logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiSatelit Resolusi Tinggi...
Iklan

Satelit Resolusi Tinggi Perbaiki Pengukuran Sawah

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPASPenghitungan luas sawah selalu menimbulkan perdebatan. Padahal, data itu digunakan untuk menghitung besaran subsidi benih dan pupuk serta memperkirakan produksi padi yang menentukan perlu tidaknya impor beras.Tim pemerintah dipimpin Badan Informasi Geospasial sedang membenahi sistem dan metode pemetaan sawah berbasis citra satelit penginderaan jauh (inderaja) resolusi tinggi yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). "Data luas lahan baku sawah di 15 provinsi sentra produksi padi diharapkan selesai akhir 2017 ini," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan M Rokhis Khomarudin, di Jakarta, Jumat (21/7).Setelah luas sawah diketahui, pertumbuhan padi akan dipantau berkala setiap 16 hari menggunakan data satelit inderaja Landsat 8 milik Lembaga Survei Geologi AS (USGS). Jadi, selama fase pertumbuhan padi sekitar 100 hari akan diperoleh 6-7 citra.Untuk mengatasi kendala awan yang memengaruhi akurasi data, tim Lapan akan melengkapi data Landsat 8 dengan data satelit pencitraan radar Sentinel-1A milik Uni Eropa. "Metode pengolahan datanya sedang difinalkan," katanya.Perdebatan selama ini muncul karena pengukuran luas sawah menggunakan data satelit inderaja Terra/Aqua MODIS yang beresolusi rendah, yaitu 250 x 250 meter per piksel. Sementara resolusi spasial Landsat 8 mencapai 30 x 30 meter per piksel.Dengan resolusi rendah itu, lanjut Rokhis, data satelit Terra/Aqua MODIS kurang akurat untuk menentukan luas sawah. Namun, dari uji Lapan dan Kementerian Pertanian, akurasinya untuk memantau fase pertumbuhan padi mencapai 95 persen.Mengatasi kesalahanRokhis menambahkan, pemakaian data satelit inderaja resolusi tinggi diharap bisa mengatasi kesalahan pengukuran sawah secara langsung yang dilakukan penyuluh lapangan. Selain butuh usaha besar, akurasi metode yang digunakan rendah.Secara terpisah, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Rika Andiarti di sela-sela Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa di Tangerang Selatan, Selasa (18/7), mengatakan, jika diperlukan, satelit Lapan A3/IPB bisa digunakan untuk membantu mengukur luas sawah dan memantau fase pertumbuhan padi. "Lapan A3/IPB sedang memotret wilayah Indonesia," katanya. Namun, Lapan A3/IPB yang diluncurkan tahun lalu masih berupa satelit eksperimental. Kondisi citra yang diperolehnya tentu akan berbeda dengan satelit inderaja operasional. Meski demikian, satelit ini bisa jadi batu loncatan di masa depan saat Indonesia mengoperasikan satelit operasional sendiri. "Citra Lapan A3/IPB bisa melengkapi citra Landsat 8 yang tertutup awan," tambah peneliti Pusat Teknologi Satelit Lapan A, Hadi Syafrudin. (MZW)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000