Lapan Pun Merintis Roket Pengorbit Satelit
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional sudah mampu membuat satelit, hingga menghasilkan tiga satelit mikro. Sayang keberhasilan ini belum diikuti penguasaan teknologi roket sebagai peluncurnya. Lapan baru sampai pada pembuatan roket RX 450.
Uji coba terbang roket eksperimen berhasil dilaksanakan di Pamengpeuk, Garut, Kamis (7/12). Roket bergaris tengah 450 mm (RX 450) itu diluncurkan dari lokasi peluncuran milik Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Lapan di pantai selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di pagi yang cerah itu, roket melesat ke udara hingga akhirnya jatuh di Samudra Hindia.
"Hasil peluncuran ini masih dianalisis," kata Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa, Rika Andiarti. Hasil simulasi di komputer menunjukkan, dengan sudut elevasi 70 derajat, jangkauan yang bisa dicapai roket yang membawa muatan 250 kg ini sekitar 87 km, sedangkan ketinggiannya 20 km.
"Dilihat pada manuvernya ketika roket ini melesat ke udara, performansinya lebih baik dibanding dua desain roket serupa sebelumnya. Meski begitu, penyempurnaan desain roket ini akan terus dilakukan," ujar Rika.
Kepala Program Peluncuran Roket, Bagus H Jihat, menambahkan, RX 450 merupakan roket versi ketiga, hasil penyempurnaan roket yang dibuat pada 2015 dan 2016. Pada uji coba roket pertama, RX 450 terbang tidak stabil dan dinyatakan gagal. Uji terbang roket kedua dilakukan pada tahun lalu setelah memperbaiki kestabilan terbang. Namun, jangkauannya baru 52 km pada elevasi penembakan 70 derajat.
"Uji terbang roket ketiga ini dilakukan dengan mengurangi berat payload yang awalnya 350 kg menjadi 250 kg untuk meningkatkan jangkauannya," ujar Rika. Roket-roket yang dirancang saat ini masih menggunakan bahan bakar padat.
Dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2019, kata Rika, Lapan sudah membuat program untuk peningkatan unjuk kerja roket ini pada sistem penerimaan data dan jangkauan terbangnya. Targetnya adalah menghasilkan Roket Pengorbit Satelit (RPS), sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk.
Namun, kata Rika, jalan untuk mencapai target itu masih panjang. Dalam Renstra Lapan pada 2019 ditargetkan lembaga riset antariksa ini mampu meluncurkan roket 3 tingkat. Dua tingkat pertama motor roket dan tingkat ketiga muatan yang bisa dilepas atau diseparasi.
Tahun depan, Lapan akan meluncurkan roket 2 tingkat, di mana tingkat pertama bermuatan motor roket dan tingkat kedua berupa muatan sonda. Muatan tersebut akan dapat dilepas dari motor roket. Sementara litbang motor roket bertingkat baru dilakukan untuk roket dengan ukuran kecil.
"Tahun depan juga akan diluncurkan RX 320, yaitu untuk menguji sistem separasi muatan," ujar Rika. Tahun berikutnya akan diuji statik roket berukuran lebih besar, yaitu RX 550.
Roket terbesar
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, RX 450 merupakan roket terbesar yang pernah diluncurkan Lapan. Roket ini merupakan roket keenam yang dikembangkan Lapan. Generasi terdahulu berturut-turut memiliki diameter 70, 100, 150, 250, dan 320 mm.
Roket ini nanti akan digunakan untuk maksud damai, salah satunya sebagai RPS dan roket Sonda. Program pengembangan RPS ini disinergikan dengan rencana pembangunan Bandar Antariksa, yang tercantum dalam UU Keantariksaan.
Lebih lanjut, Thomas mengatakan, penguasaan teknologi roket mengalami banyak kendala teknis dan nonteknis. Selain keterbatasan anggaran, untuk merealisasikan program ini belum ditunjang dengan SDM dan industri pendukung yang memadai.
Selama ini kesulitan juga dihadapi dalam pengadaan bahan bakar roket atau propelan. Roket yang dikembangkan Lapan selama ini menggunakan bahan bakar roket atau propelan buatan sendiri, antara lain aluminium perklorat.
Beberapa waktu lalu, Adi Sadewo Salatun, mantan Kepala Lapan, mengatakan, jika peluncuran RX-420 berhasil, akan dibangun roket 2 tingkat dengan diameter 420 mm dan 320 mm. Setelah itu mengarah pada RPS yang terdiri dari 4 buah, propulsi 420 dan satu propulsi 320. Roket pengorbit ini dapat membawa nano satelit yang persiapannya akan memakan waktu 2 tahun.
Dalam peluncuran roket, kata Thomas, sementara ini Lapan menggunakan lokasi di Pamengpeuk yang menghadap Samudra Hindia. Lokasi peluncuran roket di Garut ini, sesuai kesepakatan dengan pemda setempat, selain digunakan untuk uji terbang roket, juga digunakan untuk kegiatan riset lainnya, seperti uji statik, uji pesawat tanpa awak, serta pengamatan antariksa dan atmosfer. (YUNI IKAWATI)