yaitu computing track. Hal ini menambah kategori yang sebelumnya telah dikompetisikan, yaitu network, cloud, dan innovation track.
”Kami telah merancang kegiatan yang lebih interaktif untuk meningkatkan kecakapan kepemimpinan dan kesiapan kerja para siswa. Bersama dengan pemerintah, industri, dan mitra akademisi, kami berharap dapat membentuk dan melahirkan para pemimpin, praktisi, dan inovator masa depan di wilayah ini,” ujar Simon,