Peneliti Temukan Air Tawar di Bawah Laut Mediterania
Tim ilmuwan dari Pusat Penelitian Kelautan Helmholtz (Geomar) Jerman dan University of Malta menemukan air tawar di kawasan Laut Mediterania.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
Meski jumlahnya tak terbatas, mayoritas air di Bumi merupakan air asin dan tidak cocok digunakan sebagai air minum. Kondisi ini membuat para peneliti terus melakukan pencarian sumber air tawar baru khususnya di daerah yang kering. Ada informasi terbaru, tim peneliti berhasil menemukan bukti kuat adanya air tanah di lepas Pantai Malta, Kawasan Laut Mediterania.
Hanya sekitar tiga persen dari air yang ada di Bumi merupakan air tawar. Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang dapat digunakan untuk air minum atau irigasi. Oleh karena itu, pencarian sumber daya air tawar secara intensif terus dilakukan para peneliti khususnya di daerah kering atau semi-kering.
Dengan menggunakan metode baru, tim ilmuwan dari Pusat Penelitian Kelautan Helmholtz (Geomar) Jerman dan University of Malta menemukan bukti kuat dari reservoir air tanah di bawah dasar laut di lepas Pulau Mediterania. Hasil studi ini telah terbit di jurnal Geophysical Research Letters Volume 48, 30 Juni 2021.
Penulis utama studi tersebut sekaligus peneliti dari Geomar, Amir Haroon mengemukakan, penemuan tersebut didasarkan pada ekspedisi oseanografi yang dilakukan pada tahun 2018. Peneliti menggunakan metode geofisika yang disebut seismik refleksi dan dikombinasikan dengan teknik elektromagnetik baru untuk mendeteksi endapan di bawah dasar laut.
”Data kami menunjukkan bahwa air tanah terbentuk dari bagian yang terisolasi dalam formasi batu kapur berjarak tiga kilometer dari pantai,” ujar Amir dikutip dari laman resmi Geomar, Rabu (11/8/2021).
Dengan menggunakan pemodelan numerik, para peneliti menemukan bukti bahwa badan air tanah di dekat pantai kedua juga diprediksi berada di pantai Malta. Badan air tersebut kemungkinan terbentuk selama zaman es terakhir, yakni 20.000 tahun yang lalu atau ketika permukaan laut lebih rendah dari hari ini.
Air tanah lepas pantai kemungkinan merupakan sumber air minum baru yang tidak konvensional yang harus dipertimbangkan dalam strategi pengelolaan air nasional di masa depan untuk pulau-pulau Malta. (Aaron Micallef )
Profesor geologi kelautan University of Malta, Aaron Micallef, menyatakan bahwa penemuan ini memiliki sejumlah implikasi penting bagi penelitian dan eksplorasi tentang air tawar ke depan. Sebab, air tanah lepas pantai kemungkinan merupakan sumber air minum baru yang tidak konvensional yang harus dipertimbangkan dalam strategi pengelolaan air nasional di masa depan untuk pulau-pulau Malta.
Aaron menambahkan, keberadaan air tanah di lepas pantai yang kering dan berkapur seperti Malta merupakan pertanda baik bagi daerah serupa di Mediterania yang menderita kelangkaan air. Namun, ia juga mengingatkan bahwa penggunaan air tanah yang ditemukan ini kemungkinan tidak akan berkelanjutan karena tidak bisa diisi ulang secara aktif dan tingkat pemompaan yang rendah.