Ayah saya berumur 66 tahun. Malam hari, beliau mengeluh demam dan tak mau makan sejak pagi. Beliau juga tak buang air besar serta perutnya agak sakit, terutama di bagian ulu hati. Beliau tampak lemah, maka saya bawa beliau ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Ayah dua tahun yang lalu mengalami serangan jantung, dan jantungnya telah dipasang dua buah ring. Setelah pemeriksaan laboratorium di unit gawat darurat, ayah dinyatakan mengalami apendisitis akut dan segera harus dioperasi.
Saya agak heran dengan diagnosis dokter, karena setahu saya apendisitis nyeri di perut kanan bawah yang hebat. Dokter menjelaskan rasa nyeri dan demam pada orang tua mungkin saja tak menonjol. Hasil pemeriksaan laboratorium darah putihnya mencapai 18.000, berarti infeksi berat. Saya melaporkan kepada dokter bahwa ayah selama ini minum obat pengencer darah. Dokter bedah mengonsultasikan ayah ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan darah untuk persiapan operasi. Dokter bedah menjelaskan bahwa operasi apendisitis (usus buntu) bukanlah operasi besar. Diharapkan, dalam dua-tiga hari, ayah sudah pulih dan boleh berobat jalan. Namun, dokter juga menjelaskan komplikasi yang mungkin timbul, yaitu infeksi, perdarahan, bahkan juga dapat timbul emboli, artinya butiran bekuan darah kecil terbawa oleh aliran darah yang jika tersangkut dapat menyumbat aliran darah. Keadaan jantung ayah cukup baik, diharapkan tidak timbul gangguan jantung, misalnya gangguan irama jantung.
Meski operasi usus buntu merupakan operasi sederhana, risiko operasi lebih besar pada orang yang berusia lanjut. Kami anak-anak dan ibu berunding, dan akhirnya setuju ayah menjalani operasi. Apalagi ayah peserta BPJS, sehingga biaya operasi dan perawatan akan dibiayai oleh asuransi nasional itu. Ayah sendiri optimistis menghadapi operasi, karena di dekat tempat tidurnya ada seorang tua yang baru mengalami kecelakaan lalu lintas baru saja menjalani operasi perdarahan otak. Hasilnya bagus, dan yang bersangkutan satu hari lagi sudah boleh pulang. Operasi ayah berjalan baik dan ayah kembali ke ruangan setelah diobservasi di ruang pemantauan. Esoknya, ayah sudah boleh minum dan makan, dan direncanakan tak lama lagi boleh pulang.
Namun, pada malam harinya, ayah mengalami buang air besar berwarna hitam. Menurut perawat, ayah mengalami perdarahan saluran cerna di bagian atas. Ayah dipuasakan dan esoknya dilakukan pemeriksaan endoskopi dan USG. Keadaan hati ayah baik, tetapi ada luka kecil di lambung yang mungkin menjadi sumber perdarahan. Ayah dipuasakan, hanya boleh minum air putih serta diberi infus yang mengandung kalori. Hampir lima hari ayah puasa, barulah perdarahan berhenti.
Ayah sempat mendapat transfusi darah tiga botol. Ketika perdarahan berhenti dan ayah boleh makan yang berbentuk cair, hati kami semua gembira. Ayah tampaknya sudah sembuh, dan tentu tak lama lagi pulang. Namun, kegembiraan kami hanya sementara. Ayah menggigil dan batuk-batuk. Menurut dokter, ayah terkena pneumonia. Kami amat khawatir dengan keadaan ayah, apalagi dokter mengutarakan kalau sesak tak kurang, maka ayah harus dirawat di ruang perawatan intensif. Untunglah ayah mengalami perbaikan sehingga tetap dirawat di ruang biasa meski sementara harus pakai bantuan oksigen. Ayah harus dirawat seminggu untuk pneumonianya, setelah itu baru dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang. Jika semula ayah direncanakan hanya akan dirawat di rumah sakit dua-tiga hari, nyatanya ayah dirawat selama tiga minggu. Apakah operasi pada orang berusia lanjut memang berisiko? Sampai umur berapa orang usia lanjut masih diperbolehkan menjalani operasi? Terima kasih atas penjelasan dokter.
