Walhi Unjuk Rasa Sunyi di Depan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia melakukan unjuk rasa sunyi di depan kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Jumat (13/10) pukul 09.30. Kegiatan ini digelar karena mereka menganggap pemerintah belum melakukan tindakan nyata untuk mengatasi problem akibat perubahan iklim.
Unjuk rasa dilakukan oleh lima anggota Walhi dengan memakai masker hitam. Tiga orang memegang selebaran-selebaran yang menuliskan mereka menolak antara lain REDD+ (Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Plus), karbon biru, dan penggunaan batubara. Sementara dua orang lainnya memegang spanduk yang tertulis mereka menolak solusi yang ditawarkan oleh pemerintah guna menghadapi perubahan iklim.
Manajer Kampanye Keadilan Iklim Walhi Yuyun Harmono mengatakan, ”Perbaikan tidak akan terwujud jika upaya yang dilakukan tidak menjawab persoalan mendasar dari perubahan iklim itu sendiri.”
Pemerintah dianggap masih mengikutsertakan korporasi besar yang terlibat perusakan lingkungan dalam upaya penurunan emisi.
Walhi menganggap REDD+ tidak akan mampu menyelesaikan masalah di sektor kehutanan karena kebijakannya masih memberikan izin bagi hutan tanaman industri (HTI), seperti kelapa sawit. REDD+ adalah langkah-langkah yang didesain untuk mengurangi emisi dari gas rumah kaca akibat deforestasi dan degradasi lahan.
Di sektor kelautan, Walhi melihat pemerintah belum melihat potensi pesisir dan laut yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dengan terus melakukan proyek reklamasi dan industri ekstraktif lainnya. Industri ekstraktif adalah industri yang bahan bakunya diambil dari alam sekitar, di antaranya pertanian, perhutanan, perikanan, peternakan, atau pertambangan.
”Kami berharap pemerintah segera menentukan wilayah kelola rakyat (WKR) sehingga rakyat menjadi pengelola utama dengan pengetahuan dan kerarifan lokal yang dimiliki. Ini juga dilakukan demi melindungi hutan dari industri ekstraktif,” tutur Yuyun. (DD13)