Hadir Terlambat, Tetap Berharap Tuah
HARI Jumat (31/3/2017), ada dua perayaan kecil yang berlangsung di tempat yang terpisah dengan waktu yang berdekatan. Yang satu dilakukan oleh operator telekomunikasi Smartfren, sedangkan satu lagi oleh jaringan ritel ponsel pintar dari Tanah Air, yakni Erajaya.
Keduanya membanggakan diri sebagai mitra resmi peluncuran iPhone 7 dan iPhone 7 Plus, ponsel pintar besutan Apple yang hadir secara resmi di Indonesia. Satu catatan yang penting disebut, iPhone 7 dirilis sejak bulan September 2016, ada jeda waktu enam bulan dengan jadwal resmi.
Untungnya, hal itu tidak terlampau berarti karena mereka memang bukan ponsel Android yang bersaing memperkenalkan diri hampir setiap bulan. Terlambat hadir, tetapi masih ditunggu.
Suasana di iBox Central Park memang tidak bisa disamakan dengan antrean Apple Store menyambut keluarnya seri terbaru iPhone. Menjelang mal tersebut buka pukul 10.00, sudah muncul antrean puluhan orang menyambut iBox beroperasi dan melayani pengunjung.
Lengkap dengan pembawa acara, karyawan toko juga ikut menyambut antrean pengunjung yang hari itu datang membeli unit ponsel pintar yang sebelumnya dipesan. Begitu tepat menunjuk ke pukul 10.00, suasana ramai dengan tepuk tangan karyawan untuk menyambut Laurencia Santoso, pemesan pertama yang berkesempatan untuk membeli iPhone 7 Plus warna merah muda.
Hadir dengan tiga varian kapasitas penyimpanan internal, baik iPhone 7 maupun iPhone 7 Plus memiliki rentang harga Rp 11 juta hingga Rp 17,7 juta. Versi iPhone 7 Plus memiliki harga lebih tinggi karena punya spesifikasi lebih baik, mulai prosesor, bentang layar, hingga teknologi lensa ganda yang ada di punggung ponsel.
Jeremy Sim, CEO Retail PT Erajaya Swasembada, mengatakan, mereka menggelar acara serupa di beberapa cabang iBox dan memastikan bahwa ketersediaan seri terbaru iPhone ini sudah diwujudkan di seluruh jaringan ritel mereka yang menjangkau kota-kota besar melalui Erajaya, Erafone, dan iBox. Per tanggal 31 Maret 2017, pihaknya sudah resmi menjual iPhone 7.
Smartfren pada hari yang sama juga menggelar acara peluncuran meski lebih dahulu. Tidak hanya menjual unit ponsel, tetapi mereka membekali dengan layanan seluler dan data melalui skema pascabayar. Head of Brand and Marketing Smartfren Derrick Surya menyebutkan, dengan cara mencicil, pengguna bisa mendapatkan lebih banyak ketimbang membeli unitnya saja.
Kerja sama dengan Apple untuk peluncuran iPhone 7 dan iPhone 7 Plus ini, menurut Derrick, diwujudkan dengan paket promosi dan penawaran yang eksklusif. Peluncuran ini bukan hanya sekadar menjual ponsel pintar bagi Smartfren, melainkan ada misi untuk memperkenalkan wujud baru dari layanan seluler mereka.
”Kehadiran iPhone 7 dan iPhone 7 Plus juga menjadi bukti kepada konsumen bahwa kini Smartfren tidak lagi berkutat di CDMA, tetapi sudah berganti ke 4G, sama seperti operator lainnya yang dulunya GSM,” kata Derrick.
Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi yang semula dipilih Smartfren untuk melayani penggunanya saat hadir pertama kali, berbeda dengan pemain besar yang memilih standar Global System for Mobile Communication (GSM).
