logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiKonstruksi Bangunan Perlu...
Iklan

Konstruksi Bangunan Perlu Diubah

Oleh
· 2 menit baca

Jakarta Kompas Penambahan ratusan sumber gempa bumi baru dalam Peta Gempa Bumi Nasional membawa implikasi serius di bidang konstruksi, terutama di kota-kota besar yang dilalui jalur sesar. Standar kekuatan bangunan harus disesuaikan karena potensi ancaman gempa meningkat."Akibat ada peningkatan seismic hazard (ancaman gempa), gaya gempa yang harus ditinjau saat mendesain struktur bangunan lebih besar. Itu berdampak pada lebih besarnya dimensi elemen struktur yang harus didesain," kata Iswandi Imran, Guru Besar Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga Koordinator Kelompok Kerja Struktur dalam Tim Revisi Gempa Bumi Nasional, Jumat (26/5). Selain itu, menurut ketentuan baru konstruksi, ada syarat rinci konstruksi yang harus diperhatikan agar bangunan bisa bertahan pada gempa. "Ini meningkatkan biaya struktur bangunan untuk beberapa kota besar yang dilalui jalur sesar, seperti Surabaya dan Semarang," ujarnya.Sebelumnya, Tim Revisi Peta Gempa Bumi Nasional menambahkan ratusan sumber gempa bumi baru, terutama di jalur sesar darat Pulau Jawa. Dibandingkan dengan peta gempa nasional 2010, jumlah sesar di Jawa hanya 4, kini jadi 34. Jalur sesar baru melintasi kota-kota di pantai utara Jawa dari Surabaya, Semarang, hingga Cirebon. Untuk bangunan lama, idealnya ada kajian khusus melihat kinerja pada beban gempa baru. Itu untuk menentukan bentuk perbaikan dan perkuatan. "Problem utama yang kerap muncul dari bangunan di Indonesia ialah detail struktur tahan gempa tak memadai," ujarnya. Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, buruknya mutu konstruksi bangunan, terutama bangunan rakyat, jadi tantangan utama mitigasi gempa. Pada sejumlah kejadian, gempa berkekuatan kecil memicu banyak bangunan rusak.Penempatan sensorMenurut Daryono, selain berpengaruh pada sistem konstruksi bangunan, revisi peta gempa mengubah pemantauan gempa dan mitigasi bencana di Indonesia. "Temuan sumber baru gempa ini amat penting dalam mitigasi bencana," ujarnya. Sumber gempa baru akan jadi dasar penempatan sensor seismik agar pemantauan aktivitas gempa lebih efektif. "BMKG menata kembali distribusi sebaran alat monitoring seismik sesuai sumber gempa baru," kata Daryono yang juga anggota Pokja Geodesi dalam Tim Revisi Peta Gempa Bumi Nasional. "Selama ini beberapa aktivitas gempa kurang terpantau dengan baik karena sumber gempanya belum terpetakan," kata Daryono yang juga anggota Kelompok Kerja Geodesi Tim Revisi Peta Gempa Bumi Nasional. (AIK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000