logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiBiasakan Makan Sehat Mulai...
Iklan

Biasakan Makan Sehat Mulai dari Keluarga

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Obesitas pada anak balita dan anak bisa menimbulkan komplikasi penyakit tidak menular dan gangguan psikososial. Padahal, obesitas sebenarnya bisa dicegah oleh orangtua dengan membiasakan mengonsumsi makanan sehat dalam keluarga sejak anak berusia dini.Pengajar pada Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Klara Yuliarti, mengatakan, anak yang obesitas biasanya memiliki orangtua yang juga gemuk. Faktor lingkungan, yaitu pola makan, menjadi penyebab utama obesitas pada anak.Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 menunjukkan, prevalensi kegemukan pada anak balita 11,9 persen. Angka itu turun dibandingkan dengan tahun 2010, yang mencapai 14 persen. Untuk mencegah obesitas, sejak berumur satu tahun, anak harus mulai dibiasakan mengonsumsi makanan keluarga. Kudapan juga harus sehat, rendah lemak, gula, ataupun garam. Kalau bisa, kudapan berupa buah. Minum susu pun harus dibatasi tak lebih dari 500 cc sehari. "Pola makan sehat dibangun dari bayi. Minuman anak cuma dua, yakni air putih atau susu. Susu juga harus dibatasi. Biasakan ini sampai usia remaja atau sekolah," kata Klara, Senin (20/11), di Jakarta.Terkait asupan gula, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan konsumsinya maksimal 10 persen dari total kalori yang dikonsumsi per hari. Ironisnya, ada banyak minuman manis dalam kemasan botol di pasaran yang kandungan gulanya bisa sampai tiga kali dari volume harian yang dianjurkan.Selain membiasakan pola makan sehat di keluarga, pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah dengan membiasakan beraktivitas fisik untuk membakar kalori yang sudah masuk ke dalam tubuh. Aktivitas fisik dan pengaturan pola makan ini yang menjadi jalan keluar mencegah obesitas.Risiko komplikasiKlara mengingatkan, mencegah anak jadi obesitas jauh lebih baik daripada mengobati anak yang sudah mengalami obesitas. Anak yang telanjur obesitas memiliki sejumlah risiko komplikasi permanen, antara lain hipertensi, diabetes melitus tipe 2, gangguan tidur (sleep apnea), gangguan persendian, perlemakan hati, dan batu empedu.Klara mencontohkan, pada anak yang mengalami sleep apnea, tidurnya akan mendengkur dan aliran oksigen ke otaknya terganggu akibat tebalnya lemak di daerah leher. Anak tersebut biasanya akan sulit konsentrasi di sekolah, kerap mengantuk, hingga prestasinya terganggu.Komplikasi lain juga bisa muncul, seperti cemas, depresi, rendahnya kepercayaan diri, kualitas hidup rendah, dan menjadi korban perundungan.Psikolog klinis Aurora Lumbantoruan dari Keara Konsultan Psikologi menambahkan, seperti halnya konsekuensi medis dari obesitas, dampak psikososial pada anak obesitas kerap tidak disadari oleh orangtua.Anak yang obesitas rentan menjadi sasaran ejekan dan perundungan teman sebayanya karena ukuran tubuhnya. Ia juga akan merasa malu terhadap tubuhnya dan akhirnya tak percaya diri. Ia juga kerap mengalami penolakan dan tak dilibatkan dalam pergaulan oleh teman sebayanya karena ukuran tubuhnya."Anak obesitas yang mengalami itu cenderung menarik diri dan mencari kenyamanan dengan makan hingga mendorong ke dalam kondisi depresi yang lebih dalam," ujarnya.Menurut Aurora, orangtua bisa berperan mencegah obesitas dengan tidak menjadikan makanan sebagai penghargaan atas prestasi anak. Pencegahan obesitas dimulai dengan mengubah perilaku konsumsi keluarga. (ADH)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000