Dengan hadirnya teknologi 4G, Smartfren tahun 2015 memilih bermigrasi ke layanan tersebut dan mengajak pelanggannya serta. Dengan demikian, mereka berada di posisi yang sama dengan operator lain yang juga sama-sama hijrah dari 3G.
Tidak sepenuhnya sama memang karena Smartfren menggunakan pita frekuensi yang berbeda untuk memancarkan layanan mereka, yakni 850 megahertz (MHz) dan 2.300 MHz, sedangkan operator lain memakai pita frekuensi 900 MHz dan 1.800 MHz. Beda pita frekuensi ini umumnya tidak merepotkan konsumen yang menggunakan ponsel pintar kelas premium mengingat dukungan layanan frekuensi lebih lebar, beda halnya dengan ponsel kelas menengah atau pemula yang harus dipastikan dulu kecocokan dengan layanan operator telekomunikasi yang digunakan.
Mengenai migrasi 4G, lanjut Derrick, aktivitas mereka menyumbang 60 persen dari laba Smartfren tahun ini. Berharap seluruhnya berpindah ke 4G mungkin sulit karena masih ada pengguna berusia lanjut yang terbiasa memakai layanan CDMA hanya untuk telefoni atau layanan pesan singkat.
Dengan menawarkan seri terbaru iPhone inilah Smartfren berharap untuk bisa diakui sejajar dengan operator telekomunikasi lainnya dalam menawarkan fitur teknologi, seperti carrier aggregation untuk mendongkrak kecepatan akses, serta voice over LTE (VoLTE) atau sambungan suara melalui koneksi data.
Derajat perlindungan
Cara termudah untuk membedakan iPhone 7 dan iPhone 7 Plus adalah penampakan fisiknya. Versi iPhone 7 merupakan perangkat dengan bentang layar 4,7 inci dengan resolusi 1.334 piksel x 750 piksel dan bobot 138 gram, sementara iPhone 7 Plus merupakan ponsel dengan layar 5,5 inci dengan resolusi 1.920 piksel x 1.080 piksel dan bobot 188 gram.
Dengan badan berbalut metal inilah seri pertama ponsel yang membuat keputusan menghebohkan saat diumumkan bulan September lalu, yakni menghilangkan lubang audio untuk penyuara kuping.
Apple juga memberi derajat perlindungan air dan debu kepada dua seri ponsel ini, muncul catatan khusus karena sertifikasi IP67. Angka 6 dalam sertifikasi ingress protection merujuk pada perlindungan total pada debu dalam uji coba laboratorium selama 8 jam, sedangkan angka 7 mengacu pada perlindungan pada rendaman air selama 30 menit dengan kedalaman kurang dari 1 meter.
Dengan standar pengamanan itu, patut diingat bahwa perangkat tersebut hanya tahan air, bukan anti air. Pengguna masih bisa mengoperasikan perangkat ini di bawah guyuran air hujan atau tanpa sengaja terjatuh ke dalam bak air. Namun, untuk dibawa berenang atau sampai mengambil foto dari bawah air tidak akan direkomendasikan.
Hal serupa sebetulnya juga berlangsung untuk ponsel dengan sistem operasi Android kelas premium, seperti Galaxy S8 dari Samsung atau G6 dari LG yang memiliki IP68 yang bisa dibawa ke kedalaman 1,5 meter dengan durasi sama.
Lensa ganda
Sebuah pengecualian terjadi di bidang kamera. Kebiasaan terdahulu dalam pengumuman seri normal dan seri plus tidak banyak perbedaan kecuali pada fitur penstabilan gambar sementara teknologi lensanya sama. Seri tujuh ini, iPhone 7 Plus memiliki sepasang lensa dengan resolusi 12 megapiksel, yakni lensa lebar dengan diafragma f/1.8 didampingi lensa telefoto dengan diafragma f/2.8.
