Prime 7 Diperkenalkan Setelah 9 Bulan

Kompas/Didit Putra Erlangga Rahardjo

General Manager Mobile Phone Polytron Indonesia, Usun Pringgodigdo (kedua dari kiri), Jaz, duta produk (tengah), dan Tekno Wibowo, Direktur Pemasaran Polytron Indonesia (kedua dari kanan) menunjukkan Prime 7, ponsel pintar yang dirilis Polytron untuk mengincar pengguna muda di Indonesia, Rabu (16/8). Dijual dengan harga Rp 2,6 juta, mereka menawarkan fitur dan spesifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS - Polytron memperkenalkan ponsel kelas andalan mereka yakni Prime 7 untuk pasar Indonesia, Rabu (16/8). Seri ini terkait dengan Prime 7s yang diluncurkan bulan November 2016 dengan spesifikasi maupun harga jual yang lebih tinggi.

Prime 7 memiliki spesifikasi seperti prosesor delapan inti dari Mediatek berkecepatan 1,5 gigahertz, RAM 3 gigabita, dan penyimpanan internal 32 gigabita, bentang layar 5 inci, baterai dengan kemampuan 2.900 miliampere per jam, dan fitur komunikasi near field communication (NFC). Mulai tersedia sejak hari itu juga, ponsel ini dihargai Rp 2,6 juta.

Seri Prime 7s yang diluncurkan 9 bulan sebelumnya memiliki spesifikasi yang lebih baik lewat harga Rp 3,8 juta. Mulai dari prosesor berkecepatan 2 gigahertz, bentang layar 5,2 inci, sampai penyimpanan internal 64 gigabita, meski harus mengakui kekalahan pada baterai yang hanya 2.300 miliampere per jam.

"Kami mempertahankan angka tujuh di seri ini karena beberapa pertimbangan seperti tujuh keunggulan teknologi yang diusung hingga ulang tahun ke-72 Republik Indonesia yang jatuh besok (17/8). Ponsel ini adalah hadiah untuk ultah Indonesia," kata Tekno Wibowo, Direktur Pemasaran Polytron Indonesia saat peluncuran.

Keunggulan yang ditawarkan oleh ponsel ini adalah teknologi nano molding atau teknik menempelkan besi dan plastik yang memungkinkan bentuk badan ponsel yang ramping tanpa mengorbankan durabilitas. Fitur itu dibuktikan dengan menjatuhkan ponsel dari lantai dua pusat perbelanjaan yang dipakai sebagai acara peluncuran dan ponsel tersebut bertahan.

General Manager Mobile Phone Polytron Indonesia Usun Pringgodigdo menyebut, mereka mengandalkan varian sistem operasi yang dikembangkan sendiri yakni FiraOS untuk perangkat ponsel itu. FiraOS memungkinkan Polytron untuk mengembangkan konten yang dikemas sendiri seperti fungsi niaga untuk membeli token listrik, pulsa elektrik, serta agregator berita untuk mendapatkan informasi terkini.

Kompas/Didit Putra Erlangga Rahardjo

Nano Molding adalah teknologi yang dipromosikan Polytron dalam memperkenalkan Prime 7 di Jakarta, Rabu (16/8). Dengan teknologi ini, produk mereka bisa dibuat dengan rapi dan padat tanpa mengorbankan durabilitas sehingga lebih tahan banting.

"Kami memasang fitur NFC yang dibutuhkan pengguna dalam mengisi kartu pembayaran tol dengan mudah langsung dari ponsel mereka," kata Usun.

Kompas/Didit Putra Erlangga Rahardjo (eld)

Prime 7 merupakan kelanjutan dari Prime 7s yang diluncurkan Polytron pada bulan November 2016 lalu, Rabu (16/8). Dengan harga yang lebih terjangkau yakni Rp 2,6 juta, ponsel ini diharapkan bisa memikat lebih banyak orang dari pada pendahulunya.

Untuk memasarkan ke segmen sasaran mereka, Polytron menggandeng Jaz, penyanyi pria yang dikenal melalui lagu berjudul "Dari Mata" sebagai duta produk.