logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiPanduan Klinis Belum...
Iklan

Panduan Klinis Belum Diterapkan Penuh

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, kompasDokter perlu menerapkan panduan tata laksana klinis penyakit jantung dan pembuluh darah yang dibuat organisasi profesi. Hal ini agar pelayanan yang diberikan berkualitas dan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular menurun. Akan tetapi, sejauh ini panduan itu belum sepenuhnya dilaksanakan dokter. Demikian disampaikan Ketua Kolegium Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Anwar Santoso, pada konferensi pers mengawali Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-26 Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (ASMIHA) di Jakarta, Jumat (21/4). Anwar mengatakan, pada 2013, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) telah mengeluarkan delapan Panduan Praktik Klinis (CPG) yang bisa diterapkan oleh dokter dalam menangani penyakit kardiovaskular. Delapan panduan itu antara lain panduan tata laksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular, panduan tata laksana fibrilasi atrium, dan panduan tata laksana gagal jantung. Akan tetapi, hingga kini panduan itu belum sepenuhnya diterapkan dokter. Dokter belum terbiasa bertindak dalam sistem dan masih berorientasi pada tindakan kuratif. Padahal seharusnya mereka juga memberi pelayanan preventif, rehabilitatif, bahkan promotif. Akibatnya, kualitas layanan tidak optimal dan beban pembiayaan tidak bisa ditekan. Padahal, jika 75 persen saja dari panduan tata laksana itu diikuti, hasil yang diperoleh pasien akan lebih baik. Angka kesintasan pasien akan tinggi dan angka kematian bisa ditekan. Tahun ini, Perki akan mengeluarkan dua panduan baru, yakni CPG untuk Pencitraan Kardiovaskular dan Dislipidemia.Menguasai teknologi Ketua Komite Ilmiah ASMIHA, Renan Sukmawan menambahkan, saat ini dunia menghadapi tren meningkatnya penyakit kardiovaskular yang makin kompleks, kronis, dan lanjut. Untuk itu, kardiolog perlu menguasai teknologi kedokteran bidang kardiovaskular terkini, selain menerapkan panduan tata laksana klinis dari organisasi profesi. Menurut Renan, pemberian obat-obatan yang optimal dalam menangani penyakit kardiovaskular tetap menjadi tata laksana. Namun, untuk menangani penyakit yang lebih kompleks, itu tidak cukup. Dokter perlu menguasai teknologi kedokteran intervensi yang paling mutakhir. Renan mencontohkan, pasien dengan kekuatan pompa jantung di bawah 25 persen dapat diatasi dengan peranti Left Ventricular Assist Device yang dipasang di jantung untuk membantu menggerakkan jantung. Gagal jantung yang menyebabkan gerak jantung tidak sinkron dan kian memperlemah pompa jantung juga bisa diatasi dengan pemasangan Cardiac Resynchronization Therapy guna menyinkronkan gerak dinding jantung. (ADH)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000