logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiHentikan Pakai Cat Bertimbal...
Iklan

Hentikan Pakai Cat Bertimbal dan Asbes

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat diimbau menghentikan penggunaan cat yang mengandung timbal dan berhenti menggunakan asbes yang telah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya beracun. Paparan kedua bahan itu dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama tumbuh kembang anak.Imbauan tersebut menyusul hasil kajian sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menunjukkan cat bertimbal positif ditemukan pada peralatan sekolah (bangku dan meja) dan permainan (ayunan, jungkat-jungkit, panjatan, dan seluncuran)."Enam dari 19 sekolah yang dikunjungi, dengan bantuan alat XRF (X-Ray Fluorescence), menunjukkan hasil pembacaan (terpapar timbal) hingga 10 miligram per sentimeter persegi. Sementara batas aman yang direkomendasikan US Department of Housing and Urban Development adalah 1 miligram per sentimeter persegi," tutur Budi Susilorini, Direktur Pure Earth/Blacksmith Indonesia, di Jakarta, Senin (23/10).Budi mengatakan itu saat menyampaikan hasil Kajian Risiko Cat Bertimbal yang dilakukan Pure Earth/Blacksmith Institute, BaliFokus, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal, dan Kementerian LHK pada 2016-2017 di lokasi perumahan, sarana pendidikan anak-anak (PAUD dan TK), dan taman bermain anak di Jabodetabek dalam seminar "Bahaya Timbal dan Asbestos pada Fasilitas Anak".Selain cat bertimbal, masyarakat juga diingatkan bahaya asbes yang biasa digunakan untuk atap rumah dan berbagai keperluan lain. Bahkan, beberapa pusat pendidikan anak usia dini menggunakan asbes untuk atap ruang kelas.Yuyun Ismawati, Senior Advisor BaliFokus, mengatakan, pemakaian cat bertimbal dan asbes di fasilitas pendidikan dan taman bermain anak anak, termasuk di rumah-rumah, berisiko tinggi terhadap kesehatan anak-anak dalam jangka panjang. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa asbes dan timbal merupakan 2 dari 10 kimiawi yang harus mendapat prioritas perhatian.Oleh karena itu, melalui Global Alliance to Eliminate Lead Paints (GAELP), WHO yang didukung Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menetapkan periode 22-28 Oktober 2017 sebagai International Lead Poisoning Prevention Week of Action 2017 (Pekan Internasional Pencegahan Bahaya Timbal 2017)."Dampak dari paparan timbal dan debu asbes terhadap otak anak balita akan membekas sepanjang hidup. Hal ini sebetulnya dapat dicegah. Dengan membiarkan tetap beredarnya cat-cat bertimbal tinggi, kita membatasi perkembangan intelektual anak-anak kita dan generasi bonus demografi," papar Yuyun.Firman Budiawan dari Ina-BAN (Indonesia-Ban Asebestos Network) mengatakan, kampanye menghentikan penggunaan asbes untuk atap harus dilakukan. Penyakit yang terkait asbes (asbestos related diseases/ARDs) tak mudah terdeteksi, tetapi bisa dihindari. Caranya dengan menggunakan bahan atap alternatif yang lebih aman dan dapat mengurangi risiko paparan asbes.Firman mengungkapkan, pada akhir 2016, pihaknya memeriksakan 20 pekerja di perusahaan asbes di Cibinong dan Karawang. Sembilan di antaranya diduga terpapar asbes. (son)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000