logo Kompas.id
InternasionalDiplomasi Modern Diplomasi...
Iklan

Diplomasi Modern Diplomasi Digital

Oleh
· 3 menit baca

Kemajuan teknologi komunikasi informasi menghadirkan fenomena baru dalam hubungan internasional. Media sosial menjadi bagian dari cara kebanyakan pemimpin dunia berkomunikasi, baik ke dalam dengan rakyatnya maupun ke luar dengan pemimpin negara lain. Hanya dalam sekejap, berbagai pernyataan tentang macam-macam isu bermunculan di perangkat-perangkat media sosial tentang berbagai persoalan dari yang ringan sampai masalah-masalah serius kenegaraan. Semua persoalan ini muncul seketika, tidak lagi menunggu laporan media tradisional seperti koran dan majalah yang membutuhkan proses untuk bisa menghadirkan informasi kepada para pembacanya.Fenomena ini menghadirkan kenyataan baru. Tata kelola pemerintahan dan hubungan internasional menjadi berbeda dengan sebelumnya. Polemik politik di dalam suatu negara hadir seketika di tengah masyarakat yang secara instan mendorong sikap pro-kontra. Pada kasus Presiden Donald Trump di Amerika Serikat yang baru melaksanakan jabatannya selama tiga pekan, memunculkan konflik politik internal yang serius.Pada kasus Indonesia, mantan kepala negara bisa langsung menyatakan presiden berkuasa berada di balik aksi politik saling menjatuhkan, menekan, dan menantang demi kepentingan politiknya. Pada tingkat regional dan global, hubungan AS-Australia setelah percakapan telepon Presiden Trump dan PM Australia Malcolm Turnbull bisa menjadi perdebatan serius dengan cuitan Twitter Trump yang menyebutkan perjanjian tentang pengungsi kedua negara hasil pemerintahan sebelumnya sebagai dumb deal (kesepakatan bodoh).Akibatnya, friksi tingkat kepala negara menghebohkan banyak pihak. Para menteri dan duta besar sibuk menjelaskan apa saja yang dibicarakan. Di masyarakat luas, persoalan menjadi penghinaan atas kesepakatan sakral kedua negara. Fenomena ini pun muncul di Inggris, jajak pendapat masyarakat menolak rencana kunjungan Presiden Trump ke negara mereka.Ada faktor-faktor yang ikut menentukan fenomena ini yang akan menjadi bagian penting dalam hubungan internasional. Pertama, kemajuan digitalisasi dalam hubungan internasional menghadirkan masyarakat luas sebagai aktor baru yang bisa memengaruhi diplomasi negara. Apa pun keputusan dan pernyataan dari pemimpin tertinggi sampai ke lapisan birokrasi paling bawah bisa tergoyahkan secara dinamis tergantung perkembangan peran dan pendapat aktor masyarakat.Kedua, kemajuan digitalisasi menghadirkan perangkat-perangkat canggih yang mengubah isi, bentuk, dan rupa pesan-pesan yang bermunculan di jejaring sosial. Berita palsu yang populer sebagai hoax bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk pemerintah itu sendiri. Dan ketiga, digitalisasi memiliki kekuatan menghadirkan dalam sekejap posisi suatu negara terhadap negara lain. Popularitas jejaring media sosial tidak hanya menumbuhkan reaksi di negara lain, tapi juga mendorong para mesin birokrasi untuk memiliki pendapatnya sendiri tentang rumusan kebijakan yang disusun dan dijadikan pegangan pemerintah.Bedanya, pada diplomasi digitalisasi sekarang perilaku yang dicerminkan para pemimpin mana pun akan menghadirkan reaksi luas di kalangan rakyat suatu negara, tidak lagi menjadi perdebatan diplomasi tingkat tinggi. Fenomena ini menjadi ancaman serius dalam hubungan internasional karena friksi dan perbedaan pendapat muncul seketika. Diperlukan model baru pengelolaan hubungan internasional untuk mencegah tajamnya perbedaan, dan akan mengubah keseluruhan struktur tatanan normal dan nilai-nilai hubungan internasional.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000