JAKARTA, KOMPAS - Indonesia memiliki 1.247 industri obat tradisional, dan 70 persen diantaranya ialah industri mikro dan kecil yang tak memiliki fasilitas produksi berstandar. Akibatnya, mereka tak mendapat izin edar produknya dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Keberadaan fasilitas ini jadi syarat pendaftaran obat tradisional di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Untuk itu, laboratorium percontohan Cara Pembuatan Obat Tradisonal yang Baik (CPOTB) dan berstandar dibangun di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong jadi model pengembangan CPOTB industri obat herbal.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Agus Haryono, Jumat (9/3), di Jakarta, dengan anggaran total Rp 40 miliar, pembangunan laboratorium obat herbal terstandar ditargetkan selesai Agustus nanti dan beroperasi Oktober 2018.
Fasilitas percontohan ini terdiri dari unit persiapan bahan baku, unit proses ekstraksi, unit formulasi dengan sediaan tablet, kapsul, dan cair. Ada juga unit analisis mikrobiologi, unit analisis kimia, unit farmakologi atau hewan uji, dan laboratorium pengembangan. "Jadi mutu produk bisa dikontrol. Beberapa proses skala pilot 100-300 liter per hari bisa dibangun di pusat riset ini," kata Agus.
Obat tradisional terdiri dari jamu, obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka. Jamu hanya butuh uji standar keamanan karena teruji turun temurun. Adapun Obat Herbal Terstandar (OHT) harus lewat uji pra klinis yakni in vitro dan in vivo pada hewan uji. Sementara fitofarmaka harus melalui uji klinis pada manusia. “Laboratorium yang dibangun LIPI fokus pada OHT,” ujarnya.
"Fasilitas yang akan dibangun ini bisa jadi percontohan laboratorium CPOTB bagi industri kecil dan menengah guna memercepat pengembangan produk obat," kata Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bambang Subiyanto, pada peletakan batu pertama pembangunan fasilitas itu, Kamis (8/3).
Potensi pengembangan obat tradisional besar karena Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman sebagai bahan obat. Menurut Agus, tim peneliti di Puslit Kimia LIPI menemukan senyawa-senyawa baru dari ekstrak tanaman asli Indonesia yang berpotensi sebagai anti kanker, anti diabetes, anti malaria, dan antioksidan.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.