logo Kompas.id
InternasionalJatuhnya Korban Sipil Sulut...
Iklan

Jatuhnya Korban Sipil Sulut Sentimen Anti AS

Oleh
· 3 menit baca

DUBAI, KAMIS — Komando Sentral Amerika Serikat (CENTCOM), Rabu (1/2), menyatakan, sejumlah warga sipil tewas dalam serbuan mereka ke basis kelompok militan Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) di Provinsi Al Bayda, Yaman, hari Minggu lalu. Kelompok pemikir International Crisis Group (ICG) mengatakan, jatuhnya warga sipil akibat serangan itu bisa menyuburkan sikap anti AS di semua spektrum politik Yaman, yang menguntungkan Al Qaeda. Melalui pernyataan tertulis, CENTCOM menyebutkan, tim investigasi "menyimpulkan dengan menyesal bahwa warga sipil nontempur diperkirakan tewas" dalam serangan hari Minggu itu. Disebutkan, anak-anak termasuk dalam korban tewas. Pentagon mengatakan, selain menyebabkan seorang anggota pasukan khusus AL AS, William "Ryan" Owens, tewas, serangan itu juga menewaskan 14 anggota militan. Namun, petugas medis di lokasi serangan menyatakan, sekitar 30 orang tewas, termasuk 10 perempuan dan anak-anak. "Pengerahan tentara AS, besarnya jumlah korban warga sipil, dan tanpa mempertimbangkan dinamika politik dan suku lokal masuk dalam narasi AQAP dalam mempertahankan Muslim melawan Barat serta bisa meningkatkan sentimen anti AS dan perekrutan AQAP," demikian pernyataan ICG, Kamis (2/2). Serangan ke pusat AQAP itu merupakan operasi militer pertama yang diotorisasi Presiden Donald Trump selaku panglima tertinggi militer AS. Menurut beberapa pejabat militer yang tidak mau disebut namanya, baku tembak sengit serangan itu menewaskan Owens serta sedikitnya 15 perempuan dan anak-anak. Juru Bicara Pentagon Kapten Jeff David mengatakan, saat itu beberapa perempuan melepaskan tembakan. Dalam pernyataan, Al Qaeda mengatakan, seorang pemimpin senior dan beberapa anggota militan yang tak disebutkan jumlahnya tewas. Washington juga menghadapi pertanyaan soal apakah seorang anak perempuan AS berusia 8 tahun juga tewas akibat serangan tersebut. Sumber-sumber lokal menyebutkan, anak perempuan yang tewas itu adalah anak perempuan pemimpin senior ulama Al Qaeda dan warga AS, Anwar al-Awlaqi, yang terbunuh dalam serangan pesawat tanpa awak AS tahun 2011.Persiapan tidak memadaiBeberapa pejabat militer AS juga mengatakan, Trump menyetujui operasi kontra terorisme pertamanya tanpa dukungan intelijen yang memadai, tanpa dukungan pasukan darat, atau persiapan cadangan memadai. Hasilnya, tim pemukul SEAL (pasukan khusus AL AS) diterjunkan di markas Al Qaeda yang dibentengi dengan ranjau-ranjau bom, penembak runduk, dan personel pasukan yang lebih besar dari perkiraan awal. Saat dikonfirmasi hal itu, Pentagon merujuk pada pernyataan CENTCOM."CENTCOM meminta operasi yang kami yakini memiliki peluang sukses dan saat kami meminta otorisasi, kami pasti yakin ada peluang operasi itu sukses berdasarkan perencanaan kami," kata Kolonel John Thomas, "Operasi apa pun yang bakal Anda tempatkan, pelaksanaannya di lapangan selalu mengandung risiko," katanya. Konflik di Yaman, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menelan korban lebih dari 7.400 orang tewas sejak Maret 2015. (AFP/REUTERS/SAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000