logo Kompas.id
InternasionalMeja Perundingan Dibuka Lagi
Iklan

Meja Perundingan Dibuka Lagi

Oleh
· 3 menit baca

SANGOLQUI, RABU — Meja perundingan Pemerintah Kolombia dan kelompok gerilyawan hangat kembali. Kali ini pemerintah memulai perundingan tahap pertama dengan Tentara Pembebasan Nasional, Rabu (8/2), untuk mengakhiri konflik yang berlangsung selama sekitar 53 tahun dan menimbulkan korban sedikitnya 260.000 jiwa.Sebelumnya, November 2016, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos berhasil menyepakati perdamaian dengan kelompok bersenjata terbesar dan terkuat Kolombia, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia atau FARC. "Generasi baru dan para korban berhak atas perdamaian sehingga perundingan ini harus didorong," kata Juan Manuel Santos dalam akun pribadi di media sosial Twitter, Senin lalu.Pemimpin tim perunding perdamaian dari pemerintah, Juan Camilo Restrepo, optimistis perundingan kali ini akan dapat mengakhiri konflik peperangan selama ini. Namun, para pengamat justru mengingatkan proses perdamaian Tentara Pembebasan Nasional (ELN) itu tidak akan mudah, bahkan bisa jadi lebih alot ketimbang FARC kemarin. Perundingan dengan FARC dimulai November 2012 hingga September 2016.Baru mulai berunding saja sudah ada friksi di antara keduanya. Restrepo memperingatkan ELN, jika mereka masih saja menculik orang, proses perundingan ini tak akan ke mana-mana. Pernyataan ini langsung dibalas oleh pemimpin tim perundingan dari pihak ELN, Pablo Beltran. Ia meminta pemerintah juga bertanggung jawab atas segala perbuatan selama konflik. Jika pemerintah bersedia menyanggupi ini, ELN juga siap melakukannya.Akan lebih alotPerundingan dengan ELN ini sebenarnya sudah dimulai secara diam-diam sejak tiga tahun lalu. Proses dengan ELN pun bukan pertama kali, tetapi sudah kelima kali sejak 1990-an. Perundingan terbaru tiga tahun lalu itu tak berhasil karena ELN tidak mau membebaskan mantan anggota parlemen Odin Sanchez yang mereka sandera. Proses perundingan tetap berjalan dan pada akhirnya Sanchez dibebaskan pada Kamis lalu dengan barter dua anggota ELN yang dipenjara.Untuk menunjukkan niat baik, ELN membebaskan lagi sandera, yakni seorang tentara yang telah ditahan selama dua pekan. Pakar konflik Kolombia, Frederic Masse, dari Universidad Externado, Bogota mengingatkan, proses perdamaian tak akan mulus karena ELN menyimpan tuntutan yang lebih fundamentalis daripada kelompok FARC. "Mereka pasti menuntut perubahan sosial yang lebih jelas," ujarnya.Penculikan akan menjadi persoalan rumit dan sensitif dalam berproses dengan ELN. Berbeda dengan FARC, ELN masih belum menghentikan penculikan karena penculikan itulah yang selama ini menjadi sumber utama penghasilan kelompok tersebut.Selain itu, pemilihan presiden 2018 dikhawatirkan juga mengancam proses perdamaian. Rasa optimisme rakyat terhadap perundingan perdamaian ini juga menurun. Jajak pendapat oleh Datexco menunjukkan 51,7 persen dari 900 narasumber masih merasa optimis. Angka ini turun dari 67,4 persen pada Oktober 2016.Meski perundingan kali ini lebih independen dibandingan dengan perundingan dengan FARC, agenda perundingan akan tetap meliputi isu yang serupa, yakni partisipasi politik, perlucutan senjata, dan kompensasi ganti rugi bagi para korban. Restrepo menjamin kedua belah pihak akan setia pada agenda.Santos diharapkan tak lagi bersikap terlalu lunak kepada ELN yang didirikan oleh para pendeta radikal Katolik yang terinspirasi revolusi Kuba pada 1959 ini. Jika perdamaian dengan dua kelompok bersenjata Kolombia ini tercapai, pemerintah yakin akan dapat menumpas semua kelompok kriminal di Kolombia yang selama ini digerakkan bisnis perdagangan narkoba.(REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000