Riska Terkena Penyakit Misterius, Keluarga Berharap Cepat Ada Pertolongan
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kondisi Ariska Agustin (19), warga Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/9), memprihatinkan. Ia hanya bisa tengkurap dengan posisi kaki bersila. Tubuhnya sering bergetar seperti kejang. Warga dan pihak keluarga berharap gadis yang diabaikan orangtuanya yang bercerai ini bisa segera mendapat penanganan medis.
Ketika Kompas ke rumahnya, di RT 23, Kelurahan Karangjati, Kota Balikpapan, Kamis petang, Ariska mengenakan kemeja panjang dan menutup badannya dengan sarung. Beralaskan kasur tipis yang diletakkan di lantai kamar belakang rumahnya. Badannya bergetar, terangkat-angkat sedikit, seperti kejang.
Segulung kain terselip di mulutnya dan digigitnya erat. Matanya kadang terpejam, kadang agak membelalak. Ketika tubuhnya bergetar-getar, kepalanya terbentur-bentur bantal. Ariska sesekali melihat orang-orang yang menatapnya, tetapi tidak mengeluarkan suara.
Di rumah kayu ini, Ariska tinggal bersama tantenya, Cici Indah Nuraini (33), dan lima anak Cici. Kedua oranguta Ariska bercerai 8 tahun lalu. Rumah itu sekaligus menjadi tempat usaha binatu pakaian yang dijalankan Cici. Riska tinggal di sini sejak enam tahun lalu.
”Kalau Riska (panggilan Ariska) kumat, ya, begini. Enggak mau makan. Minum pun susah. Riska sendiri yang memasang kain di mulutnya agar lidahnya tidak kegigit. Kalau pas tidak kumat, dia bisa empat kali makan dalam sehari. Juga bisa jalan mesti pelan dan tangannya pegangan tembok,” kata Cici.
Sore itu, Ketua RT 23 Karangjati Barokah bersama istri mengunjungi Ariska. ”Awal tahun saya dan Bu Cici pernah bawa Riska ke panti asuhan untuk minta bantuan agar bisa dirawat. Namun, hanya bertahan tiga hari. Riska kumat, warga di panti ketakutan,” ujar Barokah.
Riska, menurut Cici, awalnya seperti anak-anak pada umumnya hingga usia 11 tahun saat tinggal di Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. ”Tapi, ia kadang dipukuli oleh ibunya. Setelah bapak dan ibunya cerai, kondisi Riska semakin begini,” ucapnya.
Warga miskin
Maka, dirawatlah Riska oleh Cici dan neneknya sejak enam tahun lalu. Neneknya kini sudah meninggal. Kondisi finansial Cici sendiri tidak kuat karena anaknya lima. Suaminya mendekam di penjara, tersangkut kasus narkoba dan dihukum 4 tahun 2 bulan. Cici terdaftar sebagi warga miskin.
Cici dan Barokah mengatakan, kondisi Riska pernah disampaikan ke kelurahan, juga puskesmas setempat. Memang sudah ditengok, tetapi belum ada tindakan medis sesuai harapan. Riska juga pernah menjalani terapi herbal, dibantu sebuah lembaga sosial, tetapi hasilnya sama. ”Jadi, kami tidak tahu Riska sebenarnya sakit apa,” kata Barokah.
Riska sebenarnya bisa sedikit merespons. Ketika Kompas coba bertanya kepada Riska, apakah dia merasa sakit, Riska menjawab pelan, ”Iya....” Ketika ditanya badannya yang sakit atau tidak, Riska seperti menggeleng. Ketika ditanya apakah giginya sakit, Riska kembali menjawab, ”Iya....” Beberapa pertanyaan lain tak lagi direspons.
Kompas belum mendapat konfirmasi dari dinas kesehatan setempat. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi yang berada di luar kota, saat ditelepon, mengatakan belum tahu seputar hal ini. Namun, beberapa menit kemudian, Rizal mengonfirmasi, kondisi Riska sebenarnya sudah terpantau jajarannya.
”Sudah rutin terpantau puskemas setempat, kok. Rujukannya ke RS Kanujoso (Balikpapan), juga rutin. Saya yakin ada dokter yang memantau. Tapi, mungkin menurut ibu itu (Cici), belum cukup tertangani,” kata Rizal. Namun, ia tidak menyebut apa penyakit Riska.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.