logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiProgram Insentif untuk...
Iklan

Program Insentif untuk Komersialisasi Inovasi

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun ini mengalokasikan dana sekitar Rp 30 miliar sebagai program insentif untuk mengomersialisasikan hasil inovasi pangan di perguruan tinggi. Program insentif itu ditujukan pada enam perguruan tinggi negeri berbadan hukum yang lolos seleksi. Perguruan tinggi itu adalah Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Brawijaya, Universitas Bengkulu, dan Universitas Hasanuddin.Hal itu disampaikan Direktur Inovasi Industri Kemristek dan Dikti Santosa Yudo Warsono, Senin (22/5), di Jakarta. Program ini dilaksanakan hingga tiga tahun untuk setiap kegiatan. Tujuannya agar inovasi yang didanai mencapai hasil akhir, yaitu produksi massal, dapat dipasarkan, dan dimanfaatkan pengguna.Pemilihan perguruan tinggi tersebut, lanjut Santosa, melalui proses seleksi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria utama dalam penetapan antara lain inovasi yang dikembangkan dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat atau sejalan dengan program prioritas pemerintah.Selain itu, teknologinya sudah dalam tahap "matang" dan ada prototipenya. Perguruan tinggi juga memiliki sarana laboratorium memadai untuk pengembangan dan pengujian. Ada pula kerja sama dengan industri yang memiliki kesiapan infrastruktur dan inovasi ini layak dikembangkan secara ekonomi.Direktur Riset dan Inovasi IPB Iskandar Zulkarnaen Siregar mengatakan, insentif yang dikucurkan untuk IPB hampir Rp 12 miliar untuk pengembangan benih padi IPB 3S dan pengembangan kebun bibit buah tropika. Padi ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu tahan hama, umur pendek, tidak memerlukan banyak air dan unsur nitrogen. Potensi hasilnya 7 hingga 11,2 ton gabah kering giling per hektar.Pengembangan benih padi, kata Santosa, juga dilakukan peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman bekerja sama dengan CV Gemilang Karya Sentosa. Benih yang dihasilkan adalah Inpari Agritan 79 untuk lahan payau. Pengembangannya mendapat insentif Rp 900 juta. Dengan dana Rp 950 juta, dilakukan perbanyakan benih jagung manis hibrida oleh Universitas Brawijaya, Malang, melalui kerja sama dengan CV Sumber Horti National. Pengembangan benih jagung hibrida di Sumatera yang dilakukan Universitas Bengkulu bersama PT Jagung Indonesia Mandiri mendapat bantuan dana Rp 740 juta. Bidang peternakan sapi yang dilakukan Universitas Hasanuddin mendapat bantuan teknis dari PT KAR dan insentif Rp 10,5 miliar. Dengan dana insentif Rp 4 miliar, Universitas Diponegoro mengembangkan teknologi plasma untuk penyimpanan hortikultura. (YUN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000