logo Kompas.id
InternasionalAS Teguhkan Komitmen
Iklan

AS Teguhkan Komitmen

Oleh
· 3 menit baca

SEOUL, KAMIS — Di tengah kekhawatiran akan perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di kawasan Asia pada era kepemimpinan Presiden AS Donald Trump, Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis akhirnya kembali meneguhkan komitmen kerja sama pertahanan keamanan dengan Korea Selatan, Kamis (2/2).Kedua negara sepakat bahu- membahu menghadapi ancaman serangan Korea Utara dengan melanjutkan rencana pemasangan sistem anti rudal AS yang baru, terminal high altitude area defense (THAAD), di wilayah Korea Selatan. Teknologi baru ini dipasang dengan tujuan utama guna mengantisipasi ancaman rudal Korea Utara terhadap Korea Selatan dan Jepang.Ketika berbicara dengan wartawan, Mattis juga mengecam tindakan provokatif Korut. Ia juga akan membicarakan strategi lain dalam menghadapi Korut dengan Korsel dan Jepang jika strategi saat ini tidak ampuh juga untuk membuat Korut mengakhiri program rudal dan nuklirnya.Korut bulan lalu sudah menyatakan siap meluncurkan rudal balistik antarbenua yang dikhawatirkan bisa mencapai daratan AS. "Kalau bukan karena perilaku provokatif Korut, kami tentu tidak akan membutuhkan THAAD di Korsel," ujar Mattis.Mattis mengatakan, Tiongkok atau negara lain selain Korut tidak perlu khawatir dengan pemasangan THAAD di Korsel karena tujuan utamanya hanya untuk mengantisipasi serangan dari Korut. Tiongkok khawatir THAAD itu akan mengganggu keseimbangan keamanan regional. Alasan ini membuat para pemimpin oposisi di Korsel mendorong pemerintah untuk membatalkan atau menunda rencana pemasangan THAAD.Ketika berbicara dengan Perdana Menteri Korsel Hwang Kyo-ahn, Mattis menyampaikan pesan Trump yang menekankan kerja sama dengan Korsel sebagai prioritas AS. Bagi AS, saat ini yang terpenting adalah menangani kenyataan adanya ancaman Korut terhadap Korsel dan AS.Dalam perbincangan itu, Hwang-sebagai pejabat presiden pengganti Presiden Park Geun- hye yang dimakzulkan-menekankan pentingnya menekan Pyongyang. Bentuk tekanan ini termasuk mempertegas sanksi dan persatuan dalam pertahanan bersama AS.Berubah sikapPerjalanan Mattis ke Korsel dan Jepang ini bertolak belakang dengan pernyataan-pernyataan Trump pada saat ia berkampanye dalam pemilihan presiden. Pada masa kampanye itu, Trump kerap mengeluhkan kerugian AS akibat perjanjian pertahanan dengan Korsel dan Jepang.Ia bahkan mengatakan, Korsel semestinya mempersenjatai diri sendiri dengan senjata nuklir untuk menghadapi rudal Korut dan tidak bergantung pada bantuan AS. Trump juga sempat mengancam akan menarik pasukan AS dari dua negara itu jika mereka tidak menambah dukungan finansial bagi 28.500 tentara AS di Korsel dan 47.000 tentara AS di Jepang.Pernyataan Trump inilah yang membuat Korsel dan Jepang khawatir, ditambah lagi dengan Korut yang semakin agresif menguji coba nuklirnya. Pemimpin Korut Kim Jong-Un, bulan lalu, mengumumkan pengembangan rudal balistik antarbenua sudah hampir selesai. Menurut lembaga kajian AS tentang Korut, 38 North, Korut mulai aktif mengoperasikan reaktor utama di pembangkit tenaga nuklir Yongbyon yang memproduksi plutonium untuk kepentingan program senjata nuklir. Jika telah selesai, rudal antarbenua Korut ini diperkirakan bisa meluncur 5.500-9.000 kilometer. Namun, ada juga yang bisa mencapai 10.000 kilometer atau lebih.Selama ini banyak perdebatan di pemerintah dan para ahli yang menyatakan hanya ada dua pilihan bagi AS untuk menghadapi Korut, yakni negosiasi atau melancarkan aksi militer. Dua pilihan itu tidak menjanjikan keberhasilan, apalagi aksi militer yang justru akan lebih membahayakan Korsel dan Jepang.(REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000