B di S
Orang yang berusia lanjut atas indikasi tertentu mungkin saja harus menjalani operasi, baik operasi yang direncanakan maupun operasi yang harus segera dilakukan, seperti yang dialami oleh ayah Anda. Untuk menjalani operasi, dokter melakukan penilaian risiko operasi. Jika manfaat yang akan diperoleh melalui operasi jauh lebih besar daripada risiko operasi, dokter atas persetujuan pasien atau keluarga akan melakukannya. Namun, jika risikonya terlalu besar, apalagi risiko kematian, tentu dokter tak berani melakukannya.
Untunglah dewasa ini sudah banyak spesialisasi yang dapat mendukung keamanan orang usia lanjut dalam menjalani operasi. Orang berusia lanjut biasanya mempunyai beberapa penyakit kronik, seperti darah tinggi, jantung, atau diabetes melitus. Penyakit tersebut perlu dikendalikan agar operasi dapat berjalan dengan aman. Tidak ada batasan usia sampai umur berapa seseorang masih boleh menjalani operasi. Dokter akan mempertimbangkan penyakitnya, apakah cara pengobatan terbaik adalah operasi, serta risiko yang mungkin terjadi. Sudah tentu dokter harus mengajak keluarga pasien berunding, karena pasien atau keluarga setelah mendapat informasi yang lengkap, termasuk risiko yang mungkin timbul, perlu menyatakan persetujuan. Patut diingat, risiko yang diperkirakan dapat terjadi, tetapi juga sering tak terjadi.
Rupanya pada ayah Anda terjadi risiko perdarahan serta pneumonia. Untunglah dokter dapat mendeteksi komplikasi tersebut serta dapat pula mengatasinya. Terapi infeksi pada usia lanjut agak berbeda dengan orang muda yang kekebalan tubuhnya masih baik. Sering kali antibiotik yang diperlukan berbeda dengan pasien yang berusia muda, tak jarang harus dua macam antibiotik. Gejala klinis orang usia lanjut, baik berupa demam maupun rasa nyeri, mungkin tak sejelas orang yang masih muda. Itulah sebabnya, dalam beberapa keadaan, kita memerlukan bantuan dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri (usia lanjut). Konsultan tersebut berpengalaman dalam mendiagnosis penyakit pada usia lanjut serta cara mengatasinya.
Sehat di usia lanjut merupakan impian kita semua. Kita semakin banyak menyaksikan orang yang berumur di atas 70 tahun masih aktif dan produktif. Mereka sering dimintakan pendapat dan nasihat karena mereka telah merasakan asam garam kehidupan dan biasanya dianggap lebih bijak dalam menyelesaikan persoalan. Usaha untuk sehat di usia lanjut harus mulai dari masa anak-anak dengan menjalankan pola hidup sehat. Kebiasaan hidup tersebut harus terus diamalkan sampai usia lanjut. Makan yang diperhitungkan, olahraga teratur, serta tidak merokok dan tidak minum alkohol. Selain itu, ada tiga imunisasi yang penting pada orang usia lanjut, yaitu influenza, pneumokok, serta Herpes Zoster. Imunisasi influenza perlu dijalani setiap tahun untuk menurunkan risiko terkena influenza. Imunisasi pneumokok ada yang lima tahunan dan ada yang seumur hidup untuk menurunkan risiko penyakit pneumonia. Adapun imunisasi Herpes Zoster diberikan kepada orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Imunisasi Herpes Zoster untuk mencegah penyakit Herpes Zoster serta vaksinnya disuntikkan sekali seumur hidup.
Saya merasa gembira pada akhirnya ayah Anda boleh pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga. Saya juga menghargai sikap Anda sekeluarga yang telah bekerja sama dengan baik dengan dokter yang merawat ayah Anda. Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien atau keluarga akan meningkatkan keberhasilan terapi. Komunikasi Anda yang baik dengan dokter dan perawat telah memungkinkan Anda dan petugas kesehatan memberikan pertolongan dengan baik kepada ayah Anda. Semoga Anda sekeluarga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.