Akhir 2018 Rantai Dingin di Puskesmas Terpenuhi

JAKARTA, KOMPAS — Keberhasilan program imunisasi tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan rantai dingin hingga ke puskesmas untuk menjamin kualitas vaksin yang diberikan. Pada akhir tahun 2018, Kementerian Kesehatan memastikan kebutuhan rantai dingin untuk keperluan program imunisasi di puskesmas terpenuhi.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh mengatakan, rantai dingin atau cold chain terdiri dari tempat menyimpan vaksin dan tempat untuk membawa vaksin sebelum diberikan kepada penerima. Saat ini baru 92,2 persen dari sekitar 9.800 puskesmas yang memiliki rantai dingin terstandar.

”Dengan rantai dingin yang standar kualitasnya bagus, kualitas vaksin yang diberikan akan tetap terjaga. Untuk itu, harapannya cakupan imunisasi setiap desa bisa mencapai minimal 80 persen,” ujar Subuh pada temu media memperingati Hari Imunisasi Dunia, di Jakarta, Selasa (25/4).

Menurut Subuh, sejumlah keberhasilan telah dicapai Indonesia dengan program imunisasi, yaitu bebas cacar sejak tahun 1970-an, bebas tetanus maternal dan neonatal sejak Mei 2016, serta tidak dijumpai lagi kasus polio sejak tahun 2006.

Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Pimprim B Yanuarso menuturkan, vaksinasi adalah upaya pencegahan penyakit yang efektif dibandingkan dengan upaya lain, seperti menjaga higienitas sanitasi, memberikan nutrisi yang baik, memberikan air susu ibu eksklusif, dan mengonsumsi antibiotik.

Akan tetapi, masih ada masyarakat yang menganggap remeh vaksinasi dan bahkan menolak memberikan vaksin kepada anaknya. Padahal, jika sudah terkena penyakit yang sebenarnya bisa dicegah oleh imunisasi, risiko kerugiannya sangat besar.