logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiKesiapsiagaan Masih Jadi...
Iklan

Kesiapsiagaan Masih Jadi Tantangan

Oleh
· 2 menit baca

GUNUNGSITOLI, KOMPAS — Masyarakat Nias memperingati 12 tahun gempa bumi berkekuatan M 8,7 yang menewaskan lebih dari 1.000 orang dengan menggelar doa bersama dan pawai obor, Selasa (28/3). Sehari sebelumnya, Senin (27/3) pukul 20.15, gempa M 5 melanda Nias. Gempa itu mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.Peringatan bencana itu diikuti ratusan penduduk Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara. Gempa yang melanda Nias pada 28 Oktober 2005 berpusat di bawah laut, 109 kilometer di bawah laut Kota Gunungsitoli dan kedalaman pusatnya 30 km. Gempa itu menewaskan lebih dari 1.000 orang dan 2.391 orang terluka. Korban terbanyak di Gunungsitoli, yang menurut data Badan Geologi 65 persen bangunan roboh. Gempa memicu tsunami di Pantai Lagundri, Sirombu, dan Lahewa dengan ketinggian 170 sentimeter.Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua mengingatkan, gempa 12 tahun lalu menyadarkan agar terus mengurangi risiko bencana. "Gempa pada Senin lalu mengingatkan kita bahwa Pulau Nias rawan gempa," ujarnya.Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis, mayoritas korban gempa 2005 akibat tertimpa tembok bangunan yang runtuh. "Itu karena kebanyakan bangunan dari tembok tak tahan gempa," ucapnya.Upaya mewujudkan bangunan tahan gempa sulit terealisasi, bahkan di area yang pernah ada bencana besar seperti Nias. "Kesadaran warga rendah dan tidak ada pengawasan. Perlu peraturan daerah tentang pengendalian bangunan," katanya.Zona aktifMenurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), zona kegempaan di Nias amat aktif karena ada di zona pertemuan lempeng. Sebelum gempa 2005, gempa diikuti tsunami berulang kali melanda pulau itu. Misalnya, pada 1843 terjadi gempa M 7,2 dan tsunami. Gempa M 8,5 diikuti tsunami di Nias pada 1861.Kepala Bidang Informasi Gempa dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menegaskan, tak ada jaminan tak terjadi gempa dan tsunami lagi. "Pandangan setelah tsunami besar tak ada tsunami lagi dalam waktu lama itu keliru," ujarnya. (AIK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000