Perbedaan atas iPhone 7 yang memiliki satu lensa saja dengan resolusi 12 megapiksel adalah kemampuan untuk mendekatkan jarak dari obyek foto. Dua lensa ini juga difungsikan bersama-sama untuk moda potret atau portrait dengan obyek yang terlihat tajam sementara sekelilingnya kabur. Hasilnya akan mengingatkan pada jepretan kamera digital.
Satu hal yang harus diakui saat memakai perangkat seperti iPhone 7 adalah pengalaman pengguna yang saat ini belum bisa ditandingi oleh Android. Ekosistem aplikasi hingga tampilan antarmuka akan membuat pengguna sulit beralih ke perangkat dengan sistem operasi lain.
Apple banyak mendapatkan kritik karena peningkatan yang tidak signifikan untuk iPhone mereka kecuali komponen yang baru. Namun, setidaknya hal itu tetap membuat iPhone 7 nyaman untuk dipergunakan.
Satu hal yang cukup menarik adalah Taptic Engine, istilah yang muncul dari penggabungan tap dan haptic, yang bisa menghasilkan tombol virtual yang bisa memberi respons layaknya tombol mekanikal. Hal itu tidak lepas dari sensor imbal balik di tombol utama di layar depan dengan sensor getar. Tidak sekadar bergetar, fitur ini mampu mengecoh otak pengguna bahwa mereka sedang menekan tombol dengan imbal balik lewat getaran maupun suara.
Tanpa lubang audio
Absennya lubang audio memang menimbulkan perdebatan. Apple memutuskan hal itu untuk mendorong penggunaan aksesoris nirkabel, termasuk Airpods yang mereka rilis terpisah. Respons konsumen sangat bergantung pada kebiasaan mereka selama ini, opsi menggunakan dongle yang memanfaatkan port koneksi lightning, padahal selama ini dibutuhkan untuk mengisi daya atau memindah data.
Satu masalah yang mendasar, kehadiran iPhone 7 maupun iPhone 7 Plus di Indonesia sudah terjadi jauh sebelum peluncuran akhir Maret lalu. Bahkan, beberapa minggu setelah pengumuman pada bulan September, peluang untuk memiliki seri itu sudah dimungkinkan.
Ini tidak lepas dari jalur penjualan tidak resmi yang tersedia secara terang-terangan, baik di toko maupun ditawarkan di situs dagang elektronik (dagang-el). Mereka yang kerap ulang alik ke Singapura pun bisa membeli satu unit iPhone 7 atau iPhone 7 Plus lantas dibawa pulang.
Keterlambatan itu paling utama disebabkan regulasi pemerintah terkait komponen dalam negeri atau kerap disebut tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang mengharuskan produsen ponsel pintar yang beroperasi di jaringan 4G untuk melibatkan setidaknya 30 persen dari rantai produksinya. Syarat tersebut gagal dipenuhi Apple bahkan pada tahun lalu saat ketentuannya masih mengharuskan hanya 20 persen.
Akibatnya, beberapa seri iPhone pun terhambat masuk, seperti 6S atau SE, tentunya bagi mereka yang mencari di jalur distribusi resmi. Sampai kemudian regulasi pemerintah sedikit melunak dengan memberi jalan bagi Apple untuk berjualan tanpa harus membangun pabrik di Indonesia asalkan bisa memberi komitmen berinvestasi.
Jeremy Sim mengatakan bahwa jaminan yang didapatkan dari membeli produk resmi adalah layanan purnajual seperti perbaikan. Perbaikan perangkat dari yang dibeli selain itu hanya bisa dilakukan di fasilitas reparasi pihak ketiga atau langsung dikirim ke pusat perbaikan Apple terdekat, seperti Singapura.
Pengumuman iPhone 8 memang masih lama, pemilik tidak perlu khawatir kalau teknologi ponsel dari iPhone seri ketujuh akan ketinggalan zaman. Risiko yang dihadapi adalah penyesuaian harga setelah seri terbaru hadir di pasar.
Meskipun terlambat datang, iPhone 7 layak diberi peluang.