logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiKualitas Belum Merata
Iklan

Kualitas Belum Merata

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Namun, kualitas layanan stroke di rumah sakit saat ini belum merata meskipun tata laksana penyakit stroke sudah ada. Padahal, kualitas layanan akan menentukan seberapa baik hasil yang diterima pasien.Ketua Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Salim Harris, Sabtu (22/4), di Jakarta, mengatakan, kualitas layanan penyakit stroke sangat bergantung pada kondisi rumah sakit. Kesiapan tenaga kesehatan, kelengkapan alat, hingga kesiapan birokrasi rumah sakit dalam pelayanan sangat menentukan kualitas layanan. Salim mengatakan, masih banyak rumah sakit di daerah yang belum memiliki pemindai tomografi komputerisasi (CT-scan) yang diperlukan untuk mendiagnosis stroke. "Apakah juga, misalnya, petugas rumah sakit cukup tanggap menghadapi kasus stroke iskemik (yang terjadi akibat sumbatan di pembuluh darah otak) yang masuk ke unit gawat darurat. Seberapa cepat mereka memberikan tindakan setelah pasien masuk. Sebab, penanganan stroke iskemik memiliki waktu emas," katanya. Kepala Divisi Stroke dan Neurovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu mengatakan, sesuai tata laksana, waktu emas (golden time) penanganan stroke iskemik sejak terjadi hingga tindakan pertama di rumah sakit berupa trombolisis (menghancurkan sumbatan) tidak boleh lebih dari tiga jam. Dari waktu itu, pertama kali jarum disuntikkan kepada pasien sejak pasien masuk rumah sakit (door to needle) tidak boleh lebih dari satu jam.Itu sebabnya, ketika unit gawat darurat menerima pasien stroke iskemik, semua bagian yang tergabung dalam tim layanan stroke mulai bekerja. "Terakhir kami bisa mencapai door to needle 45 menit, tapi rata-rata 120 menit. Ini lebih cepat dari National University Hospital Singapura yang rata-rata 140 menit," ujar Salim.Datang terlambatKetua Umum Perdossi Prof Hasan Machfoed menuturkan, selain kondisi layanan di rumah sakit, faktor di luar rumah sakit juga sangat memengaruhi, misalnya kondisi lalu lintas. Mayoritas pasien stroke tiba di rumah sakit sudah dalam kondisi terlambat. Padahal, kian cepat stroke diobati, hasilnya akan semakin bagus. "Unit penanganan stroke di rumah sakit di kota-kota besar sudah cukup baik. Namun, mayoritas masalahnya ialah pasien datang terlambat akibat lalu lintas macet," katanya.Data registri berbasis rumah sakit tahun 2012-2014 yang dimiliki Perdossi yang dihimpun dari 18 rumah sakit di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan menunjukkan, ada 5.411 pasien stroke dengan 3.627 pasien (67 persen) termasuk stroke iskemik (akibat sumbatan di pembuluh darah otak). Dari jumlah itu, hanya 3,7 persen atau 133 pasien yang mendapat penanganan trombolisis.Umumnya pasien yang tidak mendapat layanan trombolisis karena ketidaktahuan, jauhnya akses layanan, terlambat karena menunggu keluarga, terlambat dalam mendiagnosis, hingga obat tidak tersedia.Untuk itu, Hasan mengatakan, tahun ini Perdossi meluncurkan program Angels Initiative yang sudah diadopsi oleh 452 rumah sakit di Eropa. Diharapkan ada 60 rumah sakit pada tahun ini yang mengadopsi program ini. Program ini akan mengidentifikasi apa saja hambatan dalam penanganan stroke iskemik di rumah sakit dan mencarikan jalan keluarnya. (ADH)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000