Konferensi Google Cloud Next 2017 di San Fransisco, Amerika Serikat, pekan ini akan dipenuhi nama-nama besar dari perusahaan teknologi itu. Eric Schmidt, kepala eksekutif perusahaan induk Google, Alphabet; Senior Vice President Google Diane Greene; dan CEO Google Sundar Pichai dijadwalkan tampil sebagai pembicara.
Kompas/Prasetyo Eko P
Ajang konferensi Google Cloud Next 2017 digelar di San Francisco, AS, 8-10 Maret.
Acara di Moscone Center West, San Fransisco itu, itu akan berlangsung Rabu (8/3) hingga Jumat (10/3). Pada hari pertama, tiga tokoh utama Google akan tampil sebagai pembicara kunci, Schmidt, Greene, Pichai, dan juga Li Fei-Fei, chief scientist di Google Cloud. Hari kedua juga akan diiisi sejumlah petinggi Google di layanan cloud seperti Urs Holzle, Prabhakar Raghavan, dan Brian Stevens.
Mereka akan mengenalkan inovasi terbaru platform komputasi awan, Google Cloud Platform, yang bisa dipakai oleh berbagai perusahaan. Layanan itu bisa dipakai perusahaan sebagai alternatif pusat data yang telah mereka miliki sebelumnya.
Kompas/Prasetyo Eko P
Ajang konferensi Google Cloud Next 2017 digelar di San Francisco, AS, 8-10 Maret.
Seperti dikutip dari laman Fortune, dengan platform itu, mereka menantang Amazon Web Service dan Microsoft Azure yang selama ini menjadi dua penyedia layanan cloud terbesar. Microsoft Azure misalnya, diuntungkan karena banyak perusahaan besar yang sudah memakai layanan atau produk Microsoft sebelumnya, seperti Windows.
Untuk memenangi persaingan, Google harus memastikan layanan mereka lebih unggul, seperti kemudahan pengelolaan, keandalan, dan tak kalah pentingnya, keamanan.
Kompas/Prasetyo Eko P
Ajang konferensi Google Cloud Next 2017 digelar di San Francisco, AS, 8-10 Maret.
Keandalan dan keamanan kini sangat penting bagi penyedia layanan cloud. Beberapa hari lalu, seperti dikutip dari Engadget, terjadi masalah pada layanan AWS, yang menyebabkan sejumlah situs terkenal seperti Trello, Quora, Github, dan sejumlah situs lain tak bisa diakses. Ternyata, hal itu disebabkan typo atau salah memasukkan kode saat hendak mematikan sejumlah server untuk memperbaiki layanan.
Namun, ternyata perintah yang diketikkan salah sehingga server yang terhapus menjadi lebih banyak daripada yang seharusnya. Hal-hal seperti ini akan menjadi perhatian pengguna layanan sehingga layanan mereka terjamin lancar tanpa gangguan.
