logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiUsaha Kehutanan Butuh...
Iklan

Usaha Kehutanan Butuh Pendekatan Integrasi

Oleh
· 2 menit baca

SUMBAWA BESAR, KOMPAS — Madu hutan Sumbawa berpotensi dikembangkan sebagai bisnis kehutanan berbasis masyarakat di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pengembangan usaha komoditas hasil hutan bukan kayu itu dikoordinasikan Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Puncak Ngengas Batulanteh di Sumbawa. Pengembangan bisnis madu hutan itu melibatkan pemerintah, swasta, dan pelaku usaha kecil. Pendekatan integratif itu menjadi model percontohan yang dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam pengelolaan hutan. Untuk itu, KLHK bersama Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa, Rabu (19/7), menggelar Forum Bisnis Kehutanan Masyarakat di Kantor Bupati Sumbawa. Forum mempertemukan jajaran KLHK dan Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (BLU Pusat P2H) dengan pelaku usaha madu hutan di Sumbawa. Nota kesepahaman juga ditandatangani sembilan kepala balai kesatuan pengelolaan hutan (KPH) se-Sumbawa untuk membentuk forum KPH Sumbawa. Ada pula penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) dan PT Wira Usaha Lebah Kreasi (produsen lilin lebah), serta MOU antara 9 KPH dan PD Dian Niaga (distributor madu).Menurut Kepala BLU Pusat P2H Agus Isnantio Rahmadi, dukungan dana bagi pengembangan madu Sumbawa amat terbuka. KPH diminta menyiapkan calon penerima dana bergulir, identifikasi potensi usaha, penguatan lembaga, dan pendampingan bagi penyusunan proposal dan pelatihan keparalegalan. "BLU menyiapkan dana bergulir untuk mendukung pembiayaan usaha kehutanan," ujarnya. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Rufi\'ie menegaskan, pendekatan integratif dari KLHK diharapkan diterapkan di semua KPH di Tanah Air. Adapun KPH Puncak Ngegas Batulanteh ialah satu dari enam KPH yang lulus sertifikasi PHPL.Melalui model pendekatan integratif untuk pengembangan bisnis madu Sumbawa, kapasitas kelembagaan KPH sebagai pendamping dan inkubator bisnis berbasis masyarakat diperkuat. Kelompok usaha berbasis masyarakat pun diberdayakan dengan skema perhutanan sosial. Selanjutnya, kluster industri berbasis madu dikembangkan melalui integrasi industri inti, pendukung, dan berbasis teknologi. "Potensi madu di Sumbawa besar karena banyak alternatif produk bisa dikembangkan. Ada potensi turunan produk madu ini belum banyak berkembang, padahal pasarnya besar," ujarnya.Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Rasyidi menyambut positif model bisnis madu hutan Sumbawa yang dikordinasikan lewat KPH. (SON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000