JAKARTA, KOMPAS – Penayangan perdana film pendek berjudul Draw the Line merupakan salah satu cara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dan dunia tentang deforestasi akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit. Selain edukasi, tujuan lain film tersebut adalah meminta Presiden Joko Widodo segera melaksanakan moratorium sawit yang dijanjikan sejak 2016.
“Kami ingin masyarakat mengetahui dampak ekspansi perkebunan kelapa sawit terhadap hutan dan masyarakat sekitarnya,” kata Yuyun Harmono, Manajer Kampanye Keadilan Iklim Walhi, seusai pemutaran film tersebut di Taman Menteng, Jakarta, Sabtu (14/10).
Produksi kelapa sawit di Indonesia, kata Yuyun, bertujuan untuk memenuhi permintaan luar negeri. Dua pertiga produksi kelapa sawit nasional adalah demi kepentingan ekspor ke negara lain.
“Contohnya negara-negara Uni Eropa, mereka mengimpor kelapa sawit dari Indonesia untuk dijadikan bahan bakar (agrofuel). Agrofuel dinilai mereka lebih ramah terhadap lingkungan dibandingkan fossil fuel,” katanya.
Konsumsi bahan bakar yang tinggi di Eropa tersebut kemudian mendorong terjadinya ekspansi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Masyarakat lokal pun terkena imbas, berupa pengambilalihan lahan hutan, dampak sosial ekonomi, dan dampak lingkungan.
Tujuan kedua dari pembuatan film pendek tersebut adalah agar Presiden Joko Widodo bisa melihat fakta dari ekspansi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dengan melihat fakta, diharapkan moratorium sawit yang direncanakan oleh pemerintah bisa segera terlaksana.
Film pendek berdurasi tiga menit tersebut dibuat dalam format virtual reality hasil kerja sama Walhi Eksekutif Nasional, Walhi Kalbar dan Friends of the Earth Belanda. Format tersebut dipilih dengan alasan agar penonton bisa lebih mengalami secara langsung kenyataan yang terjadi di lapangan.
Film tersebut bisa diperoleh dengan mudah karena dapat diunduh melalui Google Playstore atau Appstore. Film itu telah ditayangkan lebih dahulu di Belanda pada 27 September 2017 dan memiliki tiga pilihan bahasa, yaitu bahasa Inggris, Belanda, dan bahasa Indonesia. (DD03)