logo Kompas.id
InternasionalManila Perlu Dukungan
Iklan

Manila Perlu Dukungan

Oleh
· 3 menit baca

MANILA, RABU — Tidak ingin wilayah perairan di wilayah selatan menjadi sarang bajak laut, Filipina menyerukan dukungan internasional. Bahkan, menurut sejumlah pejabat, Rabu (8/2), Manila mengajak Amerika Serikat dan Tiongkok terlibat menjaga jalur pelayaran di Selat Sibutu.Selat Sibutu berada antara Sabah (Malaysia) dan Filipina selatan. Tahun lalu, jalur pelayaran niaga itu diganggu oleh gerombolan bersenjata yang dipimpin oleh Abu Sayyaf. Puluhan awak kapal, baik dari Malaysia, Indonesia, maupun Filipina, menjadi sasaran penculikan. Meskipun sebagian besar dari mereka telah dibebaskan, ulah gerombolan bersenjata tersebut memicu alarm dan menjadi perhatian regional.Para pejabat penjaga pantai Filipina mengatakan, ulah gerombolan Abu Sayyaf telah menjadi ancaman bagi jalur pelayaran internasional itu. Manila pun tidak ingin Selat Sibutu yang sebelumnya aman berubah menjadi kawasan seperti Somalia, tempat bajak laut atau kelompok-kelompok bersenjata menebar teror serta mengancam stabilitas dan keamanan kawasan.Manila pun tak ingin jalur pelayaran yang setiap tahun dilalui lebih dari 13.000 kapal dan menjadi rute tercepat antara Australia dan pusat-pusat kekuatan ekonomi Asia: Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, itu hancur.Sebelumnya, Biro Maritim Internasional dan Pemerintah Indonesia telah mengingatkan bahwa Selat Sibutu menjadi semakin berbahaya. Kepala Penjaga Pantai Filipina Komodor Joel Garcia mengatakan, jika para operator harus menghindari wilayah itu, mereka harus merogoh kocek lebih dalam karena harus mengambil jalur lain.Garcia menjelaskan, meningkatnya insiden pembajakan di Sibutu telah mendongkrak biaya pengiriman barang, termasuk asuransi kapal, kargo, dan kru. Selain itu, mengalihkan pelayaran melalui Selat Lombok akan memakan waktu lebih lama dan karena itu juga menjadi lebih mahal."Oleh karena itu, ini bukan hanya menjadi perhatian Filipina, Indonesia, dan Malaysia, tetapi harus menjadi perhatian masyarakat pelayaran internasional," kata Garcia.Manila pun tengah berupaya meminta dukungan Washington, sekutu tradisional mereka, untuk menggelar latihan militer bersama di perairan Filipina selatan. Menurut Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana, langkah itu diharapkan dapat menjawab persoalan yang dihadapi di Sibutu.Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak kekuatan utama Asia, yaitu Tiongkok, untuk membantu mengerahkan armada laut mereka di wilayah rawan pembajakan itu. Permintaan itu mengacu pada pengiriman armada laut Tiongkok ke Teluk Aden, Somalia, tahun 2009. Armada itu berpatroli di Teluk Aden untuk memberi perlindungan pada kapal-kapal Tiongkok dari ancaman para perompak Somalia.Desakan Duterte itu muncul sehari setelah ia bertemu dengan utusan khusus dari Indonesia. Utusan khusus tersebut ingin tahu apa yang telah dilakukan dan direncanakan Manila untuk mengatasi ancaman di perairan selatan Filipina itu.Pemerintah Indonesia memang sangat berkepentingan terkait dengan isu tersebut. Saat ini, setidaknya ada tujuh nelayan atau awak kapal asal Indonesia disandera oleh jaringan kelompok Abu Sayyaf.Mereka diculik saat berlayar di wilayah perairan antara Sabah dan Filipina. Penculikan itu terjadi hanya dalam waktu kurang dari dua bulan, pada Desember 2016-Januari 2017. Salah satunya terjadi pada 20 Januari lalu ketika tiga nelayan asal Indonesia diculik di wilayah itu.Langkah ManilaGarcia mengatakan, pekan depan pihaknya akan membahas rincian kemungkinan kerja sama patroli laut Filipina-Tiongkok. Pembahasan itu akan dilakukan dalam pertemuan antara penjaga pantai kedua negara di Manila.Adapun Lorenzana berjanji akan membicarakan persoalan tersebut dengan mitranya dari Tiongkok. Salah satu materi yang ingin dibicarakan adalah bagaimana mengoperasionalisasikan patroli bersama di perairan Filipina selatan. (AFP/JOS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000