logo Kompas.id
InternasionalKorut Tidak Terkendali
Iklan

Korut Tidak Terkendali

Oleh
· 3 menit baca

SEOUL, SENINProgram pengembangan rudal Korea Utara diklaim berhasil oleh pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, setelah peluncuran rudal jarak menengah dan panjang tipe baru, Pukguksong-2. Rudal baru ini sanggup membawa hulu ledak nuklir. PBB dijadwalkan membahas masalah ini pada Senin (13/2). Rudal tipe baru Pukguksong-2 yang artinya polaris atau bintang utara ini diluncurkan dengan sistem "pelontar dingin". Awalnya, rudal itu diangkat dengan menggunakan tekanan dari gas kompresi terlebih dahulu. Setelah itu, rudal itu akan meluncur dengan roketnya sendiri. Sistem seperti ini pada umumnya digunakan pada rudal-rudal yang diluncurkan dari kapal selam. Ambisi Korea Utara mewujudkan pengembangan rudal berbahan bakar padat ini makin mengkhawatirkan. "Pembuatan mesin penggerak berbahan bakar solid yang besar itu sangat susah. Fakta bahwa Korut ternyata bisa melakukannya itu jelas merupakan kemajuan yang pesat bagi Korut," kata Jonathan McDowell dari Pusat Smithsonian Harvard untuk Astrofisika. Mesin yang menggunakan bahan bakar padat itulah yang bisa membuat rudal mampu meluncur lebih cepat, kekuatannya bertambah, dan daya jangkau bisa lebih jauh. "Mesin bahan bakar padat itu berarti bahan bakarnya disimpan terlebih dahulu sehingga rudal meluncur lebih cepat dan bisa diluncurkan dari dalam goa, terowongan, atau jembatan. Rudal ini juga sulit dilacak satelit karena tak butuh kendaraan pendukung saat diluncurkan," kata Melissa Hanham, peneliti senior Institut Middlebury Studi Internasional di Monterey, California. Korut sudah 5 kali menguji coba nuklir, 2 kali pada tahun lalu. Selama ini, Korut mengklaim mampu membuat senjata nuklir dengan ukuran lebih kecil supaya dapat dipasang di rudal. Namun, klaim ini belum dapat dipastikan kebenarannya. Rudal yang diluncurkan, Minggu, itu diarahkan ke wilayah aman. Korsel menyebutkan, ketinggian rudal itu mencapai 550 km dan sejauh 500 km arah Laut Jepang. Rudal itu mendarat di timur pantai Semenanjung Korea.Jepang, negara tetangga dekat Korut, mendesak agar PBB memberi sanksi lebih tegas pada Korut karena provokasi Korut semakin mengkhawatirkan. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga meminta Tiongkok bersikap tegas sebagai anggota tetap di Dewan Keamanan PBB. Friksi AS dan KorselMenjawab desakan Jepang, Tiongkok mengaku menentang uji coba peluncuran rudal Korut itu karena melanggar resolusi PBB. "Semua pihak harus menahan diri dan menjaga perdamaian dan keamanan regional bersama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang. Dalam pandangan Tiongkok, friksi dengan Amerika Serikat dan Korsel-lah yang menjadi alasan dan motif utama Korut meluncurkan rudal. Presiden AS Donald Trump menuduh Tiongkok kurang berusaha dan dibalas Tiongkok dengan pernyataan AS terlalu berlebihan. Pengaruh Tiongkok sebenarnya tidak terlalu besar bagi Korut. Tiongkok menuding AS justru menghambat pencapaian solusi dengan enggan berbicara langsung kepada Korut. "Akar masalahnya justru friksi AS, Korsel, dan Korut. Kami sudah berkali-kali mendorong, baik AS maupun Korsel, untuk segera berdialog langsung dengan pihak Korut," kata Geng. Ia juga mengingatkan, Tiongkok telah mengimplementasikan resolusi nuklir secara utuh. Beijing juga selama ini sudah berusaha membantu penyelesaian isu Semenanjung Korea dengan terlibat aktif dalam mediasi dan perundingan perdamaian. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000