Kemunculan ”Internet of Things” Pengaruhi Model Bisnis Distributor Gawai
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan produk terkoneksi internet atau internet of things (IoT) menarik minat PT Erajaya Swasembada Tbk. Perusahaan yang sudah lama dikenal sebagai distributor dan peritel gawai ini sampai membuat divisi khusus untuk menangani penjualan barang IoT. Upaya perusahaan tersebut mirip ketika menghadapi perubahan inovasi gawai beberapa tahun terakhir.
Vice President Accessories and IoT Erajaya, Gabriela Halim, menceritakan pengalaman mereka. Ketika gawai Nokia merajai pasar Indonesia, Erajaya ikut merasakan untung karena menjadi distributor sekaligus peritel utama.
Lalu, popularitas pabrik ponsel asal Finlandia merosot dan diganti Blackberry. Erajaya kembali terkena dampak. Erajaya mendirikan Teletama Artha Mandiri (TAM), anak perusahaan yang khusus menangani distribusi dan garansi gawai Blackberry.
Memasuki tahun 2012, sistem operasi gawai Android mulai diperkenalkan ke negara-negara dunia, termasuk Indonesia. Erajaya kembali bersiap. Perusahaan mendirikan Android Nation sebagai ruang sosialisasi Android kepada konsumen. Upaya ini sekaligus menyambut popularitas penjualan gawai dengan sistem operasi milik Google itu.
”Setahun terakhir, kami menyadari bahwa konsumen Indonesia mulai menaruh minat terhadap aksesori gawai. Nah, cakupan aksesori ini melebar sampai produk IoT. Misalnya, arloji digital yang tetap bisa dipakai mengakses komunikasi di aplikasi pesan,” ujar Gabriela yang ditemui di Jakarta, Senin (24/7).
Erajaya mendirikan empat toko bernama Urban Republic untuk mengakomodasi tren itu. Perusahaan juga menjadi importir dan distributor resmi produk IoT dari Xiaomi, Dji Spark, dan Garmin.
”Adaptasi harus cepat. Kami selalu memiliki rencana cadangan untuk mengantisipasi perubahan bisnis yang diakibatkan oleh inovasi digital. Kami tidak menutup kemungkinan menjual barang IoT yang diperuntukkan bagi korporasi,” katanya.
Perusahaan berkode ERAA ini membukukan penjualan bersih senilai Rp 5,16 triliun pada triwulan I-2017. Nilai ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 4,85 triliun. Adapun laba tahun berjalan tercatat Rp 69,43 miliar sepanjang Januari-Maret 2017 atau naik dibanding periode sama setahun sebelumnya sebesar Rp 59,503 miliar.
Erajaya menjadi distributor resmi 14 merek dan peritel bagi 16 merek gawai. Total toko yang dimiliki mencapai sekitar 700 unit.
”Keberhasilan bisnis ritel produk IoT tergantung regulasi. Pengurusan izin impor melalui tiga kementerian, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Perindustrian. Untuk beberapa jenis barang, kami masih menunggu izin keluar sampai akhir Agustus,” imbuh Gabriela.