logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiGubernur Bengkulu Dorong...
Iklan

Gubernur Bengkulu Dorong Pembukaan Hutan untuk Jalan

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti meminta pemerintah pusat mengizinkan pembangunan tiga ruas jalan di Taman Nasional Kerinci Seblat. Permohonan itu diajukan dengan dalih ruas jalan tersebut mempercepat pembangunan Bengkulu. Hal itu didukung Dewan Perwakilan Daerah Bengkulu. Padahal, pembangunan jalan itu harus membuka hutan taman nasional yang ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Taman nasional itu terbesar di Sumatera, terbentang di Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Tiga ruas jalan dimaksud ialah Mukomuko-Kerinci sepanjang 25,22 kilometer, Lebong-Merangin 27,20 km, dan Lebong-Musi Rawas 31,52 km. Ridwan menjelaskan pentingnya keberadaan sejumlah ruas jalan itu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/3). Hal itu disampaikan dalam rapat dengan Ketua DPD Mohammad Saleh serta perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Sejumlah ruas jalan itu akan membuka akses menuju daerah terpencil di pesisir barat Bengkulu. Dengan ruas jalan itu, daerah pesisir barat terbuka aksesnya ke provinsi lain yang berbatasan dengan Bengkulu, seperti Sumatera Selatan dan Jambi. Selama ini, daerah pesisir barat bergantung pada ruas jalan di pesisir timur Bengkulu yang jadi jalur utama logistik. Padahal, jarak jalan ke pesisir timur lebih jauh daripada jarak jalan ke provinsi lain yang berbatasan dengan Bengkulu. Pembukaan taman nasional untuk pembangunan jalan itu juga diyakini mengurangi kemiskinan di Bengkulu. Kemiskinan di Bengkulu 17,06 persen atau di atas rata-rata angka kemiskinan nasional 10,3 persen. Salah satu penyebabnya ialah buruknya infrastruktur di Bengkulu. Ridwan mengatakan bertemu dan mengirim surat kepada Menteri PUPR, Menteri LHK, serta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Sementara Saleh, anggota DPD dari Bengkulu, mendukung pembangunan jalan itu. "Bengkulu butuh dukungan politik agar pemerintah lebih serius memperhatikan Bengkulu," ujarnya.Cadangan airDirektur Kawasan Konservasi Kementerian LHK Suyatno Sukandar mengungkapkan, pembangunan jalan di area hutan lindung bisa dilakukan, tetapi jangan sampai merusak alam. Kerusakan Taman Nasional Kerinci Seblat bisa berdampak serius pada cadangan air bagi masyarakat. Apalagi, taman nasional itu ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO sehingga kelestariannya harus dijaga. Untuk itu, sebelum pemerintah pusat mengizinkan pembangunan jalan, terlebih dahulu dilakukan kajian dan sejumlah tahapan. UNESCO juga harus dilibatkan dalam melakukan kajian, khususnya terkait dampak pembangunan terhadap kondisi alam. (APA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000