JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kelautan dan Perikanan menggandeng sejumlah komunitas pecinta laut untuk membantu pemerintah menjaga kekayaan laut Indonesia. Secara khusus, para pecinta laut yang akrab dengan olahraga selam diajak untuk berkontribusi aktif melindungi keanekaragaman hayati melalui kegiatan tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudji Astuti meyakini rasa cinta pada kelestarian ekosistem laut bisa ditanamkan pada masyarakat lewat kegiatan menyelam. "Jika sedang menyelam di pelosok Indonesia, ajaklah juga anak-anak setempat untuk ikut menikmati keindahan laut mereka," kata Susi saat membuka acara Sarasehan Harmoni Laut di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018).
Susi menilai tak semua masyarakat yang tinggal di titik-titik strategis kegiatan selam memiliki kesempatan untuk menikmati keindahan laut mereka. "Anak-anak di tempat itu juga perlu tahu keindahan laut agar mereka merasa perlu untukikut menjaganya," ujar Susi.
Rencananya KKP akan membentuk wadah bagi komunitas-komunitas pecinta laut di bawah payung organisasi bernama Pandu Laut. Organisasi itu terbuka bagi masyarakat umum dan bermarkas di kampung halaman Susi, Pangandaran, Jawa Barat.
Inisiator Pandu Laut sekaligus Vokalis Grup Band Slank Kaka mengatakan, organisasi itu dibentuk demi menjaga rumah bermain mereka. "Rumah bermain kami itu laut, saat ini aktifitas ilegal yang merusak laut masih marak. Untuk itu perlu ada harmoni antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaganya supaya lestari," kata Kaka.
Pandu Laut bukan hanya menjadi wadah bagi para penghobi selam, tetapi juga wadah bagi semua aktivis lingkungan yang memiliki kepedulian terhadap laut. Komitmen untuk menjaga laut itu perlu segera didorong karena pada Oktober 2018 Indonesia akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference.
Peraih Penghargaan Ocean Heroes 2018 sekaligus Direktur Eksekutif Gerakan Diet Plastik Indonesia Tiza Marifa menilai perlu segera ada regulasi yang melarang penggunaan plastik sekali pakai. "Plastik sekali pakai itulah yang mengotori lautan kita dan membahayakan satwa di dalamnya," ucap Tiza.
Mafia laut
Susi menyatakan ia telah menenggelamkan 363 kapal asing yang melakukan ilegal fishing di perariran Indonesia. Menurutnya, saat ini, masih terdapat 77 kapal tangkapan yang menunggu untuk ditenggelamkan.
"Biar saja kapal-kapal itu saya tenggelamkan, dulu mereka tangkap ikan sekarang saya buat mereka jadi rumah ikan," ujar Susi. Usaha itu diterapkan oleh KKP sebagai peringatan bagi nelayan asing agar tak mencuri ikan di perairan Indonesia.
Susi mengatakan ada banyak mafia laut di Indonesia. "Pelanggaran-pelangaran yang terjadi di laut itu terstruktur. Contohnya banyak kapal yang memalsukan Surat Izin Penangkapan Ikan agar bisa menghindari pajak dan bisa menggunakan solar bersubsidi," kata Susi.
Selain itu, penggunaan bom, potas, dan cantrang untuk menangkap ikan juga mendapat perhatian khusus KKP karena memiliki dampak merusak yang sangat tinggi. "Jangan pikir laut kita ini luas, satu cantrang itu panjangnya bisa sampai 50 kilometer. Kalau ada 10 kapal pemakai cantrang berjejer, habis sudah ikan di laut kita," ucap Susi.
Aktifitas-aktifitas ilegal tersebut mengancam masa depan sumber daya laut Indonesia. Bahkan, jika aktifitas ilegal itu terus berlanjut, bukan tak mungkin dalam 50 tahun ke depan kerusakan laut Indonesia sudah mencapai level yang tak tertolong lagi.
Untuk itu, Susi mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan aktifitas ilegal yang terjadi di laut Indonesia. "Laporkan saja melalui media sosial KKP, maka akan langsung kami tindak," kata Susi. (E06)