BOJONEGORO, KOMPAS — Sebanyak 20 situs geologi di Bojonegoro, Jawa Timur, telah diusulkan sebagai kawasan cagar alam geologi berupa geoheritage dan geopark tingkat nasional kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Saat ini, ada tujuh situs yang lolos verifikasi sebagai kawasan cagar alam geologi, selebihnya diarahkan untuk pengembangan wisata.
Hal itu terungkap dalam forum diskusi terfokus yang membahas hasil verifikasi Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) Bojonegoro, Senin (20/11). Diskusi itu menghadirkan pakar geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta, Jatmika Setiawan, dan Kepala Subbidang Pengembangan Geologi Lingkungan Badan Geologi Kementerian ESDM Tatang Hidayat. Selain itu, ada pihak Perhutani dan Dinas Sumber Daya Alam Jawa Timur.
Tatang Hidayat menjelaskan, Indonesia kaya laboratorium alam terkait geologi, termasuk di Bojonegoro. Dari 20 usulan KACG di Bojonegoro, tujuh yang lolos, yakni Petrolium Geoheritage Wonocolo, Kayangan Api, Kedung Lantung, fosil binatang laut purba, serta struktur antiklinal lapangan minyak di Kawengan, baik puncak, bagian sayap kanan, maupun sayap kiri.
Situs lain yang diusulkan adalah Sendang Gong, Gunung Pegat, Kubur Kalang, Goa Soko, dan sumber mata air Selogajah, dan sumber air panas Watugandul, Negri Atas Angin, Gunung Watu, Banyukuning, formasi Kalibeng dan Kedungmaor. Potensi itu bisa dikembangkan untuk wisata didukung infrastruktur memadai.
Menurut Tatang, geoheritage Wonocolo memiliki keanekaragaman batuan dan dapat berfungsi sebagai laboratorium alam. Batuan yang tersingkap merupakan batuan yang menyimpan cadangan (reservoir) minyak bumi. Di Wonocolo, ada jejak struktur geologi masa lampau.
Kayangan Api dinilai memiliki keunikan proses geologi dengan kemunculan sumber api alami. Kedung Lantung memiliki keanekaragaman batuan dan bisa menjadi laboratorium alam. Batuannya yang tersingkap merupakan reservoir minyak bumi, terbukti dari rembesan minyak di beberapa titik.
Pakar geologi UPN Veteran, Yogyakarta, Jatmika Setiawan, memaparkan, sejak 2015 pihaknya mendampingi Bojonegoro untuk mengusulkan kepada Kementerian ESDM menetapkan situs geologi di Bojonegoro sebagai geoheritage petroleum dan geopark. Tujuannya agar membuka peluang menjadi situs geologi internasional yang ditetapkan UNESCO.
Tim Geologi Kementerian ESDM pun melakukan kajian untuk mengoreksi isi dokumen studi ilmiah terkait potensi geoheritage petroleum dan geopark petroleum yang tersebar di sejumlah kecamatan. Situs geologi di kawasan Kedungmaor terdapat di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang.
Situs di lapangan sumur minyak tua Wonocolo ada di Kecamatan Kedewan, situs aliran Bengawan Solo purba ada di Kecamatan Padangan. Api abadi, Kayangan api, ada di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem. Sumber air panas Watu Gandul terletak di Kecamatan Gondang. Timnya juga menemukan sejumlah fosil binatang laut.
Jatmika menilai penerbitan sertifikat status geoheritage petroleum dan geopark petroleum dari Kementerian ESDM dinilai penting agar kawasan tersebut segera menjadi KCAG Nasional. ”Kami baru dua tahun mendampingi, tujuh usulan lolos menjadi geopark nasional, merupakan prestasi luar biasa,” ujarnya.
Bupati Bojonegoro Suyoto mendukung sejumlah situs geologi di Bojonegoro diusulkan masuk dalam daftar cagar alam geologi. Hal itu memberikan dasar hukum kuat untuk melarang semua aktivitas yang merusak di kawasan situs geologi. Pada 27 April 2016, ia meresmikan desa wisata edukasi berbasis migas, yakni Petroleum Geoheritage Wonocolo, di kawasan penambangan minyak tradisional di Kecamatan Kedewan.