TP-Link Incar Pasar Rumah Pintar dan UMKM di Indonesia
Oleh
Didit Putra Erlangga Raharjo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Produsen perangkat elektronik TP-Link menegaskan komitmen dalam menggarap pasar rumah pintar dan UMKM di Indonesia tahun ini. Melalui katalog produk andalan berupa router dan peralatan rumah pintar, mereka ingin mengedukasi masyarakat tentang nilai tambah yang ditawarkan oleh teknologi untuk kehidupan sehari-hari.
Hal itu dikemukakan Product Development and Marketing Head TP-Link Indonesia, Daniel Than, sewaktu berkunjung ke redaksi Harian Kompas, Jumat (26/5). TP-Link dikenal dengan produk telekomunikasi, seperti modem dan router, dan cukup akrab dengan konsumen Indonesia berkat kerja sama dengan Telkom dalam menghadirkan layanan internet untuk rumah, yakni Speedy. Sempat menghilang, TP-Link memastikan untuk kembali menyapa lewat kolaborasi bersama Telkom pada Kuartal II tahun ini.
"Pendapatan kami tahun lalu mencapai 10 juta dollar AS di Indonesia dan tahun ini ditargetkan untuk meningkat hingga dua kali lipat karena melihat animo dan pertumbuhan dari industri digital yang menjanjikan di Indonesia," kata Daniel.
Rumah pintar
Beberapa produk rumah pintar yang dimiliki TP-Link adalah colokan listrik, lampu, dan kamera internet yang bisa dioperasikan dari ponsel pengguna tak peduli di mana posisinya asalkan keduanya terhubung internet. Salah satu keunggulan yang dimiliki adalah lisensi untuk terkoneksi dengan Alexa dan Google Home, layanan asisten rumah pintar dari dua produsen terpisah.
Salah satu tantangan dari perangkat seperti itu adalah koneksi internet terus menerus, Daniel mengakui bahwa mereka masih menjajaki segmen apartemen dan kantor yang memiliki karakteristik konsumen yang sesuai.
Untuk itu, TP-Link masih mengandalkan kerja sama dengan sesama perusahaan seperti pengembang properti sehingga bisa menjual fitur konektivitas ini sebagai nilai tambah. Rencana yang tengah diujicoba adalah kerja sama dengan Telkomsel untuk melengkapi dua kantor Grapari mereka dengan perangkat pintar untuk cabang Medan dan Bumi Serpong Damai, Tangerang.
Dalam kesempatan tersebut, Daniel juga memastikan bahwa rencana TP-Link untuk menghadirkan Neffos, atau ponsel pintar mereka ke pasar Indonesia memiliki peluang yang tipis. Salah satu kendala utama adalah regulasi pemerintah terkait komponen lokal yakni Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dinilai belum sepadan dengan rencana investasi produksi di tanah air. Meski demikian, hal tersebut tidak berlaku untuk rencana menghadirkan modem 4G ke Indonesia.